Pertama
– tama hewan (kelinci) dibius
secara intramuskular (gluteal atau
otot besar) neuroleptanalgesia. Anastesi
yang digunakan adalah anastesi umum dengan menggunakan fluanisone 10mg/ml dan fentanil
0,2mg/ml; 0,6ml/kg BB. Dalam operasi ini
tidak menggunakan obat premedikasi.
Setelah
anastesi diberikan, reaksi akan muncul setelah 10 menit. Setelah hewan berada
dibawah pengaruh anastesi, kemudian rambut kepala
dicukur dan diberikan larutan antiseptik (alkohol chorhexidine 5mg/ml) yang diaplikasikan
atas bidang bedah. Hewan ditempatkan di atas meja operasi dan
dipakaikan kain drape pada tubuh bagian caudal
sampai ke ocipital, sehingga terfokus pada wilayah kraniofasial.
Pembedahan
dimulai dengan mencukur rambut hewan disekitar area operasi. Kemudian
dilanjutkan dengan membuat pola sayatan sebelum membuat sayatan kulit dari
hidung ke daerah parietal
sampai lateralis kulit
kepala dan mendasari jaringan, tulang calvarial
yang akan di operasi.
Penyayatan
tulang pada bagian tulang calvarial dan daerah sutural dengan menggunakan mata
pisau berlian yang menghasilkan 4x6 mm atau dengan pisau trepin yang
menghasilkan 6mm sayatan, yang dipasang pada bor dengan kecepatan tertentu.
Lesi pada kepala dapat diperluas dengan melakukan pemetongan rongeur. Proses
penyayatan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mrnghindari perforasi dura
meter dan sinus sagital. Selama proses operasi pengeboran pada tulang, area
pengeboran diberikan NaCl fisiologis untuk mengurangi terjadinya kerusakan pada
daerah termal.
Untuk
penstabilan hemostasis, tulang diberikan wax sebelum proses penutupan sayatan
dilakukan penjaritan dengan menggunakan 4,0 Dexon (asam polyglycolic). Kemudian
luka ditutupi dengan semprotan nobecutan.
Selama prosedur
operasi berjalan, ahli bedah dan asistennya menggunakan topi steril, masker,
glove dan pakaian bedah steril. Sebelum operasi dilakukan, peralatan bedah
disterilkan ke dalan autoclave setiap pagi dan sore. Peralatan tersebut
kemudian di rendam didalam alcohol selama 15 menit.
Perawatan yang
dilakukan pasca operasi yaitu untuk menanggulangi keadaan dehidrasi pada saat
sebelum dan sesudah operasi, hewan disuntikan NaCl fisiologis 10ml secara
subkutan dibagian punggung. Kemudian, hewan diberi injeksi streptocillin 0,1ml
secara intramuscular. Bisa juga diberikan dihydrostreptomycin 0,25g/ml dan benzylpenicilline
0,2g/ml, setiap satu minggu.
Selama proses
pemulihan berlangsung, kelinci dikandangkan dengan tujuan untuk mempertahankan
suhu tubuhnya agar kembali normal. Hewan tetap berada dibawah pengawasan selama
4 jam. Hewan tidak perlu diberikan analgesik setelah operasi.
No comments:
Post a Comment