EPIDEMIOLOGI INFEKSI VIRUS
Epidemiologi adalah kajian mengenai penentu
(determinan), dinamika dan penyebaran penyakit pada populasi. Resiko infeksi
penyakit pada seekor hewan atau pada populasi hewan ditentukan oleh :
- Sifat virus, misalnya keragaman antigenik
- Inang dan populasi inang, misalnya kekebalan bawaan dan kekebalan perolehan.
- Lingkungan dan ekologi.
Epidemiologi dapat dipandang sebagai bagian dari
biologi lingkungan yang berusaha menggabungkan
berbagai faktor itu menjadi satu kesatuan.
Kajian epidemiologi juga efektif untuk :
- memastikan peran virus dalam etiologi penyakit
- memahami interaksi virus dengan penentu lingkungan dari penyakit
- menentukan faktor yang mempengaruhi kerentanan inang
- memahami cara penularan virus
- pengukuran skala besar dari vaksin dan obat.
2.1 Penggunaan Data dalam Epidemiologi
Tingkat Kejadian
Kejadian
adalah ukuran dari frekuensi dalam suatu waktu. Misalnya tingkat kejadian bulanan atau tahunan dan sangat
penting artinya untuk penyakit akut dalam waktu singkat.
Untuk infeksi akut, ada tiga parameter dalam
menentukan tingkat kejadian infeksi:
- Proporsi hewan yang rentan
- Proporsi hewan rentan yang terinfeksi
- Persentase hewan terinfeksi yang menjadi sakit
Proporsi hewan pada populasi yang rentan terhadap
virus tertentu menunjukan riwayat pendedahan terdahulu terhadap virus dan
jangka waktu imunitas. Proporsi hewan rentan yang terinfeksi selama setahun
atau satu musim dapat sangat beragam, ditentukan oleh faktor seperti jumlah dan
kerapatan, infeksi arbovirus dan populasi vektor. Dari jumlah hewan yang
terinfeksi, hanya beberapa yang mudah diketahui .
Tingkat
Kejadian = jumlah kasus x 10n
__________________ pada periode
tertentu
Populasi yang riskan
Keterangan : 10n = 1000, 100.000,
1000.000, dst nya.
Prevalensi
Adalah gambaran kilat dari frekuensi suatu
penyakit, yang berlaku pada suatu saat tertentu. Ini merupakan fungsi dari
kejadian dan jangka waktu penyakit. Seroprevalensi
berkaitan dengan proporsi hewan dalam populasi yang mempunyai antibodi terhadap
virus tertentu. Karena antibodi penetral seringkali tetap ada sampai beberapa
tahun, maka tingkat seroprevalensi dapat menunjukkan pengalaman kumulatif
terpapar virus.
Tingkat Prevalensi = Jumlah kasus x 10n
___________________ pada saat tertentu
Populasi yang riskan
Tingkat Kematian
Kematian
karena penyakit dapat dikatagorikan dalam dua bentuk :
- Angka kematian spesifik-penyebab.
Jumlah kematian karena
penyakit pada tahun tertentu, dibagi dengan keseluruhan populasi pada
pertengahan tahun. Biasanya dinyatakan per 100.000.
- Angka fatalitas-kasus.
Persentase hewan penderita
penyakit tertentu yang mati karena penyakit itu sendiri.
2.2 Sumber Data
Sumber data dipengaruhi oleh :umur, jenis kelamin,
genetik, status imun, gizi, dan berbagai parameter prilaku. Yang paling luas
berpengaruh adalah umur, yang mana
dapat mengacaukan status imunologi dan berbagai peubah fisiologi. Pengupulan
data yang cermat tetang terjadinya penyakit adalah cukup sulit. Bahkan data
untuk denominator, yaitu populasi keseluruhan seringkali tidak tersedia. Yang
ada hanya informasi mengenai jumlah kasus.
2.3 Istilah – Istilah dalam Epidemiologi
Endemik
Pada hewan dipakai istilah enzootik, yaitu suatu penularan penyakit yang mengakibatkan
terjadinya penyakit secara berkesinambungan pada populasi disuatu daerah
terbatas selama periode waktu tertentu.
Epidemik
Pada
hewan dipakai istilah epizootik,
yaitu puncak dari kejadian penyakit yang melampaui batas endemik atau tingkat
penyakit yang diperkirakan.
Besarnya puncak yang diperlukan untuk membentuk
epizootik hanya berdasarkan perkiraan saja dan dikaitkan dengan latar belakang
tingkat enzootik, seperti angka morbiditas (angka kesakitan) dan pengetahuan
bahwa penyakit timbul karena tingkat keganasannya. Sebagai contoh penyakit
Newcastle tipe velogenik pada unggas dapat dianggap sebagai enzootik, sedangkan
sejumlah kecil kasus bronkitis menular tidak dianggap sebagai enzootik.
Pandemik
Pada
hewan dipakai istilah panzootik,
yaitu epizootik yang terjadi diseluruh dunia. Seperti panzootik parvovirus
anjing yang terjadi diseluruh dunia diawal tahun 1980-an.
Masa Inkubasi
Adalah
jangka waktu antara infeksi dgn mulai terjadinya gejala klinis penyakit. Pada
banyak penyakit, sperti influenza unggas, masa inkubasi sangat singkat, kurang
lebih hanya sehari akan muncul gejala klinis. Hewan yang terinfeksi akan
mengeluarkan virus dan tetap menular dalam jangka waktu tertentu. Periode
kemenularan (infektifitas), tergantung pada macam penyakitnya.
Infektifitas biasanya singkat pada penyakit
akut dan sangat lama pada infeksi kronis. Sebagai contoh pada infeksi
lentivirus seperti infeksi virus imunodefisiensi kucing, masa inkubasinya
berlangsung sampai tahunan, tetapi hewan yang terinfeksi bersifat menular jauh
sebelum munculnya gejala penyakit. Pada infeksi yang demikian, tingkat
penularanya munkin rendah, tapi karena masa menularnya sedemikian lama, virus
dengan mudah dipertahankan dalam populasi.
2.4 Tipe Penyidikan Epidemiologi
Penyidikan atas penyebab
Metode epidemiologi digunakan
untuk menentukan kejadian dan prevalensi penyakit menular, hubunga antara
penyebab dan pengaruh dan evaluasi atas faktor resiko penyakit yang meliputi
kajian seksi – silang , kajian pengendalian kasus dan kajian prospektif
(kohort).
Kajian seksi-silang
Dapat dilakukan dengan cepat dan menyajikan
data tentang prevalensi penyakit tertentu pada populasi.
Kajian pengendalian kasus
Penyidikan dimulai setelah
penyakit berjangkit dan diupayakan untuk mengidentifikasi penyebabnya. Jadi ini
adalah kajian retrospektif. Keuntungan
dari kajian retrospektif ini adalah dapat dimanfaatkannya data yang ada dan
biaya pelaksanaanya murah.
Kajian prospektif
Penyidikan dimulai dengan
adanya perkiraan penyebab penyakit dan populasi yang terpapar oleh virus.
Penyebab yang diperkirakan itu dipantau untuk adanya bukti penyakit.
Tipe kajian ini memerlukan
pembuatan data baru dan pemilihan
kelompok kontrol yang semirip mungkin dengan kelompok terpapar, kecuali
tidak ada kontak dengan virus penyebab yang diperkirakan itu.
Kajian prospektif, tidak
menghasilkan analisis yang cepat, karena
hasil harus diikuti sampai penyakit dapat diamati , seringkali dalam jangka
waktu lama sehingga menyebabkan kajian ini mahal. Namun, bila kajian prospektif
berhasil dengan baik, pembuktian hubungan penyebab dan pengaruhnya tidak dapat
dibantah.
Kajian epidemiologi lain yang
digunakan untuk mengetahui manfat vaksin atau obat, disebut kajian sentinel.
Kajian sentinel
Dapat digunakan untuk mempelajari secara luas prevalensi dari
infeksi arbovirus. Bila digunakan untuk mengevalasi vaksin atau obat,
kajian jangka panjang itu mempunyai
keuntunan yaitu menyangkut semua peubah yang berpengaruh pada sitem
peternakan secara keseluruhan.
No comments:
Post a Comment