Trichinosis adalah penyakit yang disebabkan oleh larva cacing
Trichinela spiralis. Cacing dewasanya hidup dalam usus mamalia dan larvanya
dalam jaringan otot hospes yang sama. Hewan yang rentan adalah babi, tikus,
beruang dan manusia. Sapi, domba, kambing kurang rentan.
Siklus Hidup
Bila larva yang infektif termakan oleh hewan atau
manusia, kapsul kistanya akan lepas di usus halus. Larva yang terlepas akan
masuk keselaput lendir usus dan menjadi dewasa setelah 2 hari. Cacing yang
sudah dewasa kelamin itu keluar dari selaput lendir dan masuk kelumen usus
dimana terjadi perkawinan. Setelah kawin yang jantan segera mati dan yang
betina setelah pembuahan masuk ke mukosa usus sampai kesaluran limfe dan mengeluarkan
larva. Larva akan mengikuti aliran limfe terus keductus thoracicus yang
kemudian mengikuti aliran darah dan sesudah melewati paru-paru terus tersebar
ke otot badan. Otot-otot yang banyak mengandung larva
adalah diafragma, lidah laring, mata, maseter, abdominalis dan intercostae.
Larva yang sudah mencapai otot ini mengubur diri dengan arah sejajar dengan
serabut otot, kemudian melingkar dan mengkista pada hari ke tujuh. Setelah 30
hari larva berukuran 0,8-1 mm dan melingkar menyerupai huruf S didalam kista,
lama kelamaan terjadi pengapuran sehingga dinding kista makin sempurna. Larva didalamnya bisa tahan 11 tahun pada
babi dan 31 tahun pada manusia.
Cara Penularan
Babi terinfeksi akibat makan tikus yang menderita
trichinosis. Disamping itu tinja tikuspun dapat infektif apabila tikus makan
daging yang mengkista dan larvanya dikeluarkan dalam keadaan tidak tercerna.
Selain itu babi juga dapat sebagai sumber infeksi bagi babi lain. Babi tertular
biasanya bila diberikan makanan dari sisa restoran yang tercemar daging babi
yang mengandung lava infektif.
Gejala klinis
Gejala klinis ditimbulkan dipengaruhi oleh
faktor-faktor sbb:
Jumlah cacing, besar dan umur hewan, otot yang diserang, daya tahan
tubuh hewan dan adanya penyakit lain. Gejala yang patogenitas adanya larva
pada alat-alat pernapasan yang dapat melumpuhkan alat pernapasan. Gejala
yang jelas (manusia) adalah diare, sakit otot, suara parau, oedema pada dahi
dan tuli, cacing ini memproduksi zat racun yang sangat berbahaya pada hewan.
Penyakit ini bersifat zoonosis, berbahaya bagi manusia pemakan
daging babi. Cacing dewasa
pada usus dapat menimbulkan iritasi dan menyebabkan enteritis.
Perubahan anatomi.
Kelainan hanya terjadi pada tempat-tempat
ditemukan kista.
Diagnosa
a.
Metode Kompresi
Trichinosis dapat didiagnosa dengan menjepit sepotong
daging yang diperoleh secara biopsi atau otopsi diantara gelas obyek dan
diperiksa dibawah mikroskop atau trichinoskop.
b.
Metode digesti
Metode digesti dengan menggunakan asam pepsin. Larutan
asam pepsin ini dapat menghancurkan otot, tetapi kistanya tetap utuh.
100 ml asam pepsin + 4 gram daging------- dibiarkan 1
jam 370 C------- supermatanya dibuang dan endapan doperiksa adanya
larva.
c.
Metode serologik
Metoda ELISA dan Circum Larva Micro Presipitation Test
Cara kerja Circum Larva Micro Presipatition test adalah
:
Tempat larva dalam serum hewan tersangka pada suhu 37 C,
bila disekitar larva itu terjadi penggumpalan pada serum antibodi, hasilnya
positif.
Pencegahan
1.
Memutuskan siklus hidup
- pengobatan penderita
- bahan makanan untuk babi yang berasal dari sisa dapur dan RPH harus dimasak terlebih dahulu.
- Pemeliharaan ternak secara intensif dan higiene
- Meniadakan tikus yang berkeliaran di RPH dan kandang babi
2.
pengawasan terhadap ternak
potongan, terutama didaerah tertular
3.
memasak daging dengan sempurna
dengan suhu paling sedikit 65,6 C
4.
RPH harus dilengkapi dengan
kamar pendingin hal ini untuk pencegahan kiste terhadap konsumen. Kiste pada
tempratur-27 C selama 36 jam akan mati.
No comments:
Post a Comment