AYAM
ETIOLOGI
Infeksi cacing pita pada ayam disebabkan oleh genus
(Davainea, Raillietina dan Amoebotaenia), hidup di dalam usus halus
SPESIES
CACING
|
PREDILEKSI
|
HOSPES
INTERMEDIER
|
BENTUK
PERALIHAN
|
Davainea
proglottina
|
Duodenum
|
Siput gastropoda (Limax, Arion, Cepoe, Agrolimax)
|
Sistiserkoid
|
Raillietina
· tetragona
· echinobothrida
· cesticellus
|
½ bag. Post. usus halus
usus halus
usus halus
|
Semut (Pheidole, tetramorium)
Semut {tetramorium (caesfitum, semilaeve)} {Pheidole
(venelandica, palliduta)}
Kumbang (Calaathus, Amara, Pterostichus,
Bradycellus, Harpalus, Poecilus, Zabrus)
|
sistiserkoid
sistiserkoid
sistiserkoid
|
Amoebotaenia
cuneata
|
usus halus
|
Cacing tanah (Eisenia, Pheretina,Ocnerodrilus,
Allolobophora
|
sistiserkoid
|
SIKLUS HIDUP dan CARA PENULARAN
Sama dengan pendahuluan kestodiosis, cara
penularan karena termakannya hospes intermedier infektif
PATOGENESA dan GEJALA KLINIS
Patogenesa, Davainea proglottina merupakan cacing pita yang paling pathogen,
karena rostelumnya dipersenjatai dengan kait dan dapat masuk ke dalam villi
duodenum sehingga menyebabkan nekrosis dan enteritis hemoragika, menyebabkan
penyerapan sari makanan tidak sempurna.
Raillietina echinobothrida, berukuran panjang bisa mencapai lebih dari 25
cm, juga pada rostelum dan acetabulanya dipersenjatai dengan kait yang bisa
melukai permukaan usus sehingga dapat menimbulkan nodul-nodul dan kadang-kadang
dapat melubangi usus halus sehingga menyebabkan peritonitis. Jenis cacing pita yang lain umumnya tidak menimbulkan kerusakan yang
nyata, hanya bersaing mendapatkan makanan dengan hospes definitif. Jika
jumlahnya terlalu banyak dapat menyumbat usus halus.
Gejala klinis,sangat tergantung dari
intensitas infeksi dan jenis cacing pita yang menginfeksi. Pada infeksi berat,
ayam dewasa tampak : produksi menurun, pertumbuhan terhambat, gerakan lambat,
mencret, bulu mudah lepas dan kering, selaput lendir pucat dan kurus. Pada anak
ayam , nampak : pertumbuhan terhambat, berjalan tidak tegap, berdiri dengan
tumit terangkat, keadaan lebih lanjut diikuti kekejangan pada kaki dan akhirnya
lumpuh.
DIAGNOSA
Diagnosa yang
paling awal berdasarkan gejala klinis, kemudian mengamati proglotid atau dalam
rangkaian segmen yang keluar dari anus dan pengamatan bedah bangkai untuk
menemukan cacing pita di dalam usus halus.
PENGOBATAN dan KONTROL
Butyronate 75-150
mg/kg, Niclosamide, Hexachlorophene, memberikan hasil baik. Praziquantel,
Benzimidazole, Albendazole dan Oxfendazole barangkali efektif. Dibutyltin
dilaurate 250 mg/50 kg ransum diberikan
selama 48 jam efektif terhadap Raillietina
cesticellus dan dengan dosis 500 mg/kg ransum efektif untuk Davainea dan Amoebotaenia. Catatan :
Niclosamide yang efektif digunakan untuk mengobati cacing pita pada mamalia,
ternyata setelah dicbakan pada ayam di Bogor,
tidak memberikan hasil yang diharapkan bahkan menimbulkan kematian karena
toksik (Ronohardjo, 2003). Fraziquantel dalam pakan 10 mg/kg efektif mengobati
cacing pita pada ayam buras dengan efektivitas 98,16% (Edi Widianto, 2004)
Kontrol, ditujukan untuk menghindarkan
termakannya hospes intermedier yang infektif atau membunuh hospes intermedier
dengan menggunakan obat yang ada (5)
No comments:
Post a Comment