EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF KASUS DIARE PADA ANAK BABI SEBELUM DISAPIH
Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang
distribusi suatu penyakit pada suatu populasi dan mengamati gambaran mendasar
sebarannya menurut waktu (kapan timbulnya suatu masalah/penyakit,) tempat (
dimana timbulnya penyakit tersebut) dan individu yang terserang. Dalam kasus
yang diangkat kelompok kami, ingin mengetahui frekuensi kasus diare pada anak
babi sebelum di sapih di peternakan Bapak I Made Sandiyasa.
Peternakan babi ini berlokasi di Br. Semaon, Puhu,
Payangan, Gianyar, dengan luas area kandang sebesar 6 are. Jumlah babi induk
yang dipelihara di peternakan ini berjumlah 51 ekor, 8 diantaranya babi dara.
Serta terdapat 3 ekor pejantan. Luas kandang yang dimiliki per ekor 2 x 3 m
berjumlah 25 kandang. Disediakan juga kandang baterai untuk indukan bunting
sebanyak 28 kandang. Kandang untuk anak sebelum disapih ada 12 kandang dengan
ukuran 1 x 1 m, dengan ketentuan 1 kandang anak untuk memenuhi 2 kandang
indukan. Kandang anak tidak dilengkapi dengan penghangat ataupun lampu, hanya
diberikan sekam padi.
Anak babi yang dipelihara di sekitar peternakan ini
umumnya terserang kasus diare. yang sama. Namun kasus ini terjadi di kandang
tertentu dan induk tertentu. Babi yang terserang diare biasanya diberikan
vitamin dan antibiotik oleh pemilik. Suplai air yang diberikan pada babi
berasal dari mata air. Air yang didapat akan ditampung dalam bak penampung dan
dialirkan malalui selang air. Makanan yang diberikan pada indukan babi berupa
dedak padi, konsentrat, tepung jagung,
mineral dan pakan jadi. Sumber pakan
berasal dari pertanian di Jawa, dan pakan jadi dari pabrik. Pola
pemberian pakan 2x sehari diberikan
sekitar 1.5 kg untuk indukan yang tidak beranak
termasuk indukan jantan dan 3 kg untuk
yang beranak). Tipe pemeliharaan yang diterapkan pada
peternakan ini adalah intensif dengan tipe kandang semi modern. Letak kandang
ini berdekatan dengan rumah pemilik ( ± 20 meter). Kandan dibersihkan secara
rutin tiap pagi.
Kasus diare biasa terjadi 4-7 hari setelah
kelahiran, kemudian berlanjut sampai disapih. Kejadian kasus diare ini biasanya
terjadi dalam waktu tertentu (setiap kelahiran) dan kejadian akan meningkat
pada musim hujan dan cuaca dingin. Jumlah kematian akibat diare dalam kurun
waktu 21/9/2013-28/9/2013 terdapat 2 ekor anak babi.
DATA
BABI DIARE
Induk
|
Jumlah anak/ induk
|
Umur anak babi (hari)
|
Jumlah kasus diare
|
Keterangan
|
1
|
9
|
20
|
3
|
|
2
|
11
|
7
|
-
|
|
3
|
9
|
14
|
4
|
|
4
|
7
|
30
|
-
|
|
5
|
7
|
30
|
-
|
Muda
|
6
|
6
|
14
|
6
|
Muda
|
7
|
7
|
15
|
2
|
Muda
|
8
|
4
|
25
|
-
|
|
9
|
6
|
14
|
-
|
|
10
|
12
|
4
|
6
|
Muda
|
11
|
10
|
19
|
6
|
|
12
|
9
|
18
|
2
|
|
13
|
10
|
2
|
-
|
|
14
|
5
|
22
|
5
|
|
15
|
5
|
23
|
5
|
Muda
|
Total
|
117
|
-
|
39
|
|
Ket
: induk muda baru pertama kali melahirkan.
Rata – rata umur: 17,13 hari, Morbiditas : 33,33%, Mortalitas : 5, 13%.
Berdasarkan
informasi individu, waktu dan tempat kejadian yang diperoleh, kelompok kami
mengambil kesimpulan ada beberapa factor yang mempengarihi terjadinya kasus dan
peningkatan kasus diare pada anak babi usia 4-7 hari hingga disapih yakni :
·
Umur
Umur
babi yang terkena diare adalah selama masa sapih.
·
Status Kekebalan
Diare
menyerang anak babi yang mempunyai status kekebalan rendah.
·
Indukan
Kualitas
air susu indukan yang kurang bagus dapat menyebabkan diare.
·
Musim
Kasus
diare mningkat pada musim hujan dan cuaca dingin.
No comments:
Post a Comment