Pertanyaan 1 :
Carilah kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan contoh masing –
masing!
Kaidah bahasa Indonesia berarti aturan aturan dalam
bahasa Indonesia. Baik itu aturan dalam lafal ataupun penulisannya. Contohnya
adalah dalam penulisan kata misalnya :
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai
satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
bergetar, dikelola, penetapan, menengok,
mempermainkan.
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,
awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E,
Ayat 5.)
Misalnya:
bertepuk tangan, garis bawahi, menganak
sungai, sebar luaskan.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan
kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulus
serangkai. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat
5.)
Misalnya:
menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan,
penghancurleburan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya
dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Misalnya:
adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta,
audiogram, awahama, bikarbonat,
biokimia, caturtunggal, dasawarsa, dekameter,
demoralisasi, dwiwarna,
ekawarna, ekstrakurikuler, elektroteknik, infrastruktur,
inkonvensional,
introspeksi, kolonialisme, kosponsor, mahasiswa,
mancanegara, multilateral,
narapidana, nonkolaborasi, Pancasila, panteisme,
paripurna, poligami,
pramuniaga, prasangka, purnawirawan, reinkarnasi,
saptakrida, semiprofessional,
subseksi, swadaya, telepon, transmigrasi,
tritunggal, ultramodern
catatan:
1) Jika bentuk
terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara
kedua unsur itu harus dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia, pan-Afrikanisme
2) Jika kata
maha sebagai unsur gabungan diikuti kata esa dan kata yang bukan kata dasar,
gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Mudah-mudahan
Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Marilah kita
beersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
C. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung.
Misalnya:
anak-anak, buku-buku,
kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang, biri-biri, kupukupu,kura-kura,
laba-laba, sia-sia, gerak-gerik hura-hura, lauk-pauk, mondar-mandir,dll
D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebuta kata
majemuk, termasuk istilah khusus, unsurunsurnya
ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar, kambing
hitam, kereta api cepat luar biasa, mata pelajaran, meja tulis,
model linier, orang
tua, persegi panjang, rumah sakit umum, simpang empat.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus,
yang mungkin menimbulkan kesalahan
pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung
untuk menegaskan pertalian unsur yang
bersangkutan.
Misalnya:
Alat pandang-dengar,
anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesin-hitung tangan,
ibu-bapak kami, watt-jam, orang-tua muda.
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya:
Adakalanya,
akhirulkalam, Alhamdulillah, astaghfirullah, bagaimana, barangkali,
bilamana, bismillah,
beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti,
darmawisata, dukacita,
halalbihalal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada,
karatabaasa,
kilometer, manakala, manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal,
E. Kata Ganti -ku-,
kau-, -mu, dan -nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya; -ku-, -mu, dan -nya
ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki boleh kaumabil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan
di perpustakaan.
F. Kata Depan di,
ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap
sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
(Lihat juga Bab III, Pasal D, Ayat 3.)
Misalnya:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam sajalah di sini.
Di mana Siti sekarang?
Mereka ada di rumah.
Ia ikut terjun di tengah kancah
perjuangan.
Ke mana saja ia selama ini?
Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan.
Mari kita berangkat ke pasar.
Saya pergi ke sana-sini mencarinya.
Ia datang dari Surabaya kemarin.
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini
dtulis serangkai.
Si Amin lebih tua daripada si Ahmad.
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Surat perintah itu dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 11 Maret 1966.
Bawa kemari gambar itu.
Kemarikan buku itu.
Semua orang terkemuka di desa hadir dalam kenduri
itu.
Pertanyaan 2 :
Jelaskanlah perbedaan bahasai Indonesia yang baik dan benar dengan bahasa
Indonesia yang benar dan baik?
Jawab :
Untuk menjawab pertanyaan itu kita harus membedakan mana
bahasa yang baik dan mana bahasa yang benar.
Bahasa yang Baik
Bahasa Indonesia
yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti
di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola
hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu
terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam kuliah,
dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang selalu memperhatikan
norma bahasa
Bahasa yang Benar
Bahasa Indonesia
yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau
kaidah bahas Indoneia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah
ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan
paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan
cermat, kaidah pembentukan kata ditaati dengan konsisten, pemakaian bahasa
Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang
ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak baku.
Oleh karena itu,
kaidah yang mengatur pemakaian bahasa itu meliputi kaidah pembentukan kata,
pemilihan kata, penyusunan kalimat, pembentukan paragraf, pentaan penalran,
serta penrapan ejaan yang disempurnakan.Kaidah-kaidah itu diungkapka lebih
lanjut pada bagian lain, dengan dilengkapi contoh yang salah dan contoh yang
benar.
Lalu perbedaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dengan bahasa Indonesia yang benar dan baik
adalah sebagai berikut :
Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adaah
bahasa Indonesia yang digunakan sesusai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan
kaidah-kaidah bahasa Indonesia dalam keadaan formal.
kaidah-kaidah bahasa Indonesia dalam keadaan formal.
Keadaan ini dibedakan menjadi dua yaitu :
Ragam beku (frozen); digunakan pada
situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab
suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
Ragam resmi (formal); digunakan
dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
Bahasa yang Benar dan Baik
Bahasa Indonesia yang benar dan baik adaah bahasa Indonesia yang digunakan sesusai dengan norma kemasyarakatan
yang berlaku dan sesuai dengan
kaidah-kaidah bahasa Indonesia dalam keadaan non formal.
kaidah-kaidah bahasa Indonesia dalam keadaan non formal.
Keadaan ini juga dibedakan menjadi dua yaitu :
Ragam santai (casual); digunakan dalam
suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling
kenal dengan akrab.
Ragam akrab (intimate). digunakan di
antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.
No comments:
Post a Comment