Kualitas dan karakteristik air
limbah dapat ditentukan dengan parameter. Beberapa
parameter itu sebagai berikut.
a) Biochemical Oxygen Demand (BOD520)
Biochemical Oxygen Demand merupakan banyaknya oksigen dalam
Biochemical Oxygen Demand merupakan banyaknya oksigen dalam
mg/l yang diperlukan oleh mikroba untuk menguraikan bahan organik pada
suhu 20 °C selama lima hari. Pengukuran
BOD adalah dengan menghitung
selisih antara oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut pada air sampel yang
telah disimpan selama 5 hari pada suhu 20 °C. Kadar oksigen
terlarut dalam air alami berkisar antara 5–7 ppm. 1 ppm adalah 1 mg oksigen
yang terlarut dalam 1 liter air. Penurunan kadar oksigen terlarut dalam air
adalah akibat terjadinya proses oksidasi bahan organik, reduksi zat hasil
aktivitas bakteri anaerob, dan respirasi makhluk hidup air terutama pada malam hari.
Limbah bahan organik yang masuk ke dalam air diurai oleh mikroba, mikroba membutuhkan oksigen terlarut
untuk mengoksidasi bahan organik.
Semakin banyak limbah organik, semakin banyak mikroba yang hidup. Untuk hidupnya, mikroba memerlukan
oksigen. Semakin banyak mikroba,
semakin rendah kadar oksigen terlarut dalam air. Hal ini dapat
mengganggu kehidupan di dalam air.
BOD dapat menggambarkan oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik yang dapat
didekomposisikan secara biologis (biodegradable).
b) Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand menunjukkan total jumlah oksigen yang
Chemical Oxygen Demand menunjukkan total jumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk proses oksidasi bahan organik secara
kimiawi baik yang biodegradable maupun
yang nonbiodegradable.
c) Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO)
Dissolved Oxygen menunjukkan jumlah kandungan oksigen di
Dissolved Oxygen menunjukkan jumlah kandungan oksigen di
dalam air yang diukur dalam 1 mg/1 lt. DO dapat digunakan sebagai indikasi seberapa besar jumlah pengotoran limbah. Semakin tinggi oksigen
terlarut, semakin kecil tingkat pencemarannya.
d) Total
Suspended Solid (TSS), Mixed
Liquor Suspended Solid
(MLSS), dan Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS)
TSS, MLSS, dan MLVSS menunjukkan jumlah berat dalam mg/1
(MLSS), dan Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS)
TSS, MLSS, dan MLVSS menunjukkan jumlah berat dalam mg/1
kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah
dilakukan penyaringan dengan membran
berukuran 0,45 mikron. MLSS menunjukkan jumlah TSS yang berasal dari bak pengendap lumpur aktif sesudah dipanaskan pada
suhu 103 °C – 105 °C, sedangkan MLVSS merupakan kandungan organic matter yang terdapat pada
MLSS sesudah dipanaskan pada suhu 600 °C. Benda volatie yang
menguap inilah yang disebut dengan MLVSS.
e) Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan air dapat diukur dengan menggunakan efek cahaya.
Kekeruhan air dapat diukur dengan menggunakan efek cahaya.
Kekeruhan air disebabkan oleh tercampurnya air dengan bahan organik di
dalam air.
f) pH air
pH air dapat dijadikan indikasi apakah air tersebut tercemar atau
pH air dapat dijadikan indikasi apakah air tersebut tercemar atau
tidak dan seberapa besar tingkat pencemarannya. pH air alami berkisar antara 6,5 – 8,5. Pencemaran air dapat
menyebabkan naik atau turunnya
pH air. Jika banyak tercemar zat yang bersifat asam
(bahan organik), pH air akan lebih kecil dari 6,5,
tetapi jika air tercemar oleh zat yang bersifat basa (kapur), pH air akan lebih besar dari 8,5. Setiap kenaikan
1 angka pada skala pH menunjukkan kenaikan kebasaan 10 kali. Demikian juga sebaliknya, penurunan 1 angka pada
skala pH menunjuk-kan penurunan keasaman 10 kali.
g) Indikator Biologi
Indikator biologi dapat dimanfaatkan untuk
mengukur kualitas air atau seberapa besar
tingkat pencemarannya. Makhluk hidup atau organisme yang ada di dalam perairan tersebut dapat dijadikan indikator ada tidaknya pencemaran di dalam perairan tersebut. Makhluk hidup ini mempunyai sensitivitas yang lebih tinggi dengan
perubahan lingkungan yang terjadi,
termasuk adanya zat asing dalam lingkungannya. Sebagai contoh, cacing Planaria yang biasa hidup di air jernih akan
sangat sensitif dengan pencemaran. Ada tidaknya Planaria
di dalam perairan itu dapat menunjukkan ada
tidaknya pencemaran di perairan tersebut. Semakin tinggi tingkat pencemaran,
semakin sulit Planaria itu ditemukan. Selain Planaria, hewan lain yang dapat dijadikan
indikator biologi adalah Tubifex (indikator
pencemaran bahan organik), serangga air, ikan mikro-invertebrata, ganggang, dan
bentos.
No comments:
Post a Comment