Avibirnavirus
adalah merupakan anggota dari keluarga Birnaviridae, yang merupakan
penyebab penyakit menular bursal fabricus atau Infectious Bursal Disease (IBD).
Virus yang agen
penyakitnya sering disebut dengan nama Infectious Bursal Agent (IBA). Virus ini patogen pada ayam atau burung muda
yang secara klinis terpengaruh langsung. Penyakit
yang ditimbulkan tergolong akut, pada ayam muda yang berumur 3-6 minggu kasus
kematiannya tergolong tinggi, sedangkan
pada umur 0-3 minggu penyakit tergolong kurang akut atau kronis. IBD ditandai dengan penghancuran limfosit dalam bursa
Fabricius dan pada tingkat lebih rendah di organ limfoid lainnya.
1. Etiologi
Gumboro atau Infectious Bursal Disease (IBD) disebabkan oleh Tipe 1
galur virus Avibirna (Avibirnavirus).
-
Tipe 1 :
dikenal ada 2 serotipe virus, yaitu yang klasik dan yang sangat patogenik
(vvIBD).
-
Tipe 2 :
Galur kalkun adalah bersifat tidak patogenik terhadap ayam.
2.
Sifat
Virus (Antigen)
Struktur virus ini tidak
beramplop, berbentuk simetris ikosahedral dan berisi dua utas rantai RNA (Ribonucleic
Acid) (en.wikipedia.org). Dikarenakan tidak beramplop, virus ini memiliki
kelebihan
yaitu lebih stabil terhadap perubahan di lingkungan. Virus Gumboro tetap stabil
dalam rentang pH yang luas (2-8), terpapar enzim proteolitik di usus seperti
tripsin dan panas (60oC selama 30 menit tetap infektif) (MacLachlan
dan Stott, 2004). MacLachlan dan Stott (2004) juga menyatakan bahwa virus IBD
masih bisa ditemukan di kandang yang telah dipanen lebih dari 100 hari (tanpa
didesinfeksi). Juga tahan terhadap sebagian besar golongan desinfektan kecuali Formades, Desinsep, Sporades,
Antisep dan Neo Antisep.Virus IBD juga merupakan virus yang
sangat stabil, tahan terhadap ether 20% dan chloroform 5% untuk 18 jam pada
suhu 400 C. Virion relatif tahan
panas, dan infektivitasnya tahan terhadap pendedahan pada pH 3, agen
virus ini relatif tahan terhadap radiasi sinar ultrra violet dan inaktivasi
patodinamik. Menurut Cho dan
Edgar (1969) Virus IBD dapat bertahan pada suhu 600 C selama 90 menit dan
dapat bertahan pada suhu kamar 250 C
selama 21 hari. Dalam litter
kandang, virus IBD dapat
bertahan selama 60 hari.
Virus IBD sangat tahan terhadap agen fisik maupun kimia dan dapat bertahan pada
suhu 500 C
selama 5 jam. Virus ini masih dapat hidup pada suhu 600 C, tetapi akan mati
pada suhu 700 C
dalam waktu 30 menit (Landgraf et al. 1967). Inaktif pada pH 12
tetapi masih stabil pada pH 2 (Gordon, 1977). Virus ini tahan terhadap
disinfektan amonium kuartener dengan konsentrasi 1000 ppm, campuran
dengan kandungan phenolic 5% zat asam karbol 1% pada suhu 300 C untuk 1 jam (Benton
et al., 1967a). Chloramin merupakan Inaktivator IBDV yang efektif
(Landgraf et al., 1967). Jackwaood et al. (1996) keberhasilan inaktivasi
IBDV menggunakan campuran yang terdiri Phenol:Chloroform:Isoamil alkohol dengan
perbandingan 25:24:1. Virus ini
juga dapat diinaktivasi menggunakan hidrogen
peroksida 10% dan dengan sodium hidroksida pada suhu 400 C (Shirai et al.,
1994).
3.
Inang
atau Hospes
Inang atau hospes
dari abivirnavirus adalah ayam. Yang kebanyakan meyerang ayam muda yaitu sekitar
umur 3-6 minggu. Dan sebagai vektornya adalah kumbang Alphitobius diaperinus,
yang berperan menyebarkan virus Gumboro. Penyemprotan kandang dengan insektisida
dapat mengeliminasi dan menekan perkembangan kumbang tersebut. Hingga sekarang kasus yang banyak ditemukan adalah pada
ayam, sedangkan pada unggas masih jarang ditemukan.
4.
Lingkungan
Lingkungan kandang yang kotor dan sanitasi
yang buruk adalah sumber dari penyakit ini. Selain itu peralatan kandang, air
dan baju pekerja kandang harus diperhatikan dengan baik. Virus gumboro sangat
tahan terhadap suhu lingkungan maupun perlakuan kimia. Peternak diharapakan
lebih memperhatikan lagi penanganan sistem kandang, maupun asal air yang
digunakan untuk peternakannya. Avibirnavirus
dalam lingkungan yang lembab dapat berkembang dengan baik, dan pH lingkungan 2
dapat berkembang baik. Faktor lingkungan disini sangat berpengaruh dalam
patogenesis penyakit gumboro atau infectious bursal disease.
KESIMPULAN :
Avibirnavirus adalah
virus dengan struktur tidak beramplop, berbentuk simetris
ikosahedral dan berisi dua utas rantai RNA (Ribonucleic Acid). Dikarenakan
tidak beramplop, virus ini memiliki kelebihan yaitu lebih stabil terhadap
perubahan di lingkungan. Virus
Gumboro hanya ditularkan secara horisontal dengan media penular utama ialah
feses. Immunosuppressive menjadi
karakteristik yang paling dikhawatirkan dari infeksi Gumboro. Hal ini
dikarenakan virus ini akan menyerang sistem kekebalan tubuh ayam khususnya
organ bursa Fabricius yang terletak
di bagian atas lubang dubur (kloaka) ayam. Penyakit Gumboro dapat dideteksi dengan gejala klinis berupa diare putih,
bulu kusam, ayam sering mematuki bulu di sekitar dubur, peradangan di sekitar
dubur, gemetar dan ayam tampak lesu. Gejala ini akan tampak 2-3 hari setelah
infeksi (masa inkubasi). Untuk pencegahan kasus Gumboro dapat dilakukan dengan
mengoptimalkan masa persiapan kandang dan evaluasi program vaksinasi.
DARTAR
PUSTAKA
Data Technical Service Medion, 2010.
Machdum,Nurvidia Drh.2009.Gumboro pada Ayam.Infovet.Jakarta.
No comments:
Post a Comment