A.
Etiologi
Bakteri
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang langsing, lurus, dengan berdiameter
0,2-0,6 µm dengan panjang 1,5-3 µm, bercabang membentuk huruf X, Y, Z, atau
berbentuk filament. Bakteri ini
bersifat aerobik, non-spora, tahan asam, non motil, bersifat Gram (+).
Mikobakteria dapat tumbuh lebih cepat pada pH 6.0 dan 8.0. Dalam jaringan tubuh
kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun. Berdasarkan sifat
pertumbuhan pada media, kuman ini dibedakan atas 3 tipe, yaitu: Tipe human
pathogen tergadap manusia, kera, anjing, dan babi. Tipe Bovis patogen terhadap
sapi, kuda, babi, kambing, anjing, kucing, manusia, dan kera. Tipe avian
patogen terhadap bangsa burung, sapi, dan babi.
B. Cara Penularan dan Patogenitas
Terdapat
empat macam jalur penyebaran TBC di
dalam tubuh yang terdiri dari: Penyebaran secara langsung, melalui sistem
kardiovaskular dan aliran darah, melalui sistem limfatik, dan melalui bronchus dan saluran gastrointestinal. Setelah mikrobakteria menempatkan diri dalam jaringan,
mereka tinggal secara intrasellular dalam monosit, sel retikuloendotelial, dan
sel raksasa.
C.
Gejala Klinis
Penyakit
kronik pada sapi ternak dapat tetap berjalan subklinis dan terdapat bronkopneumonia
kronik. Pada anak sapi dapat timbul pembengkakan kelenjar getah bening
retrofaringeal. Sapi perah dapat menunjukkan adanya mastitis ringan dengan
indurasi progresif dari kelenjar susunya. Adanya benjolan-benjolan putih
(tuberkel) yang terdapat pada paru-paru. Pada kambing adanya penambahan
jaringan ikat. Pada babi terjadi pembesaran limfoglandula superficialis dan
pembengkakkan tulang sendi. Pada unggas tulang tampak menonjol dan sendi
bengkak. Karena penyakit ini bersifat zoonosis maka pada manusia terjadi sesak
napas, pernapasan dalam, batuk, dan sering terjadi haemaptoe.
D.
Diagnosa
Dilakukan dengan beberapa cara antara lain: pemeriksaan
klinis, pemeriksaan mikroskopis, isolasi kuman TBC, uji biologis, dan uji
tuberkulinasi.
E.
Terapi Dan Pencegahan
Pencegahan
dapat dilakukan dengan melakukan vaksin yaitu vaksin BCG, biosafety dan
biosecurity dijaga ketat, menjaga sanitasi kandang dan peralatan yang
digunakan, periksa kesehatan dengan teliti terhadap pemasukan hewan baru,
pekerja peternakan harus bebas dari TBC,dan Pegawai yang terkena flu atau batuk
tidak boleh bekerja di sekitar hewan sampai mereka sembuh tau harus memakai
masker ketika meniapkan makanan dan bekerja di sekitar hewan.
Pemberantasan
dan pengendalian dapat dilakukan dengan membunuh (euthanasia) hewan positif TBC
untuk mencegah penularan ke hewan lain atau manusia. Pada ternak potong
perhatikan kualitas daging. Jika sudah bersifat militer sebaiknya dibakar.
No comments:
Post a Comment