Perumusan Strategi Komunikasi
1. Mengenal khalayak
1. Mengenal khalayak
Suatu strategi adalak keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Maka dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan yang jelas, juga harus memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak (komunikan). Untuk itulah langkah pertama yang diperlukan adalah mengenal khalayak atau sasaran serta memilih khalayak sesuai situasi dan kondisinya agar dapat melakukan persuasi terhadap khalayak. Khalayak tidak pasif tetapi aktif, sehingga antara komunikator dengan komunikan bukan saja terjadi hubungan tetapi juga saling mempengaruhi. Khalayak dapat dipengaruhi oleh komunikator tetapi komunikator juga dapat dipengaruhi oleh komunikan atau khalayak. Hal ini dapat terjadi jika komunikator dan khalayak mempunyai kepentingan yang sama. Maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak dalam pesan, metoda, dan media.
Untuk menciptakan kesamaan kepentingan, komunikator harus memahami kerangka pengalaman dan kerangka referensi khalayak, meliputi :
kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak :
Pengetahuan§ khalayak mengenai pokok persoalan,
Kemampuan§ khalayak untuk menerima pesan-pesan lewat media yang digunakan,
Pegetahuan§ khayak terhadap perbendaharaan kata-kata yang digunakan,
pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma-norma kelompok dan masyarakat yang ada
situasi di mana khalayak itu berada
Kesedian khalayak menerima pengaruh, khususnya innovasi, oleh Schoenfeild diklasifikasikan sebagai berikut :
Innovator ( penemu idea), orang-orang yang kaya akan idea baru yang akan mudah atau sukar menerima idea baru lain.
Early adaptors, orang-orang yang cepat bersedia untuk mencoba apa yang dianjurkan padanya.
Early majority, kelompok orang-orang yang mudah menerima idea-idea baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak.
Majority, kelompok orang banyak yang menerima atau menolak idea baru, terbatas pada suatu daerah.
Non-adaptors, oarang-orang yang tidak suka menerima idea baru dan mengadakan perubahan atas pendapatnya semula.
2. Menyusun Pesan
Setelah khalayak dan situasinya diketahui dengan jelas, selanjutnya langkah perumusan strategi komunikasi ialah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi dengan orientasi agar mampu membangkitkan perhatian.
Untuk membangkitkan perharian khalayak terhadap pesan yang disampaikan dapat menggunakan AA Procedure/from Attention to Action procedure/AIDDA seperti telah dibabas di muka.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Wilbum Schramm mengajukan syarat-syarat untuk berhasil pesan tersebut sebagai berikut :
Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju pada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Hal lain yang menyangkut perhatian khalayak dalam memperoleh pesan berkaitan dengan penggunaan tanda-tanda komunikasi (sign of communication) dan penggunaan media, menurut Wilbum Schramm adalah apa yang disebut :
Availability, yaitu isi pesan mudah diperoleh karena dalam persoalan yang sama orang selalu memilih yang paling mudah.
Contrast, yaitu menunjukkan dalam penggunaan tanda-tanda dan medium memiliki perbedaan yang tajam dengan keadaan sekitarnya, paling menyolok maka akan mudah dicari khalayak.
Dalam menentukan tema dan materi atau isi pesan yang akan dilontarkan kepada khalayak sesuai kondisinya, dapat bersifat :
one side issue, suatu penyajian masalah yang bersifat sepihak, hanya segi positif saja atau hanya segi negatif saja.
both sides issue, suatu permasalahan yang disajikan baik segi negatifnya maupun segi positifnya.
Untuk menentukan mana yang paling efektif dari kedua cara penyajian tersebut telah diteliti oleh Carl I. Hoveland, Arthur A. Limsdale, dan Fred D. Sheffield, yang rekomendasinya bahwa :
Kalau kita mengadakan komunikasi dengan orang-orang yang pada mulanya memang telah berbeda pendapat dengan kita, maka akan lebih efektif bila menggunakan both sides issue.
Kepada orang-orang yang dari mula sudah ada persesuaian pendapat, akan lebih efektif kalau diberikan one side issue.
Kepada orang-orang golongan pelajar, sebaiknya disampaikan both sides issue.
Kepada mereka yang bukan termasuk golongan terpelajar, lebih baik kalau diberikan one side issue.
Menetapkan Metoda
Metoda penyampaian pesan pada sasaran kalau menurut cara pelaksanaannya ada dua bentuk, metoda redundancy (repetition) dan canalizing. Sedangkan kalau menurut bentuk isinya terdapat metoda : informatif, persuasif, edukatif, dan kursif.
Redundancy (repetition), cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan pada khalayak. Dengan alasan daya kapasitas manusia dalam menerima stimuli (decoding effeciency), serta supaya pengulangan tidak kehilangan magisnya dan terjadi titik kekenyangan (saturation point) maka pengulangan harus sederhana diantara yang minimum dan yang maksimum.serta dengan variasi-variasi yang menarik.
Canalizing, yaitu komunikator menyediakan saluran-saluran tertentu untuk menguasai motif-motif yang ada pada diri khalayak, dalam hal ini pada permulaan supaya khalayak menerima pesan yang dilontarkan padanya kemudian secara perlahan-lahan dirubah pola peikirannya dan sikapnya ke arah yang kita kehendaki. Komunikator memulai komunikasinya dimana khalayak itu berada (start where the audience) kemudian diubah sedikit demi sedikit ke arah tujuan.
Informatif, ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa : keterangan, penerangan, berita dan sebagainya.
Persuasif, mempengaruhi khalayak dengan jalan dibujuk yaitu digugah pikiran dan perasaannya untuk bertindak seperti yang kita harapkan. Hal tersebut ditentukan oleh kecakapan untuk mengsugestikan atau menyarankan sesuatu kepada komunikan (sugestivitas) dan komunikan sendiri diliputi oleh keadaan mudah untuk menerima pengaruh (sugestibilitas). Sugesti dipermudah dengan jalan :
menghambat (inhibition)
memecah belah (dissocation) proses berpikirnya; karena : kelelahan dan perangsang-perangsang emosional.
Edukatif. Mendidik berarti memberikan sesuatu idea kepada khalayak apa sesungguhnya, berdasarkan fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya, dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan.
Kursif, mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa tanpa diberi kesempatan berpikir untuk menerima gagasan-gagasan / idea-idea yang dilontarkan yang biasanya dimanifestasikan dalam bentuk paraturan-peraturan, perintah-perintah, dan intimidasi-intimidasi, dan biasanya dibelakang berdiri kekuatan yang tangguh.
No comments:
Post a Comment