Pembelajaran berbasis masalah
merupakan salah sau metode pembelajaran yang menekankan pada kegiataan siswa
dalam memecahkan setiap permasalahan yang timbul di masyarakat. Mengingat setiap manusia pasti akan menemukan
satu masalah, maka metode ini sangat tepat untuk dikembangkan dalam
pembelajaran PKn.
Metode pembelajaran berbasis masalah
adalah “ rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah “ (Sanjaya, 2008 : 214).
Metode pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu metode pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan
yang membutuhkan penyelidikan yang sebenarnya yang mana penyelidikan ini membutuhkan
penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata pula (Trianto, 2007 : 67).
|
Belajar berbasis masalah memberikan
siswa kesempatan terbuka, ada proses demokrasi dan siswa dituntut berperan
secara aktif sebagai pihak yang memegang peranan paling utama dalam kegiatan
belajar mengajar. Dalam pembelajaran
berbasis masalah, guru hanya bertugas sebagai dinamisator yang bertugas
mengawasi jalannya pembelajaran supaya tidak keluar dari jalur yang seharusnya
sebab siswa melakukan penyelidikan yang sifatnya terbuka dan melibatkan banyak
pihak luar.
Siswa dituntut untuk mampu
berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya supaya mendapatkan
hasil belajar yang maksimal. Hal inilah
yang nantinya akan membantu pembentukan pola pikir siswa dalam menghadapi
permasalahan dunia nyata.
Dengan diterapkannya pembelajaran
berbasis masalah siswa diijinkan untuk mengukakan pendapatnya secara bebas dan
terbuka tanpa tekanan dari pihak manapun.
Siswa dibiarkan mengkomunikasikan isi hatinya yang biasanya pada metode
lainnya harus ditekan sesuai aturan.
Siswa dapat menyatakan ide-idenya ke dalam kelompoknya untuk kemudian
dibicarakan bersama. Ini akan mendorong terjadinya pertukaran ide antar
siswa. Maka terjadilah asimilasi
pengetahuan antar satu siswa dengan siswa lainnya.
Metode pembelajaran berbasis masalah
dapat diterapkan dalam kondisi berikut :
1)
Manakala guru menginginkan agar
siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi
menguasai dan memahaminya secara penuh.
2)
Apabila guru bermaksud untuk
mengembangkan ketrampilan berfikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis
situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal
adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta megembangkan kemampuan dalam
nembuat judgment secara objektif.
3)
Manakala guru menginginkan
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual
siswa.
4)
Jika guru ingin mendorong siswa
untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.
5)
Jika guru ingin siswa memahami
hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya atau
hubungan antara teori dengan kenyataan.
No comments:
Post a Comment