Sel
prokariot merupakan mahluk yang
pertama-tama muncul dalam evolusi
biologi. Fosilnya masih berbentuk sel yang
kita kenal sekarang, tercatat berumur lebih dari tiga ribu juta (3 x 109)
tahun, telah ditemukan pada batu tulis kuno di Afrika dan di Australia. Sel eukariot yang muncul mungkin pada
ribuan juta tahun setelah prokariot, berukuran lebih
besar, lebih kompleks, dan memperlihatkan kisaran ragam dan
perbedaan yang lebih luas. Golongan ini merupakan jenis sel yang ditemukan pada
semua hewan, tanaman dan jamur bersel banyak (fungsi).
Istilah
prokariot diturunkan dari bahasa Yunani yang
berarti kacang, biji, atau inti. Prokariot berarti "pra inti," Pada
prokariot, senyawa genetik ditempatkan di dalam suatu badan inti atau badan serupa inti yang agak acak dan
tidak dikelilingi oleh membran. Sekarang, kita akan menelaah sel prokariot dan eukariot secara lebih terinci
Prokariot
terdiri dari kira-kira 3000 spesies bakteri, termasuk organisme yang umumnya
disebut ganggang hijau biru (blue-green algae).
Ganggang hijau-biru merupakan suatu keluarga khusus dari bakteri; nama modern
yang lebih disukai adalah cyanobacter (cyano = biru).
Golongan sianobakteri berbeda dengan golongan lain, dan sering terpisah
sendiri, karena golongan ini melangsungkan sistem
fotosintesis
yang dapat menghasilkan oksigen, menyerupai sistem pada tumbuhan hijau tingkat
tinggi. Walaupun beberapa kelas bakteri lainnya dapat melakukan fotosintesis, aktivitas ini tidak
menghasilkan oksigen. Bahkan, kebanyakan spesies bakteri bersifat
non-fotosintetis dan memperoleh energi dari pemecahan zat makanan dari lingkungannya.
Terdapat kira-kira 20 famili prokariot, yang dibedakan atau diberi
nama menurut bentuk, kapasitas gerak, karakteristik pewarnaan, zat makanan
yang disukai, atau produk yang dihasilkan. Beberapa bakteri bersifat patogenik (penyebab penyakit), tetapi
banyak yang amat bermanfaat. Di antara prokariot
terdapat golongan yang berukuran amat kecil yang biasanya hidup sebagai parasit
di dalam organisme lain.
Sel
prokariot, walaupun tidak terlihat
oleh mata dan tidak kita kenal seperti hewan dan tumbuhan tingkat tinggi,
menyusun bagian yang amat penting dari keseluruhan biomassa bumi. Mungkin
tiga-perempat dari semua senyawa hidup di bumi terdiri dari orga nisme
mikrosicopis, terutama prokariot. Lebih jauh lagi, prokariot memegang peranan penting di
dalam pertukaran biologi dari bahan dan energi di muka bumi. Bakteri fotosintetik
di dalam air tawar dan air laut menangkap energi matahari dan menggunakannya
untuk menghasilkan karbohidrat dan bahan selular lainnya, yang kemudian
dipergunakan sebagai makanan oleh bentuk kehidupan lain. Beberapa bakteri dapat
melakukan fiksasi molekul nitrogen (N2) dari atmosfir untuk
membentuk senyawa nitrogen yang bermanfaat. Jadi, prokariot merupakan awal dari berbagai rantai makanan pada
biosfir. Lebih jauh lagi, prokariot juga berpartisipasi
sebagai konsumen akhir, karena berbagai bakteri menguraikan struktur organik
tumbuhan dan hewan yang telah mati, dan mengembalikan produk akhir ini kepada
atmosfir, tanah dan lautan. Di sini, senyawa tersebut dipergunakan kembali di dalam
daur bioiogi unsur karbon, nitrogen dan oksigen.
Sel
prokariot juga sangat penting dalam
mempelajari biokimia dan biologi molekuler karena strukturnya yang sederhana,
kecepatan dan kemudahan pertumbuhan sel, dan mekanisme yang relatif sederhana
di dalam reproduksi dan transmisi informasi genetik. Pada kondisi optimum,
bakteri E, colf akan membelah diri setiap 20 sampai 30 menit pada suhu 37°C di
dalam medium glukosa sederhana, garam-garam amonium, dan mineral. Ciri penting
lain dari prokariot adalah bahwa golongan
ini bereproduksi dengan cara aseksual yang amat sederhana. Organisme ini tumbuh
hingga ukurannya berlipat ganda, lalu membelah diri menjadi sel anak yang
identik. Tiap sel menerima seperangkat (satu "copy") materi genetik
(DNA) dari sel induk. Sel prokariot hanya
mempunyai satu kromosom, terdiri dari molekul DNA sulur ganda. Lebih jauh lagi,
mutan genetik dari prokariot dapat segera diinduksi dan ditumbuhkan. Karena
sifat-sifat ini, bakteri telah memberikan kepada kita pengetahuan mengenai dasar-dasar
proses molekuler yang terlibat di dalam transmisi informasi genetik.
Echerichia coli Adalah sel prokariot yang Paling banyak Diketahui
Escherichia coli, suatu organisme yang
tidak berbahaya yang biasanya hidup di dalam saluran usus manusia dan banyak
hewan tingkat tinggi lainnya, merupakan prokariot yang paling banyak dipelajari
dan mungkin paling banyak dipahami di antara semua jenis sel. Sel E. coli berukuran 2 mm (panjang) dan
berdiameter sedikit lebih kecil dari 1 pm. Organisme ini mempunyai dinding
pelindung, yaitu sejenis membran sel yang agak rapuh yang dilapisi dinding
pelindung tadi, sitoplasma yang dilindungi membran dan badan inti sel yang
mengandung molekul tunggal DNA dalam bentuk simpul tidak berujung yang amat
panjang, yang seringkali berbentuk lingkaran. Molekul
DNA sel E. coli hampir 1000 kali lebih panjang dari selnya sendiri dan
karenanya harus betul-betul berlipat untuk dapat
masuk ke dalam badan inti sel, yang biasanya berukuran lebih kecil dari 1 gm.
Seperti semua prokariot, tidak terdapat
membran yang mengelilingi materi genetik di dalam E. coli, Selain DNA utama di
dalam "inti" (nukleoid), sitoplasma kebanyakan bakteri mengandung
potongan DNA kecil berbentuk lingkaran yang disebut plasmid. Kita kemudian akan
melihat bahwa bagian ini bersifat terpisah dan merupakan unsur genetik
semi-independen yang ternyata membawa perkembangan baru di dalam biokimia dan
rekayasa genetika.
Dinding luar sel E. coli
dilapisi oleh selongsong atau kapsul yang terbentuk dari senyawa berlendir.
Dari bagian ini dikeluarkan suatu struktur serupa rambut yang disebut pili;
fungsinya belum diketahui sepenuhnya. Strain dari E, coli dan bakteri lain yang
bersifat motil juga mempunyai satu atau lebih flagela panjang, yang dapat
menggerakkan bakteri di dalam lingkungan cairnya. Flagela bakteri bersifat lurus,
kaku, berbentuk batang melengkung, kira-kira 10 sampai 20 nm melintang
(across). Flagela melekat pada suatu struktur pada membran yang menyerupai
suatu autotransmisi, yang dapat memutar flagela. Membran sel terdiri dari
molekul lipida yang membentuk dua lapisan tipis (bilayer), dengan berbagai
protein yang menembus lapisan tersebut. Membran ini bersifat ,rermeabel
selektif dan mengandung protein yang dapat melangsungkan pengangkutan nutrien
tertentu ke dalam sel dan hasil buangan ke luar dari sel. Membran sel
kebanyakan prokariot juga mengandung protein penting pembawa elektron, yang
dapat mengubah energi oksidatif menjadi energi kimia ATP. Pada bakteri
fotosintetik, membran bagian dalam diturunkan dari membran plasma yang
mengandung klorofil dan pigmen lain penangkap sinar.
Di
dalam sitoplasma E. coli terdapat sejumlah unsur granular. Yang paling jelas
adalah ribosom yang terlihat padat pada pewarnaan; pada prokariot, berdiameter
kira-kira 18 nm. Ribosom yang mengandung asam ribonukleat dan sejumlah molekul
protein melangsungkan sintesa protein sel.
Bahkan
pada bakteri sederhana, kita melihat suatu pembagian kerja primitif di dalam
sel. Dinding sel merupakan
batas terdepan, bersifat sebagai pelindnng, membran sel melangsungkan
pengangkutan nutrien ke dalam dan hasil buangan ke luar, dan juga meng hasilkan
energi kimia sebagai ATP. Sitoplasma merupakan tempat reaksi enzimatis yang
melibatkan sintesa berbagai komponen sel; ribosom menghasilkan protein; dan
badan inti berpartisipasi dalam penyimpanan dan transmisi informasi genetik.
Walaupun
prokariot bersifat relatif sederhana dan berukuran kecil dibandingkan dengan
sel eukariot, beberapa diantaranya ternyata mampu melakukan aktivitas yang
kompleks. Contohnya, banyak bakteri
memperlihatkan fenomena kemotaksis. Golongan
ini tertarik kepada dan dapat bergerak menuju senyawa kimia tertentu, terutama
nutrien, serta ditolak oleh dan bergerak menjauhi senyawa toksik. Jadi, organisme
ini mempunyai sistem sensori primitif yang dapat mengkomunikasikan isyarat ke
flagelanya, yang akan mendorong sel menuju atau menjauhi suatu atraktan
Golongan ini juga mempunyai daya ingat yang masih primitif.
Sel beberapa spesies
prokariot cenderung bergabung menjadi suatu kelompok atau filamen, yang
memberikan kesan sebagai organisme multisel primitif, akan tetapi, organisme
multisel yang sejati hanya terdiri dari sel-sel eukariot.
No comments:
Post a Comment