Aspergilosis
Penyakit Aspergilosis merupakan penyakit saluran
pernapasan dan kantong hawa unggas segala umur yang telah tersebar di seluruh dunia, terutama
negara-negara tropis yang bercuaca panas dan lembab. Penyakit ini menyerang
secara sistemik, yang berarti menyerang di dalam tubuh ternak dan dapat
menyebar ke seluruh bagian tubuh. Unggas yang rentan antara lain : ayam,
kalkun, itik, angsa dan berbagai jenis unggas, burung liar serta burung-burung
dalam sangkar, seperti : kenari, parkit, kakak tua, nuri dan camar. Penyakit
ini disebabkan oleh jamur Aspergillus niger dan Aspergillus fumigatus.
Wabah yang hebat terjadi pada penetasan yang bisa menimbulkan kematian dengan
angka mortalitas hingga 15% pada anak ayam 2 minggu awal pemeliharaan. Pada ayam yang masih hidup
penyakit menyebabkan pertumbuhan terganggu dan terjadi asites komplek.
Etiologi
Aspergillus fumigatus suka tumbuh pada
bahan-bahan organik yang sedang membusuk dalam kandang ayam atau mesin penetas.
Bisa tumbuh pula pada litter dan pakan ayam, pada komponen tanaman gramineae
(padi-padian), seperti pada batang/daun padi, tebu, jagung dan alng-alang. Aspergillus yang lain, antara lain : A.
flavus, A. niger, A. nodulans dan A. terreus.
Kondisi aerobik,
kelembaban dan suhu yang optimal di daerah tropis menyebabkan jamur akan tumbuh
baik. Angin pada saat
musim pancaroba bisa membawa spora jamur ke areal peternakan. Aspergilosis akan
banyak terjadi di area peternakan yang dekat dengan perkebunan tebu, ladang alang-alang, atau
bahkan persawahan padi.
Sarang
A. fumigatus yang sedang bersporulasi tampak berwarna biru
kehijau-hijauan yang sering mengkontaminasi pakan ternak, litter, tempat pakan
dan minum. Koloni A. flavus tampak hijau kekuningan, koloni A. niger
berwarna hitam, A. nodulans berwarna hijau dan A. terreus
berwarna kecoklatan.
Faktor-faktor
predisposisi yang memudahkan serangan Aspergillus, antara lain : populasi yang
terlalu padat, ventilasi jelek, cuaca buruk, stres akibat pengangkutan atau
pindah ternak.
Gejala Klinis
Unggas yang terserang menunjukkan
tanda-tanda sulit bernapas, gasping. kecepatan pernapasan meningkat. Gejala
lain yang sering muncul, antara lain : mencret, napsu makan menurun, pucat,
kurus dan pertumbuhan lambat. Mata membenkak sebelah atau keduanya, jika infeksi
terjadi di mata. Jamur juga bisa menyerang otak sehingga terlihat gejala-gejala
syaraf, seperti kekakuan, tremor (gemetaran), kepala diletakkan pada punggung
dan lumpuh.
Cara Penularan
Penularan penyakit terjadi akibat
menghirup sejumlah spora Aspergillus yang berasal dari pakan atau
litter. Kejadian Aspergilosis di mesin penetasan
merupakan indikasi tingkat sanitasi dan menejemen suatu perusahaan pembibitan. Aspergillus
bisa menembus kulit telur, terutama telur yang kotor apalagi retak, sehingga
terjadi kematian embrio saat umur16 hari inkubasi atau jika berhasil
menetas, maka akan menghasilkan DOC yang lemah dengan paru-paru dan kantung
udara terinfeksi Aspergillus. DOC yang demikian menderita brooderpneumonia. Tingkat kematian DOC
rata-rata sebesar 5 – 10%, tingkat kematian tertinggi adalah 30%.
Perubahan Pasca Mati
Ditemukan benjolan-benjolan atau sarang
perkejuan berwarna kuning sampai abu-abu dalam Trakhea, paru-paru, kantong hawa
dan tenggorokan. Sering juga ditemukan dalam perut, hati dan bagian tubuh yang
lain.
Pencegahan
Disiplin dalam tatalaksana
pemeliharaan, sanitasi mesin tetas dan mementingkan higyene merupakan upaya
pencegahan yang harus diperhatikan.
Pengobatan
Tindakan pengobatan yang bisa dilakukan
adalah pemberian Fungisidin, dapat diberikan secara aerosol, melalui
penyemprotan dengan sprayer atau pemberian Thiabendazole 0,2% per oral melalui
pakan.
No comments:
Post a Comment