SEL
SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN
Kompetensi
dasar
Mendeskripsikan komponen
kimiawi sel, struktur, dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.
Deskripsi
Bab
ini mempelajari teori perkembangan sel, komponen kimiawi Sel. Struktur sel dan
fungsinya. Sel sebagai unit terkecil makhluk hidup secara struktural dan
fungsional. Sel terdiri dari membran plasma, sitoplasma, nukleus dan
organel-organel yang masing-masing mempunyai fungsi khusus.
Kata kunci
Eukariot, prokariot, virion,
capsid, organel sel, protoplasma, sitoplasma, nukleoplasma
PENDAHULUAN
Sel merupakan unit struktural dan fungsional organisme
hidup. Organisme terkecil terdiri dari sel tunggal; sebaliknya, tubuh manusia
mengandung sedikitnya 1014 sel. Terdapat berbagai jenis sel, yang
amat bervariasi dalam ukuran, bentuk dan fungsi khususnya. Dalam segenggam
tanah, atau segelas air kolam terdapat berbagai jenis organisme uniselular.
Dan, di dalam tiap organisme multiselular yang lebih tinggi (tubuh manusia atau
tanaman jagung), terdapat puluhan atau ratusan jenis sel yang berbeda, semuanya
terancang secara khusus untuk bersama-sama berfungsi di dalam bentuk jaringan
dan organ. Tetapi, bagaimanapun besar dan kompleksnya organisme tersebut,
setiap jenis sel mempertahankan sifat khusus dan kebebasannya.
Sejarah penemuan sel
Sel merupakan suatu bentukan hidup yang terlalu kecil
untuk dilihat dan disentuh. Akan tetapi ribuan publikasi setiap tahunnya yang
menjelaskan berbagai macam aspek dari sel. Tumbuhan, hewan dan mikrobial,
terdiri dari sel suatu ruangan kecil yang dibatasi oleh selaput, berisi cairan
pekat. Bentukan hidup yang paling sederhana Berupa sel-sel soliter yang
memperbanyak diri dengan cara membelah. Organisme tingkat tinggi, seperti
mammalia, merupakan organisme selular, yang di dalamnya terdapat kelompokan sel
yang melaksanakan berbagai fungsi khusus, saling berkaitan dengan sistem
komunikasi yang sangat rumit
Sel mempunyai dimensi yang kecil, maka penemuan sel
baru terjadi setelah ditemukan mikroskop alat yang tersusun dari lensa-lensa yang
mampu membentuk bayangan, diperbesar pada objek-objek yang kecil.
Pada tahun 1665 Robert Hooke, seorang berkebangsaan
Inggris, melaporkan bahwa dari pengamatannya dengan menggunakan mikroskop
terhadap irisan gabus botol ia melihat bahwa gabus tersebut mempunyai struktur
seperti rumah lebah. la memberi nama "sel"
pada kompertemen yang dilihatnya. Istilah ini berasal dari bahasa latin, "cellula" berarti bilik kecil.
la berkesimpulan pula bahwa tiap bagian itu
menyeluruh dibatasi oleh dinding, yang dilihat oleh Robert Hooke itu pada
hakekatnya adalah dinding-dinding sel pada jaringan mati pada tumbuhan, yang
semula dihasilkan oleh sel-sel hidup yang diliputinya. ,
Tahun
1835 Durjadin, menyatakan bahwa di dalam sel terdapat suatu zat yang kental.
Zat inilah yang sekarang dikenal dengan nama protoplasma. Pada tahun 1838
Matthias Von Schleiden berkesimpulan bahwa tubuh tumbuhan tersusun oleh
sel-sel, dan bahwa sel-sel embrio tumbuhan timbul dari suatu sel. Di pertengahan abad 19
tercetuslah konsep yang menyatakan bahwa semua sel berasal dari sel yang telah
ada. Virchow menyatakan "omnis cellula
a cellula" (Issoegianti, 1993).
Pada tahun 1839 Thoedore
Schwann mempublikasikan laporan yang lebih komprehensif mengenai dasar sel pada
kehidupan hewan, Schwann menyatakan bahwa semua jaringan, baik otot maupun
saraf, elastis atau kaku, terdiri dari sel-sel, konsep bahwa sel adalah unit
elementer universal dari struktur dan fungsi nyarik merupakan dasar "teori
sel". Laporan Sehleiden dan Schwann tersebut, keeuali memberi formulasi
"teori sel", juga memberi perhatian khusus pada inti sel, yang
ditemukan beberapa tahun sebelumnya oleh Robert Brown, hubungannya dengan
fungsi sel.
Pada akhir abad ke-19 para
ahli mulai menganalisis struktur dan fungsi sel. Hal pertama mengenai asal usul
sel, Dalam tahun 1855 Robert Remak dan Rudolf Virchow mengajukan konsep
mengenai asal sel; sel-sel hanya dapat timbul oleh adanya pembelahan sel yang
telah ada. Menjelang abad ke-20, banyak pakar menemukan berbagai jenis struktur
atau bentukan di dalam sel. Misalnya: Benda menemukan mitokondria, Golgi
menemukan diktiosom, Bonim mendapatkan ergastoplasma dan de Duve membuktikan
adanya lisosoma. Dengan kemajuan teknologi dan ditemukannya alat-alat yang
canggih, saat ini di ketahui bahwa struktur dan kegiatan sel tidak sesederhana
seperti yang diduga semula.
Sel-sel eukariota menunjukkan
bentuk yang sangat bervariasi; bentuk sesuatu sel umumnya tergantung pada
fungsinya. Sel-sel darah pada Mammalia berbentuk bikonkaf, suatu keadaan yang
bertujuan untuk menambah luas area permukaan untuk efektivitas dalam
penggantian CO2 dan O2 dengan lingkungannya. Sel-sel
epitel pada kulit berbentuk rata. Sel-sel yang terkumpul di sekeliling tubulae
berbentuk baji atau hampir seperti kubus, ialah yang terdapat pada pankreas dan
ginjal. Sel-sel otot memanjang atau berbentuk gelendong, memungkinkan adanya
kontraksi dan ekspansi menurut aksis longitudinalnya. Sel-sel saraf mempunyai
perpanjangan yang memungkinkan pengiriman informasi melalui jarak yang jauh,
dan terkoordinasi pada pelbagai bagian pada organisme.
Bentuk sel tumbuhan juga
bermacam-macam. Ada yang seperti peluru, kubus, poliedris, prisma, memanjang,
seperki sangat erat hubungannya dengan fungsinya masing-masing.
Mengenai ukuran sel juga
bervariasi, balk pada bakteri, tumbuhan, maupun hewan. Sebagai contoh dapat
disebutkan bahwa penampang lintang sel tumbuhan mempunyai ukuran rata-rata
1/1000 – 1/10 mm (10 - 100 µm). Tetapi ada pula sel sel yang mempunyai diameter
lebih dari 1 mm, hingga dapat dilihat dengan mata biasa, misalnya sel-sel
empulur batang atau sel-sel daging buah. Panjang sel-sel serabut ada yang
sampai beberapa ratus mm, sedang panjang sel-sel getah dapat mencapai beberapa
meter.
Sifat, Keistimewaan dan Organisasi Sel
Seperti telah diuraikan
oleh Schleiden dan Schwann, sel-sel dapat dianggap sebagai "unit-unit
kehidupan". Dapat diduga bahwa semua bentuk kehidupan, terlepas dari
sifatnya, mempunyai dasar seluler. Sel-sel mempunyai
sifat semiotonomi dapat diambil dari organisma multisel dan tetap hidup dan
sehat di luar organisma tersebut. Terbukti pula bahwa sel-sel dari organisma
manapun, termasuk manusia, dapat dibudidaya di luar tubuh (in vitro) dengan
kondisi tertentu yang memungkinkannya tetap hidup, sampai lama setelah
organisma asalnya mati. Misalnya, sel-sel manusia telah dibudidayakan untuk
kurun waktu puluhan tahun, dan dapat disiapkan bagi peneliti dengan hanya
mengambilnya dari freezer.
Aktivitas organisma multisel
ternyata merupakan refleksi sifat-sifat sel-sel yang menyusunnya. Organisma
mengambil makanan, mencernakan dan mengasimilasinya, dan melepaskan bahan yang
tidak dipergunakan; organisma mengambil oksigen dan melepas karbondioksida; dalam
tubuhnya keadaan air dan garam diaturnya; organisma tubuh, berkembang biak, dan
bergerak, organisma juga bereaksi terhadap rangsangan dari luar, menggunakan
energi untuk mengadakan aktivitas mewariskan sifat-sifat genetik kepada
keturunannya, dan akhirnya mati.
Suatu organisma merupakan
jumlah (kumpulan) bagian-bagiannya, dan aktivitasnya merupakan jumlah aktivitas
sel-sel yang menyusunnya. Namun, dapat pula dikatakan bahwa organisma adalah
jauh lebih dari sekedar kumpulan sel-selnya.
BAHAN PENYUSUN SEL: PROTOPLASMA
Sifat Kimia dan Komposisi
Protoplasma terdiri dari
sekumpulan yang memiliki tanda-tanda hidup. Dari analisis kimia terlihat bahwa
protoplasma terdiri dari air, protein, lipida, sakharida, dan garam-garam
mineral sebagai yang terlihat pada tabel di bawah.
Tabel
1.1. Senyawa- senyawa penyusun Protoplasma
Sel
Senyawa
|
Protoplasma
Sel hewan (dalam %)
|
Protoplasma sel
Tumbuhan (dalam %)
|
Air
|
60,0
|
75,0
|
Senyawa
organik:
|
35,7
|
22,5
|
Protein + asam nukleat
|
17,8
|
4
|
Lipida
|
11,7
|
0,5
|
Sakharida
|
6,2
|
18
|
Senyawa
anorganik
|
4,3
|
2,5
|
(Issoegianti,
1993)
Air
Menurut
Issoegianti (1993) air
yang terdapat di dalam sel dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Air
intramolekuler, yaitu molekul air yang merupakan bagian dari molekul-molekul
air protein, yang berjumlah sekitar 4% dari air selular. Air terikat, merupakan
molekul-molekul air yang terikat pada protoplasma dan memerlukan tenaga cukup
besar untuk memisahkannya. Air intramolekuler tidak dapat dihilangkan tanpa
merusak protoplasma.
Peran air di dalam sel
sangat penting. Air berfungsi sebagai pelarut dan mengangkut senyawa-senyawa
serta molekul-molekul baik yang diperlukan oeh sel maupun sisa metabolisme yang
akan di keluarkan dari dalam sel. Di, samping itu berbagai reaksi enzimatik memerlukan
air sebagai agen reaksi.
DI dalam air bebas, terlarut
berbagai jenis senyawa kimia. Senyawa-senyawa terbagi dalam 3 kelompok: yang
pertama adalah garam-garam mineral terutama yang mengandung K, Na, Fe, dan
lain-lain. Kelompok kedua adalah senyawa-senyawa organik yang terlarut, dan
yang ketiga yaitu gas-gas terlarut: O2, CO2, N2 yang berasal
dari udara (Issoegianti, 1993).
Protein
Hampir sebagian besar sel memiliki bobot kering yang
tersusun dari lebih 50% protein. Dari jumlah tersebut tampak bahwa protein
merupakan komponen sel yang sangat penting. Protein tersusun unsur-unsur:
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein berfungsi sebagai penyusun
strutural sel, penyimpanan, transportasi, pengiriman signal, pergerakan,
proteksi serta dapat pula berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat
terjadinya reaksi di dalam sel.
Protein
memiliki struktur yang sangat kompleks. Meskipun memiliki susunan yang sangat
kompleks, semua protein disusun dari kumpulan 20 macam asam amino yang sama. Berdasarkan
struktur molekulnya, protein diklasifikasikan sebagai berikut: protein fibrosa
dengan contoh: kolagen, fibrin, aktin dan sebagainya. Selain itu protein
digolongkan pula sebagai sebagai protein struktural dan fungsional.
Protein-protein struktural antara lain membentuk membentuk kerangka sel atau
sitoskelet. Selain itu protein struktural dijumpai pula sebagai penyusun
kolagen pada kulit, rawan dan tulang, keratin pada kuku, rambut dan
sebagainya.Protein fungsional merupakan protein yang terlibat langsung dalam
metabolisme sel, mudah terurai dan terakit kembali. Protein mencakup enzim-enzim yang merupakan
katalisator pada proses metabolisme, hormon, hemoglobin dan sebagainya
(Issoegianti, 1993).
Lemak
Lipid atau lemak meruapan satu molekul biologis
yang besar. Kelompok lipid memiliki ciri yang penting yaitu tidak memiliki atau
sangat kecil afinistasnya terhadap air. Ciri ini ilah yang sering diistilahkan
dengan sifat hidrofobik. asam lemak, lemak netral, fosfolipid, glikolipid, terpen
dan steroid. Asam lemak memiliki dua daerah yaitu: 1) rantai
karbon yang bersigfat hidrofobik, tidak larut atau sedikit larut air, kurang
reaktif tetapi sangat larut dalam pelarut organik non polar seperti aseton,
benzene dan kloroform, 2) gugus asam karboksilat, yang mengion di dalam
larutan, larut dalam air dan mudah bereaksi membentuk ester. Asam lemak
merupakan sumber makanan. Terdapat dalam sitoplasma berupa tetesan-tetesan
gliserida yang terdiri dari tiga rantai asam
lemak yang masing-masing terikat pada gliserol. Selain sebagai sumber makanan
dan tenaga, peranan asam lemak yang terpenting adalah sebagai penyususn selaput
plasma, selaput tipis ini sebagian besar dari fosfolipid.
Setiap
molekul fosfolipid memiliki ekor hidrofilik yang terdiri dari dua buah rantai
asam lemak dan gugus kepala yang bersifat polar dan hidrofilik. Molekul
fosfolipid sesungguhnya adalah detergen.
Tetesan fosfolipid pada air akan
membentuk lapisan tipis di permukaan air tersebut. Selaput ini terdiri dari satu lapis
molekul-molekul fosfolipid pada berkaitan ekor dengan ekor membentuk dwilapisan
fosfolipid yang merupakan struktur dasar selaput plasma (Issoegianti, 1993).
Kabohidrat
Karbohidrat seringkali disebut sakarida, karena
terdiri dari rantai molekul gulsa yang disebut monosakarida. Beberapa molekul. Beberapa molekul mengandung unsur nitrogen dan sulfur. Dua
molekul monosakarida saling berkaitan disebut disakarida. Babarapa buah
disakarida dan trisakarida membentuk polisakarida.
Polisakarida
merupakan untaian monosakarida yang sangat panjang. Untaian ini dapat lurus
maupun bercabang-cabang. Polisakarida
dapat berupa selulosa pembentuk dinding sel tumbuhan, asma hialuronat yang
merupakan salah satu substansi antar sel pada jaringan ikat, amilum, dan
glikogen.
Asam
Nukleat
Asam nukleat merupakan suatu polemer yang tersusun atas monomer-monomer yang disebut dengan
nukleotida. Fungsi utama nukleotida adalah penyuimpan informasi (DNA), sintesisn protein (RNA), dan transfer
energi (ATP and NAD). Nukleotida mengandung gulsa, basa nitrogen, dan fosfat.
Gula berupa ribose atau deoksi ribose. Keduanya dibedakan atas dasar ada
tidaknya oksigen pada deoksiribosa. Selain itu, keduanya merupakan cincin
pentosa.
Terdapat lima macam basa nitrogen. Purin (Adenin dan
Guanin) memiliki struktur cincin ganda, sedangkan pirimidin (sitosine, Timin dan
Urasil) merupakan cincin tunggal.
Asam deoksiribosa (DNA) merupakan pembawa sifat apda 99%
mahluk hidup. Basa pada
DNA terdiri dari C, G, A and T. Fungsi DNA adalah penyimpan informasi genetik
No comments:
Post a Comment