Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki
peranan yang sangat fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit
ditegakkan dengan patologi (histopatologi). Sedakanangkan pengertian Patologi
dalam arti yang luas adalah bagian dari ilmu kedokteranng yang mengamati sebab
dan akibat dari terjadinya penyakit atau kelainan pada tubuh. Namun pengertian
patofisiologi sendiri adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang
masuk ke dalam tubuh.
Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit
kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena
yang berhubungan dengan hidup.dan selalu berbuhungan dengan karakterristik
makhluk hidup yaitu : bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolisme dan
beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.
Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang
bertujuan untuk mengesi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian
yang rusak. Nekrosis adalah kematian yang utama. Sel yang mengalami kematian
secara nekrosis umumnya disebabkan oleh factor dari luar secara langsung,
misalnya : kematian sel di karenakan kecelakaan, infeksi virus, radiasi sinar
radio aktif atau keracunan zat kimia. Tanpa adanya tekanan dari luar, sel tidak
akan dapat mati secara nekrosis.
PEMBAHASAN
2.1 Patofisiologi Penyakit
Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki
peranan yang sangat fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit
ditegakkan dengan patologi (histopatologi). Sedangkan pengertian Patologi dalam
arti yang luas adalah bagian dari ilmu kedokteran yang mengamati sebab dan
akibat dari terjadinya penyakit atau kelainan pada tubuh. Namun pengertian
patofisiologi sendiri adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang
masuk ke dalam tubuh.
Kata patologi berasal dari kata yunani : PATOS = keadaan ; LOGOS =
ilmu. Jadi PATOLOGI diartikan mempelajari penyakit secara ilmu pengetahuan (
scientific method ).
2.2 Mekanisme Adaptasi Sel
Mekanisme
adaptasi sel :
2.2.1 Organisasi sel
Yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan
bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup.
Karakteristik mahkluk hidup :
a. Bereproduksi
b. Tumbuh
c. Melakukan metabolisme
d. Beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.
Aktifitas
sel : sesuai dengan proses kehidupan, meliputi :
a. Ingesti – mengekskresikan sisa metabolisme
b. Asimilasi – bernafas – bergerak
c. Mencerna – mensintesis – berespon, dll
A. Struktur Sel
Sel mengandung struktur fisik yang terorganisasi yang dinamakan
organel. Sel terdiri dari dua bagian utama : inti dan sitoplasma yang keduanya
dipisahkan oleh membrane inti. Sitoplasma dipisahkan dengan cairan sekitarnya
oleh membrane sel. Berbagai zat yang membentuk sel secara keseluruhan disebut
protoplasma.
1. Membrane Sel, merupakan struktur elastis yang sangat tipis,
penyaring selektif zat – zat tertentu.
2. Membrane Inti, merupakan dua membrane yang saling mengelilingi. Pada
kedua membrane yang bersatu merupakan larut dapat bergerak antara cairan inti
dan sitoplasma.
3. Retikulum endoplasma, tdd
a. RE granular yang pd permukaannya melekat ribosom yg terutama mengandung
RNA yg berfungsi dalam mensintesa protein.
b. RE agranular, tidak ada ribosom. Berfungsi untuk sintesa lipid dan
enzimatik sel.
4. Komplek golgi
Berhubungan
dgn RE berfungsi memproses senyawa yg ditransfer RE kemudian disekresikan.
5 Sitoplasma, yaitu suatu medium cair banyak mengandung struktur
organel sel
6 Mitokondria, adalah organel yg disediakan untuk produksi energi
dalam sel. Di sini dioksidasi berbagai zat makanan.
katabolisme / pernafasan sel.
katabolisme / pernafasan sel.
7 Lisosom, adalagh bungkusan enzim pencernaan yg terikat membrane. Dan
merupakan organ pencernaan sel.
8 Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan penting
pada pembelahan sel.
9 Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel. Mengandung DNA yg
disebut gen.
10 Nukleoli, merupakan struktur protein sederhana mengandung RNA.
Jumlah dapat satu atau lebih.
B. System
Fungsional Sel.
1. Penelanan
dan pencernaan oleh sel.
Zat-zat dapat melewati membrane dengan cara :
a. difusi
a. difusi
b.
transfor aktif melalui membrane
c. endositosis , yaitu mekanisme membrane menelan cairan ekstra sel
dan isinya. Tdd : fagositosis dan pinositosis.
penelanan partekil besar oleh sel seperti bakteri, partikel – partikel degeneratif jaringan. Fagositosis menelan sedikit cairan ekstra sel dan senyawa yang larut dalam bentuk vesikel kecil. Pinositosis
penelanan partekil besar oleh sel seperti bakteri, partikel – partikel degeneratif jaringan. Fagositosis menelan sedikit cairan ekstra sel dan senyawa yang larut dalam bentuk vesikel kecil. Pinositosis
2. Ekstrasi energi dari zat gizi. (fungsi mitokondria)
Oksigen menghasilkan energi yang dioksidasi dan zat gizi masuk dalam sel digunakan untuk membentuk ATP. 1ATP menghasilkan 8000 kalori.
Oksigen menghasilkan energi yang dioksidasi dan zat gizi masuk dalam sel digunakan untuk membentuk ATP. 1ATP menghasilkan 8000 kalori.
2.2.2
Modalisasi cedera sel
Sel selalu terpajan terhadap kondisi yang selalu berubah dan
potensial terhadap rangsangan yang merusak sel akan bereaksi :
a. Beradaptasi,
b. Jejas / cidera reversible
c. Kematian
Sebab-sebab Jejas, Kematian dan Adaptasi sel :
1. Hipoksia, akibat dari :
1. Hipoksia, akibat dari :
a. Hilangnya perbekalan darah karena gangguan aliran darah serta
b. Gangguan kardiorespirasi
c. Hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen. :anemia dan keracunan.
Respon sel terhadap hipoksia tergantung pada tingkat keparahan hipoksia:
sel-sel dapat menyesuaikan, terkena jejas, kematian.
2.
Bahan Kimia (obat – obatan )
Bahan kimia menyebabkan perubahan pada beberapa sel : permeabilitas
selaput, homeostatis osmosa, keutuhan enzim kofaktor. Racun menyebabkan
kerusakan hebat pada sel dan kematian individu.
3. Agen Fisik
Dapat merusak sel. Traumamekanik, yang menyebabkan pergeseran
organisasi intra sel.
a. Suhu rendah.
Gangguan
suplai darah ( vasokontriksi ) suhu rendah membakar jaringan – suhu tinggi.
b. Perubahan mendadak tekanan atsmofir, menyebabkan gangguan perbekalan
darah untuk sel – sel individu. Tingginya gas – gas atsmofir terlarut dalam
yang di bawah tekanan atsmofir darah. Jika mendadak kembali ke tekanan normal
zat- zat akan terjebak keluar dari larutan secara cepat dan membentuk gelembung
– gelembung jenis hipoksia. Menyumbat aliran darah dalam sirkulasi mikro.
c. Tenaga radiasi, jejas akibat ionisasi langsung senyawa kimia yang
ada di dalam sel atau karena ionisasi sel yang menghasilkan radikal “ panas “
yang secara sekunder bereaksi dengan komponen intra sel.
d. Tenaga listrik, jika melewati tubuh akan menyebabkan : aritmi
jantung luka bakar. Serta gangguan jalur konduksi saraf.
4. Agen Mikrobiologi : Bakteri, virus, mikoplasma, klamidia, jamur
dan protozoa. Merusak sel – sel penjamu. Mengeluarkan eksotosin, bakteri
merangsang respon peradangan. Atau mengeluarkan endotoksin, reaksi immunologi
yang merusak sel. Timbul reaksi hipersensitivitas terhadap gen.
Contoh penyakit : infeksi stafilokokus atau sterptococus, gonore,
sifilis, kolera, dll. Virus mewariskan DNA, virus menyatu dengan DNA sel,
setelah berada dalam sel virus akan mengambil alih fungsi sel. RNA virus gen –
gen pada sel baru akan mengontrol fungsi sel.
Contoh penyakit : ensefalitis, campak jerman, rubella,
poliomyelitis, hepatitis, dll
5. Mekanisme Imun, reaksi imun sering di kenal sebagai penyebeb
kerusakan dan penyakit pada sel. Antigen penyulut pada eksogen maupun endogen.
Antigen endogen ( missal, antigen sel ) menyebabkan penyakit Autoimun.
6. Gangguan
Genetik
Mutasi,
dapat menyebabkan : mengurangi suatu enzim, kelangsungan hidup sel tidak
sesuai, atau tanpa dampak yang diketahui.
7.
Ketidakseimbangan Nutrisi
a.
Defisiensi protein – kalori
b.
Avitaminosis
c.
Aterosklerosis, obesitas – kelebihan kalori
8.
Penuaan
ADAPTASI SEl
Bentuk reaksi jaringan
organ / system tubuh terhadap jejas :
1. Retrogresif, jika terjadi proses kemunduran ( degenerasi / kembali
kearah yang kurang kompleks )
2. Progresif, berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih buruk
untuk penyakit.
3. Adaptasi ( penyesuaian ) :
a. Atropi, yaitu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah
berkembang sempurna dengan ukuran normal
b. Hipertropi, yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini
meningkatkan ukuran alat tubuh menjadi lebih besar dari pada ukuran normal.
c. Hiperplasia, yaitu dapat disebabkan oleh adanya stimulasi atau
keadaan kekurangan secret atau produksi sel terkait.
d. Metaplasia, ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur
jenis tertentu menjadi sel matur jenis lain.
e. Displasia, keadaan yang timbul pada sel dalam proses metaplasia
berkepanjangan tanpa mereda dapat mengalami polarisasi pertumbuhan sel reserve
f. Degenerasi, yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler
yang disertai perubahan marfologik, akhibat jejas nin fatal pada sel.
g. Infiltrasi.
2.2.3 Sel
yang diserang
Pengaruh
stimulus yang menyebabkan cidera sel pada sel :
1. Kerusakan biokimia, terjadi perubahan kimia dari salah satu
reaksi metabolisme atau lebih di dalam sel.
2. Kelainan fungsi, ( missal kegagalan kontraksi, sekresi sel atau
lainnya ) cidera kelainan fungsi. Tetapi tidak semua, kerusakan biokimia pada
sel. Jika sel banyak cidera, memiliki cadangan yang cukup sel tidak akan
mengalami gangguan fungsi yang berarti.
3. Perubahan morfologi sel. Yang menyertai kelainan biokimia dan
kelainan fungsi. Tetapi saat ini masih ditemukan sel secara fungsional
terganggu namun secara morfologi tidak memberikan petunjuk adanya kerusakan
4. Pengurangan massa
atau penyusutan
Pengurangan ukuran sel jaringan atau organ disebut atropi. Lebih
kecil dari normal.
22.4
Perubahan morfologi pada sel yang cedera sub letal
Perubahan pada sel cidera sub letal bersifat reversible. Yaitu jika
rangsangan dihentikan, maka sel kembali sehat. Tetapi sebaliknya jika tidak
kematian sel dihentikan.
Perubahan sub letal pada sel disebut degenerasi atau perubahan
degeneratif. Hal ini cenderung melibatkan sitoplasma sel, sedangkan nucleus
mempertahankan integritas sel selama sel tidak mengalami cidera letal.
Bentuk perubahan degeneratif sel :
1. Pembentukan sel, gangguan kemampuan metabolisme pembentukan
energi dam kerusakan membrane sel influk air ke peningkatan konsentrasi Na
memompa ion Na menurun pembengkakan sel.
2. Penimbunan lipid intra sel, secara mokroskopis sitoplasma dari
sel – sel yang terkena tampak bervakuola berisi lipid.
2.2.5
Kalsifikasi patologik
Klasifikasi : proses diletakkannya (pengendapan ) kalsium dalam
jaringan pembentukan tulang.
Klasifikasi patologis merupakan proses yang sering juga menyatakan
pengendapan abnormal garam – garam kalsium, disertai sedikit besi, magnesium
dan garam – garam mineral lainnya dalam jaringan., yaitu :
1. Klasifikasi terjadi pada hiperkalsemi akhibat hipertiroid, tumor,
atropi tulang, hipervitaminosis D, dll. Tanpa di dahului kerusakan jaringan.
Proses klasifikasi pada jaringan yang telah mengalami kerusakan terlebih
dahulu.
2. Klasifikasi distropi kerusakan dapat bersifat degenerasi atau
nekrosis. Contoh : lithopedion, bayi membantu pada janin yang mati dalam
kandungan.
3. kalsinosis, terjadi kalsifikasi pada jaringan yang tampak normal
atau yang menunjukkan kerusakan sistemik.
4. Pembentukan tulang heterotropik, meliputi 3 proses diatas disertai
pergantian proses dari kalsifikasi menjadi pembentukan tulang, terjadi akhibat
depo kalsium abnormal yang metaplasia kearah osteoblastik dan dapat merangsang
sel fibroblast membentuk tulang.
5. Kalsifikasi pada pembuluh darah arteri, terjadi pada
arteiosklerosis, ini termasuk kalsifikasi distropik.
2.3 Regenerasi dan Nekrosis Sel
Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang
bertujuan untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian
yang rusak. Regenerasi sel juga diartikan proses pembentukan sel untuk
menggantikan sel yang mati yang diatur mulai tingkat terkecil dalam sel tubuh kita.
Setiap saat, setiap detik sel pada tubuh kita ada yang mati dan setiap itu pula
lahirlah sel yang menggantikannya atau disebut proses regenerasi. Proses
regenerasi dominant mulai usia anak – anak sampai kira – kira 30 tahun.
Kemudian digantikan dengan proses degenerasi yang paling dominant. Namun pada
dasarnya regenerasi ( pembentukan ) dan degenerasi ( perusakan ) sel akan
selalu terjadi dalam tubuh kita.
Nekrosis merupakan proses kematian sel. Nekrosis melibatkan
sekelompok sel, mengalami kehilangan integritas membrane, sel yang mengalami
nekrosis akan terlihat membengkak untuk kemudian mengalami lisis. Nekrosis juga
dapat terjadi kebocoran lisosom. Sel yang mengalami nekrosis kromatinnya
bergerombol dan terrjadi agregasi. Pada nekrosis, terlihat respon peradangan
yang nyata disekitar sel – sel yang mengalami nekrosis dan sel yang mengalami
nekrosis akan di makan oleh makrofag. Nekrosis terjadi Karena trauma
nonfisisologi pada nekrosis enzim – enzim yang terlibat dalam proses apoptosis
mengalami perubahan atau inaktivasi. Nekrosis tidak dapat di amati. Nekrosis
tidak disertai proses sitensis makro molekul baru, pada nekrosis frakmentasi
terjadi secara random sehingga pada agarose
setelah
electrophoresis akan terlihat menyebar tidak jelas sepanjang alurnya. ( DNA
smear ).
No comments:
Post a Comment