A.
Etiologi
Bakteri
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang langsing, lurus, dengan berdiameter
0,2-0,6 µm dengan panjang 1,5-3 µm, bercabang membentuk huruf X, Y, Z, atau
berbentuk filament. Bakteri ini
bersifat aerobik, non-spora, tahan asam, non motil, bersifat Gram (+).
Mikobakteria dapat tumbuh lebih cepat pada pH 6.0 dan 8.0. Dalam jaringan tubuh
kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun. Berdasarkan sifat
pertumbuhan pada media, kuman ini dibedakan atas 3 tipe, yaitu: Tipe human
pathogen tergadap manusia, kera, anjing, dan babi. Tipe Bovis patogen terhadap
sapi, kuda, babi, kambing, anjing, kucing, manusia, dan kera. Tipe avian
patogen terhadap bangsa burung, sapi, dan babi.
B. Cara Penularan dan Patogenitas
Inhalasi Penularan terjadi karena adanya aerosol
yang dikeluarkan melalui batuk oleh penderita atau material tinja kering yang
terhirup oleh manusia dan hewan. Jika
terhirup dalam bentuk debu kering, bakteri tuberkel dapat lewat secara langsung
ke dalam rongga udara paru-paru atau masuk ke selaput lendir trachea dan sampai
di alveolus (Davies 1947). Di dalam paru-paru mikroorganisme ini ditangkap oleh
makrofag dan dibawa ke nodus limfatikus, tempat dimana mikroorganisme memulai
penyebarannya.
Ingesti Manusia dan hewan dapat tertular penyakit
TBC dari air susu yang terinfeksi, pakan atau air yang terkontaminasi oleh
discharge, urin atau feses yang terinfeksi. Kontak dengan manusia atau hewan
yang terinfeksi juga dapat memberikan penularan yang timbal balik. Organisme
mikobakteria akan menembus mukosa tenggorokan sehingga akan tampak perlukaan
pada daerah tenggorokan atau limfoglandula submaxillary, atau dapat menjangkau
mukosa usus dan melewati vena mesenterika. Pada kasus yang lebih luas,
organisme menembus mukosa tanpa memproduksi luka makroskopik pada titik masuk
(Davies 1947).
Kontak
langsung Penularan TBC dapat juga
terjadi melalui gigitan hewan yang sakit terhadap hewan yang sehat. Kuman yang
terdapat pada air liur masuk ke dalam tubuh hewan yang tergigit melalui
jaringan (Sari 2004).
Peralatan
yang terkontaminasi Peralatan yang
terkontaminasi juga dapat menularkan penyakit TBC seperti jarum, thermometer
rektal, jaring yang terkontaminasi, peralatan makan, masker pembius, serta
alat-alat lainnya (Sari 2004).
Infeksi
silang Tuberkulosis dapat
ditularkan dari manusia atau sapi kepada kelinci dengan rangkaian tanpa akhir. Setelah
mikroorganisme berada dalam tubuh sesuai dengan cara masuknya dan bakteri
tersebut akan disebarkan keseluruh tubuh.
Terdapat
empat macam jalur penyebaran TBC di
dalam tubuh yang terdiri dari: Penyebaran secara langsung, melalui sistem
kardiovaskular dan aliran darah, melalui sistem limfatik, dan melalui bronchus dan saluran gastrointestinal. Setelah mikrobakteria menempatkan diri dalam jaringan,
mereka tinggal secara intrasellular dalam monosit, sel retikuloendotelial, dan
sel raksasa.
C.
Gejala Klinis
Penyakit
kronik pada sapi ternak dapat tetap berjalan subklinis dan terdapat bronkopneumonia
kronik. Pada anak sapi dapat timbul pembengkakan kelenjar getah bening
retrofaringeal. Sapi perah dapat menunjukkan adanya mastitis ringan dengan
indurasi progresif dari kelenjar susunya. Adanya benjolan-benjolan putih
(tuberkel) yang terdapat pada paru-paru. Pada kambing adanya penambahan
jaringan ikat. Pada babi terjadi pembesaran limfoglandula superficialis dan
pembengkakkan tulang sendi. Pada unggas tulang tampak menonjol dan sendi
bengkak. Karena penyakit ini bersifat zoonosis maka pada manusia terjadi sesak
napas, pernapasan dalam, batuk, dan sering terjadi haemaptoe.
D.
Diagnosa
Dilakukan dengan beberapa cara antara lain: pemeriksaan
klinis, pemeriksaan mikroskopis, isolasi kuman TBC, uji biologis, dan uji
tuberkulinasi.
E.
Terapi Dan Pencegahan
Pencegahan
dapat dilakukan dengan melakukan vaksin yaitu vaksin BCG, biosafety dan
biosecurity dijaga ketat, menjaga sanitasi kandang dan peralatan yang
digunakan, periksa kesehatan dengan teliti terhadap pemasukan hewan baru,
pekerja peternakan harus bebas dari TBC,dan Pegawai yang terkena flu atau batuk
tidak boleh bekerja di sekitar hewan sampai mereka sembuh tau harus memakai
masker ketika meniapkan makanan dan bekerja di sekitar hewan.
Pemberantasan
dan pengendalian dapat dilakukan dengan membunuh (euthanasia) hewan positif TBC
untuk mencegah penularan ke hewan lain atau manusia. Pada ternak potong
perhatikan kualitas daging. Jika sudah bersifat militer sebaiknya dibakar.
Terapi
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu: Obat
primer (INH (Isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisisn, Pirazinamid).
Obat sekunder (Exionamid,
Paraaminosalisilat (PAS), sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan kanamisin).
No comments:
Post a Comment