KULIT
(INTEGUMENTUM COMMUNE)
Kulit Integumentum Commune) menutupi seluruh permukaan badan,
terdiri atas lapisan : epidermis
dan suatu lapisan jaringan penyambung berupa DERMIS atau korium serta
HYPODERMIS atau sub kutis yang terdiri dari jaringan ikat longgar menghubungkan
dermis dengan jaringan dibawahnya.
Adapun fungsi dari kulit ini adalah :
1. Membungkus
serta melindungi tubuh hewan terhadap pengaruh luar yang merugikan.
2. Mengatur suhu tubuh serta
kadar air.
3. Membuang
garam dan hasil metabolisme yang berlebihan.
4. Melindungi
tubuh terhadap pengaruh fisik, kimia dan jasad renik kedalam tubuh.
Kelenjar-kelenjar kulit
juga berperan dalam berbagai fungsi sekresi kulit, antara lain : Kelenjar
Palit, Kelenjar Peluh, Kelenjar ambing dan kelenjar-kelenjar kulit khusus.
Beberapa struktur yang merupakan turunan dari kulit adalah : rambut, bulu,
kuku, tanduk, jengger, pial dan galambir.
1. KULIT
1.1
Epidermis
Terdiri dari epithel pipih
banyak lapis yang bertanduk, memiliki lima lapis utama yakni :
a. Stratum basale
Disebut juga stratum
germinativum, merupakan lapis paling bawah terdiri dari epithel kubis atau
silindris sebaris rendah. Lapisan ini mempunyai kemampuan mitosis aktif untuk menggantikan lapis di atasnya yang mati / aus. Pigmen juga
bisa ditemukan pada lapis ini selain pada lapis spinosum.
b. Stratum spinosum
Terdiri dari
sel-sel poligonal beberapa lapis, semakin keatas semakin memimpih. Pertautan
antar sel yang cukup kuat ditunjang oleh desmosoma, sel-sel memiliki tenofibril
yang berakhir pada desmosoma. Lapis ini juga mempunyai
kemampuan rmitosis.
c. Stratum granulosum
Terdiri dari
satu sampai tiga lapis, sel berbentuk elip yang mulai menunjukkan tanda
bertanduk (cornification). Sel-sel tersebut mengandung kerantobilia dan
fungsinya masih belum jelas diketahui.
d. Stratum lusidum
Terdiri dari
beberapa lapis sel yang telah mati, karenanya beraspek homogen. Inti dan organoida tidak jelas tapi
desmosoma masih jelas terlihat, sedangkan butir keratohyalinnya sudah lenyap berubah
menjadi eledin.
e. Stratum korneum
Merupakan
lapis sel yang paling luar, sel-selnya bertanduk dan mengandung keratin yang
diduga hasil perubahan eledin. Lapis ini beberapa tempat tebal dan bila kering
akan mengelupas membentuk stratum disjunctum. Khususnya untuk stratum lusidum
hanya ditemukan pada daerah yang tidak berambut, misalnya : planumnasale atau
bantalan kaki/tangan.
Keratin adalah
suatu skleroprotein yang sangat resisten terhadap pengaruh kimia dan biasanya
keratin yang terdapat pada epidermis adalah keratin lunak dan keratin keras
terdapat pada kuku, rambut yang bersifat kurang elastis karena kandungan sulfur tinggi.
1.2
Dermis
Sering
disebut Cutis vera, merupakan bagian utama kulit terdiri dari serabut kolagen
dengan susunan yang padat sedangkan serabut elastis dan jaringan ikat lain
sedikit.
Khorium dibedakan atas dua bagian, yakni :
a. Stratum papilleare
Yakni
membentuk jalinan dengan epidermis pada kulit tidak berambut. Tampak
papil-papil yang sering terdapat ujung saraf, pembuluh darah dan saluran kelenjar peluh.
b. Stratum retikulare
Antara stratum
papillare dengan stratum retikulare sebenarnya mempunyai batasan yang tidak
jelas. Hanya serabut kolagen pada stratum ini lebih padat dan anyamannya
mengarah horisontal terhadap permukaan kulit.
Didalam ilmu
bedah mengetahui arah anyaman serabut kolagen ini sangat penting karena dalam
operasi yakni memberikan proses
kesembuhan yang lebih cepat.
1.3
Hypodermis
Hypodermis
atau sub kutis terdiri dari jaringan ikat longgar yang banyak mengandung
serabut elastis. Dalam keadaan patologis akan membentuk rongga-rongga yang
berisi cairan (edema) atau udara (emphysema). Daerah ini juga merupakan tempat
perlindungan lemak terutama pada babi. Pada hewan yang gemuk sel-sel lemak
dapat menyusup lebih dalam dan terdapat diantara otot.
Daerah
tubuh yang sedikit terdapat sub kutis adalah : metakarpus kuda, oleh sebab
itulah kulit sulit digerakkan karena melekat kuat.
Integmentum Mammalia
Epidermis
berkembang dari ektoderm dan hypodermis merupakan turunan dari mesoderm. Pada
mulanya epidermis tersusun dari lapis-lapis sel berbentuk
kubus. Proliferasi dari sel ini menghasilkan lapisan-lapisan sel epidermis dan
proliferasi
sel basal menambah dengan cepat ketebalan sel yang berada diluarnya. Invaginasi dan proliferasi sel basal menambah dengan cepat
ketebalan sel yang berada diluarnya. Invagansi dan proliferasi sel-sel basal ke
dalam lapisan di bawah epidermis seperti dermis dan hypodermis
menandakan adanya rambut, bulu dan kelenjar, yang mana sel-sel dari jaringan tersebut di atas berhubungan dengan sel-sel epidermis.
Dermis
dan hipodermis berkembang dari mesenkhim khusus. Proliferasi dan difrensiasi yang cepat dari sel-sel
mesenkhim menghasilkan jaringan yang ditandai dengan jaringan ikat longgar dan
jaringan ikat padat.
Pigmentasi Kulit
Melanosit
adalah sel pembentuk pigmen yang juga dikenal dengan nama : dermal
chromatophore. Terdapat diantara stratum basale dan stratum spinosum tapi dapat
juga terdapat pada stratum papillace dari korium.
Sel
ini mempunyai bentuk khusus yakni memiliki penjuluran yang menyusup sampai
stratum spinosum untuk melepas pigmen melanin, pigmen tersebut selanjutnya diambil oleh sel-sel
pada lapis tersebut. Melanosit yang tidak berfungsi (istirahat) dikenal dengan
“sel cerah” (clear cells). Sedangkan melanosit yang berfungsi dapat
dikenali dengan reaksi DOPA
(dihydroxyphenylalanine) yaitu melakukan sintesa komplek mengubah DOPA menjadi
melanin. Reaksi DOPA inilah yang membedakan sel-sel yang dapat membuat pigmen
dan sel yang hanya menampung pigmen dalam epidermis.
Melanin
berfungsi juga melindungi tubuh terhadap pengaruh sinar ultraviolet yang
memiliki daya tembus kuat. Sebagian sinar ditahan oleh pigmen melanin. Pada beberapa organisme
melanin mungkin tidak ada ( albinisme) mis : kerbau, sapi, harimau dan kera. Dari
segi perkembangan ternak piara, albinisme agaknya dianggap suatu cacad
keindahan. Kenyataan pada derajat albino yang kuat terdapat gejala takut sinar (photophobia) dan kondisi
tubuhnya lebih lemah dari normal. Peristiwa hilang atau tidak cukupnya produksi
melanocyte yakni menghasilkan melanin juga disebut White Spots.
Kulit daerah Khusus
Beberapa
bagian dari kulit ada yang berambut dan ada yang tidak atau gundul. Beberapa
bagian tubuh ditandai dengan epidermis yang tebal, sedangkan bagian yang lain tipis.
Sama halnya dengan dermis, ketebalannya beragam dalam penyebarannya keseluruh
tubuh. Dermis adalah bagian yang paling tebal dari kulit. Kulit daerah tertentu
beragam bentuknya, hal ini erat hubungannya dengan cara kerjanya, cara hidup,
penyebaran dan type kelenjar serta
ketebalan kulit merupakan adaptasi fungsional yang paling idela terhadap
lingkungan sekitarnya.
a.
Bantalan Kaki (Digital pad / food pad)
Bantalan
kaki hewan karnivora mengalami penandukan yang hebat menebal, berpigmen kuat
dan bagian kulit yang tidak berbulu berguna untuk perpindahan (lokomosi).
Bantalan kaki ini tahan terhadap abrasi dan efektif sebagai penyerap goncangan.
b.
Skrotum
Kulit
skrotum umumnya kurang
berkembang, stratum korneum tidak berkembang dengan baik dan dermisnya
kurang luas. Kelenjar tubuler apokrin dan kelenjar palit ditemui disini. Rambut
halus dan pendek. Serabut otot polos
dari tunica dartos mengadakan persilangan dengan serabut kolagen dan elastis
dari dermis. Tunica dartos dapat dipengaruhi
oleh suhu sekitarnya dan bertanggung jawab atas kedudukan relatif testis terhadap
dinding tubuh. Pada derajat yang tinggi otot ini akan berelaksasi, scrotum akan
meregang karena dipengaruhi oleh berat testis sehingga kedudukan testis akan
menjauhi dinding tubuh sebaliknya terjadi apabila derajat suhu merendah.
c.
Hidung
Planum
nasale karnivora terbentuk dari penebalan dan pertandukan yang hebat dari
epidermis disertai dengan tidak adanya kelenjar palit dan kelenjar tubuler.
Planum nasale sapi dan ruminansia kecil tidak berbulu dan mengandung kelenjar merokrin tubuler yang
melembabkan permukaannya. Epidermis tebal dan menanduk dengan hebat. Penandukan yang hebat dari
planumrostale babi mengandung banyak kelenjar merokrin ubuler dan ditutupi oleh
rambut yang jarang. Rambut yang halus dan kelenjar palit menandai kulit yang
tipis di sekitar lubang hidung kuda.
d.
Meatus Accousticus Externus
Yakni
saluran yang menghubungkan antara lubang telinga dengan genderang telinga.
Saluran ini dilapisi kulit dengan folikel rambut yang kecil, kelenjar palit dan
kelenjar tubuler apokrin yang telah
bermodifikasi (kelenjar ceruminous) dijumpai disini. Dermis dari saluran ini
bercampur dengan perichondrium dan periosteuon tulang rawan dan penunjang
telinga.
Kulit ayam
Secara garis besar kulit ayam sama dengan
mamalia, terdiri dari epidermis dan korium. Lapisan epidermis agak tipis
terdiri dari beberapa lapis sel. Stratum corneum jelas, papil tidak tampak .
Korium terdiri dari dua bagian, bagian superfisial jalinan serabut kolagen lembut
dan bagian profundal lebih kasar.
Sub kutis tebal dan banyak mengandung lemak, oleh
sebab itu gampang digeser, sedangkan
subkutis pada kaki tipis, karena kurang
bertaut erat pada tulang kecuali bantalan kaki yang agak tebal dan padat dengan
sel lemak dengan septa dan mengandung pembuluh darah.
2. KELENJAR-KELENJAR KULIT
2.1
Glandula
Surodifera
Dibedakan atas
dua type yakni : bentuk merokrin dan
bentuk apokrin
a. Bentuk Merokrin
Bentuk
kelenjar ini lebih banyak terdapat pada kulit yang sedikit atau tidak terdapat
rambut misal : telapak kaki. Lumen ujung kelenjar agak sempit dan epithelnya
berbentuk kubis, sel epithel mengandung lemak,
glikogen dan kadang-kadang pigmen. Pada ujung kelenjarnya terdapat
mioepithel yang lebih jarang dari bentuk apokrin. Tempat bermuaranya pada permukaan
kulit dan sekretanya lebih bersifat cair dari pada bentuk apokrin.
b. Bentuk Apokrin
Banyak tersebar pada permukaan tubuh hewan piaraan karena selalu berkaitan
dengan
rambut. Disebut apokrin karena sebagian dari ujung kelenjarnya tampak lebih luas dari merokrin dan kutub
bebasnya terlepas sebagai sekreta. Bentuk epithel silindris dan tergantung
aktivitasnya keadaan mioepithel relatif lebih rapat.
Type apokrin berkembang baik pada hewan piaraan terutama mamalia. Glandula
sudorifera tersebar hampir seluruh
permukaan tubuh kecuali pada : gland penis, kulit dalam preputium dan membrana
tympani. Kelenjar ini dilengkapi dengan sel-sel mioepithel (Basketcells) yang
terdapat diantara kutub basal epithel dan membran basal.
Kelenjar peluh menghasilkan peluh, berbentuk cairan dengan bau khas.
Sekresi kelenjar merokrin ternyata lebih encer. Bau khas kelenjar apokrin pada
hewan ada kaitannya dengan kehidupan seks dan daya tarik seks. Dalam kelenjar
peluh terdapat ureum pada kuda menyebabkan terjadinya busa, garam NaCl,
Kholesterin, asam urin dan lain-lain.
Kelenjar peluh pada berbagai hewan piara berbeda dalam beberapa aspek, kuda
lebih cepat mengeluarkan peluh karena kelenjar merokrin relatif banyak,
ruminansia besar agak kurang. Sedangkan kelenjar peluh pada anjing dan kucing
bersifat rudimente, karenanya apabila panas lidah menjulur keluar untuk
mengatur suhu tubuhnya. Pada daerah tertentu suhu tubuh tampak subur misal :
didaerah ventral ekor pada domba, daerah puting susu pada babi dan daerah
pinggir berambut. Pada manusia kelenjar merokrin tersebar seluruh tubuh
sednagkan kelenjar apokrin terdapat didaerah aksilia. Kelenjar peluh sebenarnya
adalah alat pembuang metabolit disamping sebagai termoregulator.
2.2
Glandula
Sebaceaea
Disebut
juga kelenjar palit, membentuk semacam lobulus yang memeiliki membran basal.
Alat penyalurnya terdiri dari sel epithel pipih atau kubis rendah selapis dan bermuara
didaerah folikel. Cara sekresi kelenjar ini adalah holokrin, sel-sel tua hancur dan menjadi sebum (minyak) yang berguna untuk
meminyaki rambut atau bulu, sebum mengandung protein dan kholestrin. Bentuk
kelenjar palit ini tergantung dari lebat atau jarangnya rambut, besar atau
kecilnya rambut, jenis hewan dan daerah pada tubuh.
2.3
Glandula
Mammaria
Kelenjar
ini merupakan kumpulan kelenjar tubuloalveola, yakni modifikasi kelenjar
keringat. Kelenjar ambing ini terdiri dari : puting dan ambing. Ambing terdiri
dari kapsula, jaringan ikat interstitial, epithel pansekresi dan sistem saluran
pengeluaran. Penyebaran jaringan ikat dan parenkhim berfungsi dalam aktivitas
sekresi dari kelenjar. Kelenjar yang berlaktasi aktif mempunyai sekresi dari
kelenjar. Kelenjar yang berlaktasi aktif mempunyai lebih banyak parenkhim dan
sedikit jaringan ikat dan keadaan akan berbalik apabila kelenjar tidak
berlaktasi. Dengan demikian juga struktur kelenjar ambing pada hewan dewasa
yang inaktif (tidak menyusui) berbeda dengan yang aktif dan yang sama sekali
belum beranak (dara).
Ciri
khas bahwa kelenjar ambing masih aktif, ditandai dengan adnaya benda kasein
yang terdapat pada sisa alveoli, alat penyalur atau pada jaringan ikat bekas
alveoli. Pengurangan ujung kelenjar secara progresif diimbali dengan terbentuknya jaringan ikat dan
jaringan lemak. Pada permulaan laktasi dimulai dengan perkembangan ujung alat penyalur yang nantinya menumbuhkan ujung
kelenjar (alveoli) yang diatur oleh pengaruh hormon progesteron selama proses kebuntingan.
Bangun
histologi kelenjar ambing adalah sebagai berikut : yakni dikenal adanya stroma
dan parenkhim.
a. Stroma
Stroma disini
mencakup kapsula, septa dan jaringan interstitial atau interaveolar yang
semuanya terdiri dari jaringan ikat sebagai kernagka / penunjang.
b. Parenkhim
Mencakup ujung
kelenjar yang berbentuk tubulu alveolar
bercabang majemuk dan alat penyalur. Pada hewan muda yang belum beranak ujung
kelenjarnya tidak / belum tampak yang nampak hanya alat penyalur dengan banyak
jaringan ikat interstitial, bahkan tampak sel lemak. Pada lumen terdapat susu.
Alveoli
Epithelnya berbentuk kubis rendah atau silindris rendah pada yang aktif,
jadi tergantung pada status fisiologinya. Pada permukaan epithel tampak
mikrovilli dan pada sitoplasma tampak benda-benda golgi, butir lemak memiliki
selaput ganda, protein. Pada susu sapi terdapat sekitar 3-4 %. Dan alveoli dikitari oleh sel-sel
mioepithelium.
Alat Penyalur
Satu atau dua alveoli sekreta dialirkan melalui duktus intralobularis,
dengan epithel kubis yang kitari sel mioepithelium. Epithel alat penyalur masih
dapat bersekresi meskipun intensitastnya agak kurang. Pada saluran yang agak
besar bentuk epithelnya kubis dua lapis tapi ada tanda-tanda bersekresi.
Sinus Laktiferus
Sinus ini merupakan penampung sekreta susu dari loburus atau lobus. Epitel
silindris banyak baris dan dikitari oleh serbaut elastis dan otot polos. Sinus
ini biasnaya menjulur sampai daerah
puting susu (Papilla mamae).
Puting Susu
Terdiri atas
empat bagian yakni :
-
Saluran
puting susu
Epithelnya
pipih banyak lapis dan bertandu, selaput lendir membentuk lipatan dengan
jaringan ikat sebagai tunica propriaa submukosa. Kuda memiliki 2-4 buah,
ruminansia 1, babi 2-3 buah, kucing 4-7,
anjing 8-20 buah dan manusia 13-24 buah.
-
Sinus
puting Susu
Epithel
silindris atau kubis dua lapis, selaput lendir membentuk lipatan melingkar dan
longitudinal, dengan jaringan
limferetikkular pada tunica propria.
-
Stingter
puting susu
Yakni
otot polos yang tersusun melingkar antara propria submukosa dan hypodermis,
sering pula tampak otot yang yersusun memanjang.
-
Kulit puting
susu
Epithelnya
pipih banyak lapis bertanduk, korium terdiri dari serabut kolagen pekat
seperti kulit. Hypodermis relatif tipis.
2.4
Kelenjar-kelenjar
Kulit Khusus
Kelenjar kulit
khusus perlu kita kenali karena
mempunyai peranan klinis yang cukup
penting antara lain :
a. Glandula Anales
Pada babi
sekreta bersilat mukus sedangkan pada anjing berbentuk lemak bermuara diluar
zona collumnaris ani didaerah zona intermedia. Pada daerah peralihan anus dan
rektum babi dan karnivora membentuk zona collumnar is ani dengan jaringan
limfoid dan fleksus venosus.
b. Sinus Paranales (anal sac)
Terdapat pada
ujung dinding lateral dubur, berbentuk kantong berisi sekreta mirip lemak
berwarna kelabu dan busuk. Kantong ini berepithel pipih banyak lapis dan pada tunica propria terdapat kelenjar,
folikel getah bening, otot polos dan jaringan
pengisi yang bersifat fibroelastis.
c. Glandula circumanales
Kelenjar
ini jelas terdapat pada anjing. Terdapat dua macam yakni superfisial berbentuk
kelenjar palit dengan alat penyalur pada folikel rambut dan profundal bersifat
non subaseus membentuk lobulus dengan sel-sel poligonal, berinti pucat. Butir
sekretanya mengandung protein yang nantinya membentuk sekreta bersifat mukus.
d. Glandula tarsalia (Kelenjar Meibom)
Terdapat
pada kelopak mata yang lebih subur pada kelopak mata atas. Disekitar alat
penyalur terdapat lobulus yang mengelompok menghasilkan sekreta berbentuk lemak
didaerah pinggir palpebra yang berfungsi mengurangi pengeluaran air mata.
e. Glandula preputiales
Berbentuk
kelenjar-kelenjar kulit pada bagian
dalam preputium. Kuda persebaran kelenjar ini berbentuk cincin. Pada babi
terdapat saccus preputialis yang memiliki papil dengan banyak follikel getah
bening. Pada manusia kelenjar ini dikenal sebagai kelenjar Tyson yang
mengahsilkan smegma berbentuk keju.
f.
Glandula
uropygealis
Satu-satunya
kelenjar kulit yang terdapat pada ayam (unggas), letaknya dibagian dorsal pada
ruas ekor terakhir. Terdapat sepasang, pada unggas air pertumbuhan kelenjar ini
lebih subur. Sekretanya berfungsi meminyaki bulu.
3. TURUNAN KULIT
3.1
Rambut
Merupakan
serabut epidermis yang telah bermodifikasi. Rambut juga melakukan fungsi
sebagai alat penutup, pelindung dan penerima rangsangan. Rambut berkembang sebagai penebalan setempat epidermis,
selanjutnya mengadakan invaginasi kedalam lapisan jaringan ikat dan kemungkinan
meluas sampai ke hypodermis.
Istilah
rambut dan bulu untuk hewan memang sering dipakai tetapi istilah bulu
dikhususkan untuk bangsa unggas. Hampir seluruh permukaan tubuh hewan
dibungkus rambut, kecuali pada beberapa
tempat tertentu misal : daerah moncong termasuk hidung, telapak kaki,
daerah mukokuteneus dan lain-lain. Secara morfologis rambut terbagi atas :
a. Batang rambut
Bagian rambut
yang tampak dari luar, bertanduk dan berpigmen terdiri atas : kutikula rambut,
berbentuk epithel pipih selaras korteks, terdiri dari sel-sel yang telah
bertanduk dengan sisa-sisa inti yang tampak. Medulla : sel-selnya sedikit
mengandung pigmen tapi banyak mengandung butir tikhohialin.
b. Akar rambut dan Follikel rambut
Follikel
rambut merupakan invaginasi epidermis dan korium, dibagian tengah menjulur
papil rambut. Secara histologi dibedakan
atas :
-
Selubung akar
dalam : kutikula, lapis huxley, lapis henle
-
Selubung akar luar
-
Lapis basal
(Glassy membrane)
Pada follikel
rambut bertaut otot polos yang disebut “musculus arrectores pilorum” yang
berfungsi menegakkan rambut atau bulu pada saat marah atau ketakutan (ayam dan
angsa).
Rambut Sinus
Rambut sinus mirip dengan rambut biasa, hanya lebih besar dan follikel
rambutnya terdapat anyaman pembuluh darah. Pada Ungulata membentuk trabekula
pada karnivora bentuk trabekula tidak tampak pada daerah superfisial sedangkan
bagian propundal pembuluh darah sinus relatif kecil demikian juga pada babi.
Siklus Rambut
Terdiri atas tahapan yakni : anagen, katagen dan telogen. Anagen adalah
periode dimana rambut telah tumbuh sempurna, yakni didahului dengan aktifitas
mitosis sel-sel kecambah dan sel-sel kerucut rambut. Periode katagen ditandai
dengan perubahan perlahan-lahan dalam kerucut rambut. Sel-sel kecambah
berkembang dibawah rambut, batang bentukkan ini menandai periode telogen yang
mungkin bertahan selama beberapa minggu. Jadi metosis yang berkelanjutan akan
memanjangkan rambut.
3.2
Bulu
Bulu berasal dari epidermis dan mirip dengan rambut pada manusia,
berkembang dalam folikel. Bulu dalam hal ini adalah bulu ayam. Bulu ayam hampir
menutupi seluruh tubuh kecuali paruh, balung, pial dan kaki. Pada ayam dikenal
tiga yakni :
a.
Bulu bentuk (contour feather)
-
Bulu elar : untuk terbang
-
Bulu ekor : untui mengatur keseimbangan waktu terbang
(remics)
o
Remices primer : tumbuh dari daerah karpal dua,
tiga dan digit.
o
Remices sekunder : tumbuh dari daerah sayap dan
selebihnya.
b. Bulu bawah (plumae) : lebih kecil dan halus
c. Bulu halus (fitoplumae) : lebih halus dari plumae
Follikel bulu ayam menembus kulit secara miring, tertanam dalam sampai
subkutis disebabkan karena bentuk bulu yang cukup besar. Secara umum bulu
mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
a. Tangkai
-
Calamus :
bersifat tembus cahaya dan berongga berisi udara
-
Rachys :
merupakan axis dari vekillum
b. Sayap (Vexillum / vane) : berbentuk lamel yang
langsing, tumbuh secara berpasangan dis : Barbs. Dari barbs tumbuh lamel
berpasangan yang lebih halus dis : Barbules. Barbules yang keluar dari tiao
barbs membentuk jalinan sehingga sayap cukup rapat dan elastis yang
menguntungkan waktu terbang.
3.3
Kuku
Terutama untuk karnivora disebut : kuku, teracak untuk ruminansia dan
sepatu kuku untuk kuda. Daerah kuku dikenal adanya epidermis (kuku sebenarnya), korium (pododerm) dan sub
kutis. Sayatan melintang dinding sepatu kuku dapat dibedakan atas :
a. Stratum tektorium
Merupakan
ratis kuku yang paling luar dan tipis, bentuk sel sudah lenyap lebih-lebih pada
kuku tua. Terdiri dari buluh tanduk yang masih lunak dan tidak berpigmen.
b. Stratum medium
Bagian
kuku yang paling tebal, keras kuat karena padat. Didalamnya terdapat buluh
tanduk yang mengandung bahan tanduk.
Tiap buluh tanduk mengandung bagian
cortex dan medulla. Stratum germinativum
pada ujung dua papil didaerah kroon membentuk buluh tanduk, sedang selebihnya
membentuk bahan tanduk intertubuler yang tumbuh kearah distal. Daerah ini
berpigmen.
c. Stratum lamellatum
Pada
kuku yang masih hidup dikenal adanya : lamel epidermal yang merupakan kuku
sebenarnya dan lamel korium yang merupakan pododerm.
Pododerm
Struktur pododerm berbeda dengan korium kulit, karena pada pododerm
terdapat pembuluh darah besar. Pododerm banyak mengandung serabut kolagen dan
elastis juga terdapat stratum papilare dan stratum reticulare. Didaerah koroner korium paling
tebal, sebaliknya dipinggiran tipis.
Pododerm daerah dinding kuku membentuk lamine coriales, primer dan
sekunder. Di bagian depan lamine relatif lebih subur dibandingkan dengan daerah belakang.
Teracak
Pada teracak bulb dan frog tidak ada sedangkan sol sangat kecil. Laminae
epidermal sekunder tidak ada, sednagkan yang primer panjang, langsing dan
kadang bercabang. Sedangkan kuku untuk
karnivora mempunyai dinding kuku bilateral pipih, dan daerah pertemuan dermis
dan epidermis pada garis tengah agak lunak.
3.4
Tanduk
Merupakan
penjuluran os frontale yang disebut pocessus cornualis, berongga dan
berhubungan dengan sinus frontalis. Epidermis membentuk stratum kornium yang
tebal yang selanjutnya membentuk horn sheats dan didaerah akar tanduk berbentuk epikeras. Epikeras
terdiri dari bahan tanduk lunak homolog dengan periopel kuku, pada tanduk
terdapat buluh halus yang dibagian tengah memiliki unsur medulla.
Pada
tanduk sering tampak cincin tanduk yang sering dihubungkan dengan perubahan
periodik pertumbuhan terutama : kerbau dan domba. Sednagkan sisik, paruh dna
taji pada ayam secara garis besarnya memiliki struktur mirip kuku.
Perbaikan Kerusakan Kulit
Kulit merupakan subyek dari berbagai type luka atau kerusakan
keutuhan anatomi abrasi, kontusio, laserasi punstio dan insisi. Perbaikan kulit
merupakan hal yang komplek dan dinamis dan aktivitas selular diawali dari luka
dan persambungan pada seluruh jaringan yang terluka. Walaupun perbaikan luka
menggambarkan persambungan dari aktivitas sel-sel secara keseluruhan, untuk
membahas proses perbaikan ini dibagi atas tahapan-tahapan yakni : perlukaan, induksi, inflamatori dan
tahap maturasi.
Yang
terlihat dalam perbaikan kulit adalah epidermis, dermis dan hypodermis.
Kebanyakan proses abrasi ringan pada
epidermis tanpa kerusakan dermis umumnya mampu diperbaiki melalui aktivitas
mitosis stratum basale epidermis.
No comments:
Post a Comment