Merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, gelombang panas, sinar dan sinar ultraviolet, akan tetapi
dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar X atau X-rays bersifat
heterogen dengan panjang gelombang yang hanya 30 x 106 Hz hingga 30
x 109 Hz. Panjang gelombang yang digunakan dalam dunia kedokteran
dalam tujuan diagnose adalah 0.50 A hingga 0.125 A. Sinar-X memiliki beberapa
sifat fisik, yaitu :
1.
Daya
tembus
Sinar – x memiliki daya tembus yang sangat besar dan
digunakan dalam radiografi. Semakin tinggi tegangan tabung (kV) yang digunakan,
daya tembus yang dihasilkan juga akan semakin besar, dan semakin rendah bera
atom atau kepadatan suatu benda, maka daya tembus sinar akan semakin besar.
2.
Pertebaran
Apabila berkas sinar-X melewati suatu benda, bahan
atau suatu zat, maka berkas tersebut akan ditebarkan ke segala arah sehingga
menimbulkan radiasi sekunder atau radiasi hambur pada bahan atau zat yang
dilaluinya.
Hal
inilah yang mengakibatkan terjadinya pengaburan kelabu secara menyeluruh pada
gambaran radiografi menggunakan sinar-X. untuk mengurangi efek hampur, dapat
digunakan grid diantara objek dan film rontgen. Grid merupakan potongan timah
yang diletakkan sejajar dan masing-masing dipisahkan oleh bahan tembus sinar.
3.
Penyerapan
Sinar-X diserah oleh bahan atau zat sesuai dengan
berat atom atau kepadatan dari benda atau zat tersebut. Semakin tinggi
kepadatannya maka penyerapannya akan semakin besar.
4.
Efek
fotografik
Sinar-X akan menghitamkan emulsi film setelah diproses
di kamar gelap secara kimiawi.
5.
Pendar
flour atau flouresensi
Radiasi sinar-X dapat menimbulkan pemendaran cahaya
atau luminisensi apabila mengenai beberapa bahan tertentu seperti kalsium-tungstat
atau Zink – sulfide. Terdapat dua jenis luminisensi, yaitu :
a.
Flouresensi
Adalah
pemendaran cahaya sewaktu ada radiasi sinar-X saja
b.
Fosforisensi
Adalah
pemendaran cahaya yang berlangsung beberapa saat walaupun sinar-X sudah
dimatikan (after-glow)
6.
Ionisasi
Merupakan efek primer yang ditimbulkan apabila sinar-X mengenai suatu bahan atau
zat. Efek tersebut berupa timbulnya ionisasi partikel-partikel dari bahan atau
zat tersebut.
7.
Efek
biologis
Sinar-X dapat menimbulkan perubahan-perubahan biologic
pada jaringan. Efek biologic inilah yang digunakan dalam radioterapi.
Penggambaran dengan menggunakan
sinar-X dapat dilihat melalui film X-rays atau Film Roentgen yang berisi emulsi
peka cahaya yang mengandung Kristal Silver Halida atau Perak Bromida (AgBr).
Kristal emulsi yang tertembak sinar-X akan diendapkan di film X-rays selama
proses pencucian (developing) dan menjadi deposit perak netral yang akan
berwarna hitam. Sementara itu, Kristal yang tidak tertembak sinar-X akan larut
selama pencucian (fiksasi).
Ketika dilakukan pemotretan dengan sinar-X, terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan, yaiu :
1.
Besaran
kilovoltage (kV)
Besaran kV dikaitkan dengan
daya tembus sinar terhadap objek. Semakin tinggi besaran kV yang digunakan maka
daya tembus sinar akan semakin besar. Jumlah kV menunjukkan kualitas radiasi.
Apabila kV dinaikkan, maka densitas foto akan meninggi, kontras akan rendah dan
sinar hambur akan meningkat.
Pada radiodiagnostik,
besaran Kv yang digunakan adalah antara 50kV hingga 80 kV. Setiap kenaikan atau
penurunan 10 kV, dapat dilakukan penaikan atau penurunan MAS sekitar 50%
2.
Miliampere
second
Merupakan perkalian antara
besaran ampere dengan waktu eksposisi. mAs akan menunjukkan kuantitas radiasi.
mAs menunjukkan banyaknya electron dalam kuantiti pada filament yang
menghasilkan sinar-X dalam satuan waktu untuk mempengaruhi kehitaman film.
Fungsinya adalah untuk benda yang bergerak.
3.
Jarak
pemotretan
Merupakan jarak target dalam
tabung sinar-X dan permukaan dari kaset film sinar-X. terdiri atas :
a.
Jarak
fokus ke film
Focus – film distance = FFD
b.
Jarak
objek ke film
Object – film distance = OFD
c.
Jarak
fokus ke objek
Focus – object distance = FOD
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pengaturan jarak adalah :
-
Apabila
salah satu jarak pemotretan diubah, maka gambaran akan berubah. Begitu pula
dengan kondisinya (kV dan mAs) juga harus diubah.
-
Bila
FFD diperbedar, OFD tetap, maka gambar akan emndekati besar asli
Bila OFD diperjauh, FOD tetap, maka gambar akan
mengalami pembesaran (magnifikasi)
Bila FOD = OFD, maka gambar akan diperbesar 2x.
Dalam hal ini apabila objek tidak sejajar dengan film,
maka gambar akan emngalami distorsi. Bila objek sejajar dengan film, arah sinar
menyudut, gambar akan mengalami distorsi.
No comments:
Post a Comment