KULIAH 1
DIAGNOSIS
KLINIK VETERINER
Dosen : I Wayan Batan
By : I Putu Cahyadi Putra
Signalement (Ciri khas hewan)
·
Nama
·
Jenis Hewan
·
Ras
·
Jenis Kelamin
·
Umur
·
Bobot Badan
·
Warna
·
Ciri Khusus
·
Klinik : Tempat
memeiksa
·
Diagnosis :
simpulan berdasarkan gejala klinis.
·
Diagnosis banding :
saingan dari diagnosis guna efektifitas pengobatan.
Istilah
·
Klinikus/ Medice
Man / Clinician/ Klinisyen : orang yang bekerja di klinik.
Paada bidang veteriner ada dua jenis diagnosis yaitu.
1.
Diagnosis klinik
2.
Diagnosis pasca
mati (Nekropsi/ Aotopsi atau bedah bangkai)
Beberapa gejala klinis akan mendapatkan diagnosis.
Klinikus
menyelidiki atau memerikasa harus dilakukan dengan seksama, teliti, dan
menyeluruh sehingga diperlukan terampil dan pengetahuan.
Tujuan diagnosis
1.
Agar pengobatan
efektif
2.
Mengetahui
mungkinkah dilakukan pengobatan atau tidak.
3.
Memungkinkan atau
tidak pengendalian penyakit.
Prinsip pemerikasaan pada hewan ternak, peliharaan,
eksotik, ikan dan satwa liar adalah sama yaitu :
1.
Observasi hewan dan
lingkungannya. Contohnya : anjing pada lingkungan becek kemungkinan cacingan
besar.
2.
Status masa
lalunya. (Pernah menderuita penyakit apa)
3.
Kekinian (status
yang sedang kita hadapi)
Catatan kesehatan
(Medical Record atau Rekam Medis) diperlukan guna melihat segala catatan atau
bukti dari pasien. Catatan kesehatan ini berguna juga untuk meningkatkan
penagalaman dan keterampilan dokter hewan.
Agar dapat mendiagnosis, ilmu yang diperlukan adalah
·
Anatomi
·
Fisiologi
·
Tingkah Laku Hewan
·
Patologi
Penyakit kita tau
karena perubahan fungsi dan perubahan struktu tubuh hewan.
Perubahan ini dapat bersifat.
·
Kualitatif
(Bisa dirasakan atau dilihat, contoh mata memerah)
·
Kuantitatif
(Bisa dihitung)
·
Kombinasi anatara keduannya.
Simptom
/ gejala klinis
·
Objektif
yaitu dokter hewan mendengarkan pernyataan dari manusia (atau dalm hal ini
pemilik binatang)
·
Subjektif
yaitu gejala yang terlihat langsung pada hewannya.
Simptom Subjektif
1.
Simptom Subjektif Patognomonis yaitu gejala khas yang dapat menentukan penyakit secara
langsung. Contohnya tetanus, cirinya membarana nickitan menonjol.
2.
Simptom Subjektif Lokal yaitu gejala yang terjadi di lokasi tertentu. Contohnya Katarak, terjadi
hanya pada mata.
3.
Simptom Subjektif Utama yaitu contohnya organ yang mendpatkan gangguan, seluruh tubuh memerah.
4.
Simptom Subjektif Tipikal yaitu gejala khas tapi tidak patognomonis. Contohnya
ulkus uremikus (pada anjing) dan bau ureum (disinyalir gagal ginjal).
Sindrom : Kumpulan simptom yang dimiliki oleh penyakit.
Diagnosis
Pada diagnosis
·
Tidak selalu
menemukan penyakit
·
Tidak selalu dapat
menemukan organ yang sakit
·
Tidak tahu agen
penyakitnya.
·
Tidak tahu sifat
alami agen penyebabnya.
Maka diperlukan
·
Diagnosis tentatif
(sementara)
·
Diagnosis Simptomatik (gejala yang menonjol). Contohnya jika terjadi ikterus, jaundice atau
penyait kuning kemungkinan organ yang rusak adalah hati, sumbatan saluran
empedu atau kerusakan pada hati.
·
Diagnosis Aetiologi (Penyebab sudah diketahui)
Prognosis
(Kesan Pemilik)
·
Berapa lama
penyakit berlangsung.
·
Akibat penyakit
tertentu hewan kemungkinan sembuh atau tidak.
·
Kambuhan atau tidak
Kemungkinan Prognosis
·
Bagus (Fausta , Certa atau Bona)
·
Ragu – ragu (Dobius, Incerta atau Tak tentu). Contoh,
pilihan obat susah didapatkan.
·
Buruk (Infausta, Letalis, Mala atau Pessima)
Contoh Prognosis
·
Serosis hati
prognosisnya Infausta.
·
Sindrom Uremia
prognosisnya Infausta.
Contoh Simptom Patognomonis
·
Pulsus V. jugularis
externus lemah gangguan pada klep jantung kanan.
·
Leleran hidung
coklat kerat pada kuda menandakan penyakit Infeksius
equi pneumonia
Catatan: Urtikaria : bintik - bintik merah
No comments:
Post a Comment