TROMBOSIS
Pengertian dan Penyebab Trombosis
Trombosis
adalah proses terjadinya bentukan padat dalam saluran darah yang berasal dari
kontinuen normal darah. Benda padat yang terbentuk tersebut disebut dengan
trombus. Trombosis biasanya dimulai dari trombosit yang menjadi terbentuk
batang, melekat diantara trombosit dan endotelium. Ada beberapa penyebab
trombosis yaitu penurunan aliran darah, kelainan dinding pembuluh darah dan
komposisi darah yang abnormal.
Hemostasis
akan
tergantung pada keseimbangan antara inisiator dan inhibitor koagulasi. Bila keseimbangan ini rusak, akibatnya adalah
trombosis dan pendarahan. Tiga faktor
risiko utama yang menyebabkan trombosis, yang dikenal sebagai Virchow
triad, termasuk stasis aliran darah, kerusakan endotel, dan
hiperkoagulabilitas. Jika salah satu faktor risiko ini
ada, thrombosis dapat terjadi. Dalam kasus
- kasus kecil, thrombbosis mungkin lokal, namun dalam kasus yang lebih besar, ada risiko yang lebih tinggi trombosis
yang lebih tinggi (Hoh, C et.al 2009)
Trombus
dapat terjadi pada arteri atau pada vena, trombus arteri di sebut trombus putih
karena komposisinya lebih banyak trombosit dan fibrin, sedangkan trombus vena
di sebut trombus merah karena terjadi pada aliran daerah yang lambat yang
menyebabkan sel darah merah terperangkap dalam jaringan fibrin sehingga berwarna
merah (Acang. N, 2001)
Ada beberapa jenis
trombosis berdasarkan yaitu :
1.
Thromboembolism
2.
Deep vein thrombosis (DVT)
3.
Arterial thrombosis yaitu trombosis pada arteri
Namun dalam hal
ini saya akan membahas lebih lanjut tentang thromboembolism pada hewan kecil
khususnya anjing dan kucing
Simptom Thromboembolism
Tanda klinik
tromboembolisme dicirikan oleh adanya paralisis, rasa sakit, pulsus pada arteri
femoral tidak teraba, dan ekstremitas terasa dingin. Tanda klinik yang teramati
sangat bervariasi tergantung pada organ yang mengalami kekurangan atau
kehilangan pasokan darah secara mendadak, misalnya azotemia karena infark
ginjal, diare berdarah karena infak mesenterik, paresis posterior karena
embolus pelana. Pada anjing (kurang umum pada kucing), cacing jantung dapat
menimbulkan trombosis arteri pulmoner, dan pulmoner embolisme merupakan efek
skunder utamanya. Tromboembolisme pulmoner tersebut menimbulkan dispne,
takipnea, dan kadang-kadang suara abnormal paru-paru dapat didengarkan.
Hipertensi pulmoner skunder mengakibatkan suara jantung kedua terdengar ganda.
Tingkat
keparahan gejala klinis sering mencerminkan tingkat keparahan, serta lokasi,
dari tempat gumpalan/koagulasi terjadi.
Gejala Tromboemboli ini tergantung pada lokasi trombus berada , berikut gejala
berdasarkan hal tersebut :
a. Distal abdominal aortic thromboembolism
Dapat bersifat akut atau kronis. Asymmetric
atau simetris paresis atau
kelumpuhan pelvis
tungkai-Nyeri akut dan
vokalisasi.
·
Cold
hindlimbs, bengkak dan bengkak, nyeri otot.
·
Lemah karena
absen pulsa femoralis
·
Pucat atau cyanotic
·
Terdengar suara jantung murmur atau irama galop.
·
Takikardia dan
gagal jantung.
·
Takipnea atau dyspnea.
·
Hipotermia
·
Namun masih dapat mempertahankan kemampuan
untuk memindahkan
ekor.
b. Vena thromboembolism
Ditandai dengan nyeri
dan edema dari daerah yang
terkait dengan pembuluh
(misalnya, edema tungkai).
c. PTE (Pulmonary thromboembolism)
memiliki gejala kesulitan pernafasan akut namun masih dapat ditanggulangi
dengan pemberian oksigen.
d.
SSP tromboemboli
Gejalanya fokus
untuk otak/SSP.
Tanda-tandanya
akut dan dapat diawali dari
perubahan perilaku, ataksia, kepala digerak
- gerakkan, atau
berputar-putar koma atau
kematian tergantung pada lokasi
yang terkena. Kejang jarang
terjadi.
e. Jika arteri brachialis tersumbat maka akan timbul gejala
tangan dingin hingga terjadi paresis atau bahkan paralisis.
f. Gagal ginjal akut
atau tanda-tanda penyakit gastrointestinal (jika aliran
darah mesenterika
tersumbat).
Diagnosa Thromboembolism
a. Diagnosa pada Aortic thromboembolism.
·
Secara Klinik dapat dilihat kurangnya suplai
darah atau darah gelap pada kuku dan anggota badan yang terkena terlihat pucat.
Dilakukan Doppler ultrasonografi untuk mengkonfirmasi anggota badan miskin
aliran darah.
·
Pemeriksaan darah
ditandai dengan penurunan glukosa dan peningkatan laktat pada sampel darah dari
organ yang terena penyakit ini secara ringan atau sedang. Darah yang diambil
dari anggota badan yang terkena thromboembolism parah tidak dianjurkan untuk
dipakai untuk sampel.
·
Untuk membuktikan
trombus pada aorta abdominal dengan cara abdominal ultrasonografi dengan aliran
warna Doppler.
·
Diagnosa radiology
membuktikan cardiomegaly atau neoplasia pada thoraks
·
Pembesaran
aurikel kiri atau atrium dengan kemungkinan kontras enchocardiography kontras
(“smoke”) atau bukti lainnya ditemukan cardiomipati pada pemeriksaan echocardiography.
·
Kucing sering
memiliki hiperglikemia
dari stres dan kemungkinan peningkatan pada
ALT, AST,
dan creatine phosphokinase.
b. Pengujian Koagulasi
·
Dengan cara pengukuran waktu protrombin, waktu
parsial thromboplastin, mengukur waktu pembekuan (Activated Count Time), produk
degradasi fibrinogen,dan pengukuran trombosit. Jika trombosit menurun bisa
disinyalir adanya penyakit ini.
Diagnosa Banding
a.
Aorta thromboembolism
Diagnosa bandingnya adalah Primary
neurologic disease
dan spinal trauma. Bukti thromboembolus dari trauma tulang
belakang pada pemeriksaan radiografi, serta imaging
canggih dari sumsum tulang belakang sudah cukup untuk membedakan penyakit ini. Kucing
cenderung menunjukkan tanda-tanda motor
neuron yang lebih rendah dibandingkan
dengan spinal trauma
yang akan menyebabkan tanda – tanda upper motor
neuron.
b.
PTE
Untuk diagnosa banding dari PTE adalah Cardiac disease
dan primary pulmonary disease.
c.
CNS thromboembolism
Diagnosa bandingnya adalah Inflammatory disease,
infectious disease, neoplasia dan hydrocephalus. Imaging canggih pada cairan serebrospinal dapat membantu membedakan
penyakit ini dengan yang lainnya. Pemeriksaan serologi untuk penyakit menular
(infectious disease) jika hewan terindikasi.
Pengobatan
Penanganan tromboembolisme sebaiknya langsung diarahkan
kepada gangguan utamanya. Strategi terapinya adalah dengan pemberian
antikoagulan sistemik dan fibrinolisis dalam waktu singkat, diikuti dengan
antiplatelet dalam waktu panjang untuk menurunkan risiko pembentukan trombosis
kembali.
Agen
analgesik dapat dipertimbangkan penggunaanya untuk menangani rasa sakit yang
akut. Cairan mengandung dekstrosa sebaiknya dihindarkan penggunaannya karena
dapat menimbulkan kerusakan endotelium sehingga meningkatkan kemungkinan
terjadinya trombosis. Mengistirahatkan hewan dan pemberian oksigen disarankan
pada hewan yang mengalami tromboembolisme pulmoner atau trombosis yang
berkaitan dengan CHF.
a. Aortic thromboembolism.
Hewan terlihat dalam kondisi yang menyakitkan dalam 24-48
jam pertama. Untuk itu dapat
ditanggulangi dengan obat penghilang rasa sakit seperti opiod murni seperti
entanyl, morphine dan hydromorphone. Butolpanol sendiri tidak dianjurkan karena
tidak dapat menghilangan atau mengendalikan rasa sakit.
b. PTE
Sebaiknya melakukan terapi oksigen dengan cara
low-stress. Terapi oksigen akan diperlukan sampai pasien bernapas dengan nyaman.
c. CNS thromboembolism.
Dengan memberikan valium 0,5 – 1 mg/kg melalui intravena atau rectal.
Valium merupakan obat antiepilepsi untuk menghilangkan kekejangan.
Selain itu juga dilakukan terapi
antiplatelet dan antikoagulan untuk pasien yang memilii resiko tinggi untuk
membentuk trombus. Berikut sediaan yang diberikan untuk menangani penyakit ini
:
a. Platelet inhibition.
Acetylsalicylic acid (aspirin) adalah untuk mencegah
produksi A2 tromboksan. Dosis
obat antiplatelet jauh lebih rendah
daripada dosis
antiinflamasi dan mmiliki efek ke gastrointestinal.. Pada anjing diberikan 0,5-1,0 mg / kg
PO q24h. Namun pada kucing diberikan 5 mg / kucing PO q72h.
b.
Clopidogrel diberikan pada kucing: 18,75 mg / kucing / PO hari.
c.
Severe immune-mediated hemolytic
anemia, perlakuan sampain hematokrit stabil dan mendekati nilai normal.
d.
Albumin dengan kadar di bawah 2 g / dL: Perlakukan selam albumin
rendah.
e.
Antithrombin tingkat rendah (low) (aktivitas kurang dari 75%)
Terapi
dengan coagulation inhibition perlu dilakukan untuk mencegah tambahan trombus.
Dapat dikombinasikan dengan perawatan profilaksasis primer. Dilanjutkan pada
pasien dengan resiko thromboembolism tinggi dan yang di duga thromboembolism.
Berikut terapi inhibition koagulasi yang dianjurkan :
a. Unfractionated heparin (UFH), pada dosis yang rendah
dikombinasikan dengan antithrombin untuk menonaktifkan faktor Xa dan trombin.
Pada dosis yang lebih tinggi dikombinasikan dengan antithrombin untuk
menghambat faktor IX,
X, XI, dan XII. Anjing dan
kucing dosisnya 150-250
U / kg IV sekaligus diikuti
150-250 U /
kg SC q6-8h.
b. Low-molecular-weight heparin
·
Dalteparin: Anjing: 200 U / kg SC q24h, Kucing: 100 U / kg SC q12h
·
Enoxaparin natrium: Anjing: 100 U / kg (1 mg / kg) SC q12h, kucing:1 mg / kg SC q12h
c.
Warfarin: Vitamin K antagonis yang
mengganggu dengan
sintesis faktor II, VII, IX, dan X.
·
Anjing: 0,2 mg / kg PO sekali, kemudian diberikan 0,05-0,2 mg / kg PO q24h.
·
Kucing: 0,1-0,2 mg / kucing
PO q24h
DAFTAR PUSTAKA
Ettinger, S. J. dan E.
C. Feldman. 2005. Textbook of Veterinary Internal Medicine. Vol. 2. 6th Ed. St.
Louis, Missouri: Elsevier Inc.
Hoh, Crystal dan
Maureen McMichael. 2009. Thromboembolism. College of Veterinary Medicine.
University of Illinois.
No comments:
Post a Comment