Merupakan penyakit perasit pada ternak babi, disebabkan oleh cacing
Metatrongylus sp. berpredeleksi di dalam alveoli paru-paru. Babi dapat tertular
oleh larva infektif, ditandai oleh gejala bronchitis dan pneumonia.
Metastrongylus disebabkan oleh cacing Metastrongylus
(apri, salmi dan pudendotectus), di Indonesia disebabkan oleh M. apri.
Cacing Metastrongylus sp. umumnya menyerang babi, juga pernah dilaporkan
menyerang rusa, domba, ternak lain dan manusia.
Cara Penularan
Cacing Metastrongylus sp.dewasa akan bertelur, telurnya berada di
dalam sputum dan karena proses batuk maka telur akan tertelan dan keluar
bersama tinja. Pada lingkungan yang mendukung telur akan berkembang menjadi
larva stad.3 yang bersifat infektif, atau setelah keluar bersama tinja telur
cacing akan termakan oleh cacing tanah yang selanjutnya berkembang menjadi
larva infektif. Penularan terjadi apabila babi memakan cacing tanah yang
mengandung larva std. 3, atau apabila cacing tanah mati maka larva stadium 3
terbebas dan mencemari makanan atau minuman dan merupakan sumber pencemaran.
Patogenesa dan Gejala klinis
Cacing dewasa yang hidup pada paru-paru akan menimbulkan kerusakan
alveoli sehingga dapat terjadi bronchitis dan pnemonia sehingga gajal klinis
yang tampak berupa batuk batuk, sesak nafas dan pertumbuhan terhambat terutama
pada babi muda. Kematian biasanya terjadi akibat infeksi sekender atau
tersumbatnya alveoli dan saluran saluran udara oleh cacing dewasa.
Diagnosa dan Pengobatan
Berdasarkan gejala klinis dan didukung oleh pemeriksaan laboratorium
yaitu menemukan telur cacing. Pengobatan dengan methyridine SC dengan dosis 44
mg/kg bb.
No comments:
Post a Comment