Gejala-gejala
menjelang partus hampir sama pada semua ternak, tetapi tidak konstan antara
individu ternak dan antara partus yang berurutan. Oleh karena itu gejala-gejala
ini tidak dapat dipakai untuk meramalkan secara tepat waktu partus pada seekor
ternak tertentu tetapi dapat merupakan indikasi yang baik terhadap perkiraan
waktu kelahiran yang diharapkan. Seorang dokter hewan harus mengekang diri
dalam menentukan waktu partus yang tepat.
Waktu perkawinan, jika diketahui sangat
membantu dalam mempirkirakan waktu partus. Pada peternakan yang dikelola secara
baik, catatan perkawinan merupakan suatu keharusan. Segera sebelum melahirkan
kebanyakan hewan cenderung memisahkan diri dari kelompoknya.
Pada sapi dan kerbau, ligament-ligament
pelvis, terutama ligament sacroischiadicus sangat mengendur, menyebabkan
penurunan ligament dan urat daging pada bagian belakang. Relaksasi ligament-ligament
pelvis, cervik dan struktur di sekitar perineum disebabkan oleh oedema dan
perubahan dalam serabut kolagen pada jaringan ikat karena peningkatan estrogen
dari placenta dan kelenjar endokrin lainnya seperti adrenal. Relaxin juga
memegang peranan penting. Pada kebanyakan sapi pengenduran ligament-ligament
ini menandakan bahwa partus mungkin akan terjadi dalam waktu 24-48 jam. Hal
yang sama ditemukan pula pada kerbau (Harbers, 1981). Relaksasi ligament juga
jelas terlihat dengan peninggian pangkal ekor. Vulva menjadi sangat oedematous,
melonggar dan mencapai 2 sampai 6 kali ukuran normal.
Ambing membesar dan oedamatous. Pada
sapi dara pembesaran ambing dimulai pada bulan keempat periode kebuntingan.
Pada sapi pluripara pembesaran ambing mungkin tidak nyata 2 sampai 4 minggu
sebelum partus. Pada sapi berproduksi susu tinggi, terutama sapi muda, oedema
ambing yang sangat besar dapat mengakibatkan kesulitan berjalan. Oedema dapat
mengembang ke depan pada dasar abdomen sampai daerah xiphoid dan tebalnya dapat
mencapai 5-15 cm. Pada daerah pusar ia dapat menyerupai hernia umbilicalis. Ia
dapat menyebar ke belakang sampai daerah vulva. Segera sebelum partus sekresi
kelenjar susu berubah dari warna dan konsistensi seperti madu kering menjadi
kering menjadi kuning, keruh dan gelap yang disebut dengan kolostrum. Pada saat
ini ambing dan puting susu mengembang sedemikian rupa karena kolostrum,
sehingga ia dapat keluar sendiri pada sapi-sapi yang mudah diperah. Pada kerbau
oedem pada ambing dan dasar abdomen tidak jelas terlihat (Harbers, 1981)
Suatu lendir putih, kental dan lengket
keluar dari bagian cranial vagina mulai bulan ke tujuh masa kebuntingan. Lendir
tersebut makin banyak keluar menjelang kelahiran. Segera sebelum partus jumlah
lendir sangat meningkat dan penyumbat cervix mencair.
Selama beberapa jam
sebelum partus hewan memperlihatkan anorexia dan ketidaktenangan. Sapi dara memperlihatkan
kesakitan abdominal dengan menendang perutnya, menyentak-nyentakkan kaki,
mengibaskan ekor, berbaring dan bangkit kembali
No comments:
Post a Comment