Daftar

Siapakah Ajahn Chah

Yang sudah Baca BUKU CACING DAN KOTORAN KESAYANGANNYA, PAsti tahu, siapakah ajhn Chah. YA ajahn Chah adalah guru dari AJAHN BRAM.

Ajahn Chah lahir pada tanggal 17 Juni 1918 di sebuah desa kecil di dekat Kota Ubon Rajathani, Thailand Timur Laut. Setelah menyelesaikan sekolah dasarnya, ia melewatkan tiga tahun sebagai samanera sebelum kembali ke kehidupan awam untuk membantu orang tuanya di ladang. Akan tetapi, pada usia 20 tahun, ia memutuskan untuk memasuki kehidupan monastik, dan pada 26 April 1939 ia menerima penahbisan bhikkhu.

Kehidupan monastik awal Ajahn Chah mengikuti pola tradisional, mempelajari ajaran Buddhis dan bahasa Pali. Pada tahun kelimanya, ayahnya sakit parah dan wafat, suatu pengingat langsung akan kerentanan dan kegentingan kehidupan manusia. Hal ini menyebabkan ia berpikir mendalam tentang tujuan sejati kehidupan, sebab meskipun telah banyak belajar dan meraih beberapa kefasihan bahasa pali, agaknya ia tidak lebih dekat pada pemahaman pribadi tentang akhir Dukkha. Perasaan kecewa pun merasuk, dan akhirnya (pada tahun 1946), ia meninggalkan pelajarannya dan memulai ziarah pertapaan.

Ia berjalan sekitar 400 km ke Thailand Tengah, tidur di hutan dan menerima dana makanan di desa-desa sepanjang perjalanan. Ia lalu singgah di sebuah vihara dimana Vinaya (disiplin monastik) dipelajari dan dipraktikkan secara saksama. Saat di sana, ia diberitahu tentang Ajahn Mun Buridatto, seorang guru meditasi yang paling dihormati. Merasa bergairah untuk bertemu guru sematang itu, Ajahn Chah memulai perjalanan kaki ke Thailand Timur Laut untuk mencari sang guru.

Pada waktu inilah Ajahn Chah bergulat dengan sebuah masalah penting. Ia telah mempelajari ajaran tentang moralitas, meditasi, dan kebijaksanaan, yang naskahnya terbabar secara sangat terperinci, namun ia tidak dapat melihat bagaimana sesungguhnya teori-teori itu dapat dipraktikkan. Ajahn Mun memberitahunya bahwa meskipun ajaran Buddha memang luas, tetapi pada intinya ajaran Buddha sangatlah sederhana. Dengan kesadaran yang mapan, jika terlihat bahwa segala sesuatu muncul di dalam hati..., persis di sanalah jalan praktik sejati berada. Ajaran yang lugas dan langsung ini adalah sebuah penyingkapan bagi Ajahn Chah, dan mengubah pendekatannya terhadap praktik. Jalan menjadi jelas.

Selama tujuh tahun berikutnya, Ajahn Chah berlatih dalam gaya tradisi hutan yang ketat, berkelana melintasi pedesaan dalam upaya pencarian tempat-tempat yang sunyi dan terpencil untuk mengembangkan meditasi. Ia tinggal di rimba yang dipenuhi macan dan kobra, menggunakan perenungan terhadap kematian untuk menembus makna sejati kehidupan. Pada suatu kejadian, ia berlatih di sebuah lahan pembakaran mayat, untuk menantang dan akhirnya mengatasi rasa takutnya terhadap kematian. Lantas, kala duduk kedinginan dan basah kuyup di tengah hujan badai, ia berhadapan dengan kesendirian dan kesepian total seorang bhikkhu pengembara.

Pada tahun 1954, setelah bertahun-tahun berkelana, ia diundang kembali ke kampung halamannya. Ia menetap di dekat situ, di biang malaria, sebuah hutan berhantu yang disebut "Pah Pong". Walau menderita karena malaria, pondok yang buruk, dan kelangkaan makanan, jumlah murid yang berkumpul di sekitarnya terus meningkat. Vihara yang kini dikenal sebagai Wat Pah Pong dimulai di sana, dan akhirnya vihara-vihara cabang pun dibangun di berbagai tempat lain.

Pada tahun 1967, seorang bhikkhu Amerika datang untuk tinggal di Wat Pah Pong. Ajahn Sumedho yang baru ditabhiskan ini baru saja melewati vassa (retret musim hujan) pertamanya berlatih meditasi intensif di sebuah vihara di dekat perbatasan Laos. Meskipun usahanya membuahkan beberapa hasil, Ajahn Sumedho menyadari bahwa ia membutuhkan seorang guru yang dapat melatihnya dalam seluruh aspek kehidupan monastik. Secara kebetulan, seorang murid Ajahn Chah--yang bisa sedikit berbahasa Inggris--mengunjungi vihara tempat Ajahn Sumedho tinggal. Saat mendengar tentang Ajahn Chah, ia mohon pamit pada guru pembimbingnya, dan ikut ke Wat Pah Pong bersama Bhikkhu Tersebut.

Ajahn Chah bersedia menerima murid baru tersebut, tetapi menegaskan bahwa sang murid tidak akan menerima perlakuan khusus sebagai orang Barat. Dia akan mendapatkan makanan yang sama sederhananya, dan praktik dengan cara yang sama sebagaimana bhikkhu lainnya di Wat Pah Pong. Latihan di sana benar-benar keras dan menakutkan. Ajahn Chah sering menekan murid-muridnya sampai batas kemampuan mereka, untuk menguji kekuatan daya tahan mereka sehingga mereka akan dapat mengembangkan kesabaran dan keteguhan. Terkadang ia memprakarsai proyek-proyek karya yang lama dan seakan tanpa tujuan, dalam rangka mematahkan kelekatan mereka terhadap keheningan. Penekanannya selalu pada kepasrahan pada segala sesuatu sebagaimana adanya, dan tekanan besar ditaruh pada pelaksanaan ketat Vinaya.

Dalam serangkaian peristiwa, orang-orang Barat lainnya datang ke Wat Pah Pong. Seiring waktu, Ajahn Sumedho menjadi bhikkhu lima vassa, dan Ajahn Chah menganggapnya cukup cakap untuk mengajar, beberapa bhikkhu baru ini juga memutuskan untuk tinggal dan berlatih di sana,

Pada musim panas tahun 1975, Ajahn Sumedho dan sekelompok kecil bhikkhu Barat lainnya melewatkan beberapa waktu tinggal di sebuah hutan tak jauh dari Wat Pah Pong. Penduduk desa setempat memohon mereka untuk tetap tinggal, dan Ajahn Chah memperkenankan. Demikianlah Wat Pah Nanachat (International Forest Monastery) terbentuk, dan Ajahn Sumedho menjadi kepala dari vihara pertama di Thailand yang dikelola oleh dan untuk bhikkhu-bhikkhu berbahasa Inggris.

Pada tahun 1977, Ajahn Chah diundang mengunjungi Inggris oleh English Sangha Trust, untuk mengadakan sebuah kegiatan amal dengan tujuan meneguhkan Sangha Buddhis setempat. Ia mengajak serta Ajahn Sumedho dan Ajahn Khemadhammo, dan karena melihat minat serius di sana, meninggalkan murid-muridnya di London di Vihara Hampstead (bersama dua murid barat lainnya yang lalu mengunjungi Eropa).

Pada tahun 1979, ia datang lagi ke Inggris, yang saat itu para bhikkhu meninggalkan London untuk membangun Chithurst Buddist Monastery di Sussex. Ia kemudian pergi ke Amerika dan Kanada untuk berkunjung dan mengajar.

Setelah perjalanan ini, dan sekali lagi pada tahun 1981, Ajahn Chah melewatkan ''musim hujan'' jauh dari Wat Pah Pong, karena kesehatannya menurun akibat diabetes yang melemahkannya. Saat penyakitnya bertambah parah, ia menggunakan tubuhnya sebagai sebuah pengajaran, sebuah contoh nyata dari ketidakkekalan segala sesuatu. Ia terus mengingatkan orang-orang untuk berjuang menemukan pernaungan sejati di dalam diri mereka, karena ia tidak akan mampu mengajar terlalu lama lagi.

Sebelum akhir ''musim hujan'' tahun 1981, Ajahn Chah dibawa ke Bangkok untuk menjalani operasi, akan tetapi tindakan itu tak banyak berarti untuk meningkatkan kesehatannya. Dalam beberapa bulan ia berhenti bicara, dan berangsur kehilangan kendali atas anggota tubuhnya, hingga akhirnya lumpuh dan menjadi tawanan ranjang. Semenjak itu, ia dirawat dengan telaten dan penuh cinta kasih oleh murid-muridnya yang berbakti.

Ajahn Chah wafat 16 Januari 1992, pada usia 74, meninggalkan komunitas biarawan dan perumah-tangga di Thailand, Inggris, Swiss, Itali, Prancis, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat, di mana praktik ajaran Buddha masih berlangsung berkat inspirasi guru besar meditasi ini.

sumber: Inipun Akan Berlalu - Ajahn Chah, Ehipassiko Foundation

Inseminasi Buatan Pada Babi


Pemilihan Inseminasi Buatan atau Kawin Alami
Keuntungan yang dapat diperoleh jika peternak menggunakan atau beralih ke inseminasi buatan (IB) adalah:
1.       Kualitas genetik ternak babi dapat dipertahankan atau bahkan dipertahankan secara mudah dengan biaya yang murah.
2.       Semen dari pejantan unggul dapat lebih mudah dan cepat disebarluaskan untuk menginseminasi beberapa indukan.
3.       Kualitas semen yang dihasilkan  dapat lebih dikontrol.
4.       Meminimalisir penularan atau masuknya penyakit.
5.       Dapat megatasi kendala akibat perbedaan yang signifikan antara bobot tubuh ternak jantan dan betina.
6.       Mengatasi kekurangan pejantan, misalnya jika dalam suatu peternakan terjadi estrus yang bersamaan.
7.       Mengurangi adanya kemahiran musiman.
8.       Biaya operasional peternakan dapat ditekan.
9.       Mengurangi resiko peternak tergigit karena pejantan yang beringas.
Keuntungan perkawinan alami dibandingkan inseminasi buatan yaitu:
1.       Estrus pada induk akan terjadi lebih cepat jika sering dipertemukan dengan pejantan.
2.       Jumlah spermatozoa yang terpakai dalam satu kali perkawinan lebih banyak.
3.       Diperlukan sedikit pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mengawinkan babinya.

Tahapan Pelaksanaan Program Inseminasi Buatan
a.       Melatih Pejantan untuk Ditampung Semennya
Perlu adanya kesabaran dan waktu yang cukup untuk melatih pejantan agar mau menunggangi betina tiruan. Perangsangan kepada pejantan yang belum pernah mengawini betina dapat dilakukan dengan cara:
-          Menuangkan semen dari pejantan lain ke atas betina tiruan.
-          Dikontakan terlebih dahulu dengan pejantan atau betina sebelum dimasukan ke kandang penampungan semen.
-          Meletakan betina birahi di dekat kandang penampungan semen.
-          Pejantan yang sedang dilatih diberikan kesempatan untuk melihat pejantan lain yang sedang menunggangi betina tiruan.
b.      Prosedur Penampungan Semen
1.       Kandang Penampungan Semen
Aspek penting dari kandang penampungan semen yaitu: ruangan yang cukup terang, terdapat adanya kemungkinan bagi peternak untuk menghindar dari serangan pejantan, lantai kandang tidak licin dan mudah dibersihkan, tersedianya betina tiruan yang tingginya dapat diatur.
2.       Peralatan Penampungan Semen
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam penampungan semen yaitu: wadah yang berinsulasi, kantong plastik tempat penampungan semen, serta kain kasa dan karet gelang untuk menyaring semen.
3.       Teknik Penampungan Semen
Teknik penampungan semen dapat dilakukan dengan teknik hand method, massage, dan vagina buatan.
Prosesing Semen
a.       Laboraturium pengolahan semen
Laboraturium pengolahan semen seyogyanya dibagi menjadi 5 bagian untuk mengurangi adanya kontaminasi yaitu:
-          Bagian penerimaan semen untuk menentukan volume semen dan konsentrasi spermatozoa.
-          Bagian evaluasi semen dilakukan evaluasi morfologi spermatozoa.
-          Bagian pengenceran semen
-          Bagian  pencatatan dan pelabelan semen
-          Bagian penyimpanan semen
b.      Kegiatan pengolahan semen
Dosis akhir semen untuk menginseminasi betina mengandung 3x10 pangkat 9 spermatozoa dalam 80 ml semen encer. Kriteria penilaian terhadap morfologi spermatozoa yaitu mortalitasnya >60%, spermatozoa dengan morfologi kepala dan ekor normal >70% dan spermatozoanya mengelompok <30%.
c.       Penyimpanan semen
Semen diencerkan dengan bahan pengencer yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup spermatozoa sampai 3 hari. Semen encer hendaknya secaraberngsur angsur di dinginkan sampai suhunya mencapai 17-18ÂșC
Inseminasi semen
Ha-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan agar pemasukan semen kedalam saluran reproduksi betina dapat berlangsung dengan baik yaitu :
a.       Pastikan betina yang akan di inseminasi benar-benar dalamkeadaan birahi.
b.      Beri kesempatan betina untuk kontak kepala dengan kepala pejantan dewasa, sebelum  dan selama inseminasi.
c.       Bersihkan vulva dengan air atau kertas pembersih.
d.      Vulva dibersihkan dengan alkohol konsentrasi rendah, dilanjutkan dengan mencuci vulva dengan sodium kloridi 0,9%.
e.      Beri pelicin pada ujung kateter inseminasi (biasanya melrose cateter) dengan mengoleskan pelicin nonspermisidal (misalnya vaselin)
f.        Masukan kateter kedalam vagina dengan arah sedikit miring ke atas untuk mencegah kateter masuk kedalam uretra.
g.       Bila kateter yang dipakai ujungnya spiral, masukan dengan memutarnya berlawanan dengan arah jarum jam.
h.      Setelah ujung kateter terjepit dalam leher uterus (cervix), tempelkan botol semen pada kateter dan angkat sampai berada sedikit lebih tinggi dari betinanya.
i.         Biarkan semen mengalir keluar botol semen dan masuk ke dalam saluran reproduksi betina.
j.        Biarkan semen mengalir dengan sendirinya sampai botol semen menjadi kosong.
k.       Selama inseminasi berlangsung betina tersebut terus dirangsang dengan meraba-raba bagian samping dan daerah putingnya.
l.         Setelah botol semen kosong, biarkan kateter berada dalam saluran reproduksi betina tersebut selama2-5 menit hingga semen dalam kateter semuanya tumpah,perangsangan tetap dilakukan.
m.    Setelah kateter dikeluarkan biarkan betina tersebut tetap berada di dalam kandang inseminasi, yang bertujuan agar spermatozoa mampu bergerak ke tempat berlangsungnnya fertilisasi.

Manfaat Bengkoang Bagi Kulit

Kali ini kita akan membahas soal Manfaat buah bengkoang untuk kesehatan dan kecantikan wajah. Selain bisa dimakan untuk campuran rujak manis, ternyata bengkoang atau juga disebut bengkuang memilik beragam khasiat yang dapat kita peroleh jika kita rajin mengkonsumsinya. Bengkuang yang dalam bahasa latinnya Pachyrhizuserosus dapat mencapai panjang 4-5 meter dengan menjalar. Umbinya mengandung gula, fosfor, pati dankalsium. Umbi ini juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis berasl dari suatu oligosakorida yang di sebut inulin ( pati sayuran )
Inulin telah digunakan sebagai pengganti gula dan penurun kalori makanan seperti es krim, produduk susu dan roti. komponen ini tidak dapat dicerna enzim dalam usus manusia, sehingga melewati mulut dan usus tanpa di metabolisme. dalam usus besar barulah insulin mengalami fermentasi oleh mikroflora usus menjadi asam lemak dan laktat, dengan hasil samping berupa biomassa bakteri dan gas. Karena sifat yang tidak tercerna ini inulin cocok dikonsumsi penderita diabetes. Sifat penting dari inulin adalah sebagai serat makanan, sifat ini berpengaruh pada fungsi usus dan perbaikan parameter dalam darah.
Inulin mempengaruhi fungsi usus dengan meningkatkan massa feses dan meningkatkan frekuensi defekasi terutama pada penderita konstipasi. Perbaikan parameter lemak dalam darah, antara lain penurunan kadar triliserida serum dan kolesterol darah pada penderita hypercholerolemia.
Manfaat Bengkoang Untuk Menghilangkan Flek Hitam Di Wajah
Selain mempunyai kandungan inulin yang dapat memberikan dampak positif bagi usus kita, bengkoang  juga dapat kita olah untuk menjadi masker yang dapat kita gunakan sebagai penghilang flek hitam di wajah. Berikut cara mengolah bengkoang untuk menjadi masker wajah :
  1. Parutlah bengkuang secara halus agak banyak.
  2. Lalu gunakan parutan bengkuang tersebut dan balurkan ke bagian wajah/yang bernoda atau bisa juga dijadikan bahan campuran pada scrub. Usapkan perlahan dan diamkan 30 menit.
  3. Lalu bilas hingga bersih, wajah terlihat bersih dan cerah.
Selain itu Bengkoang juga Untuk Menjaga Kelembaban Kulit, dan tentunya tidak ada salahnya jika mulai saat ini kita mengalihkan perhatian ke bengkoang untuk menjaga kecantikan wajah dan kulit kita. Semoga bermanfaat.

Sumber :
http://www.agusta27.info/2010/06/manfaat-bengkoang-bengkuang-untuk.html

Foto Facebook Yang Mengejutkan


PAgi ini saya dikejutkan ama foto facebook yang bukin heboh.

Ini dibagikan oleh teman saya, dan benar2 membuat saya terkejut. Bukan karena apa, tapi foto ini memang benar2 mengejutkan. Bagi anda yang suka buka facebook, silahkan buka foto ini. Lalu siapkan jantung anda terlebih dahulu.

Klik Link Dibawah Ini

http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2Fl.php%3Fu%3Dhttp%253A%252F%252Fimg9.xooimage.com%252Ffiles%252F4%252Fe%252Fa%252Fk-285fdf5.swf%26h%3DFAQG1mfzcAQHrQ0lMexD0LbmBewC78cx22BjrjWPNk_MUgQ%26enc%3DAZN4SEi21ltPGI3RbmXazZFy8cprHZLkKd5XIuKfWfzsnWz7x5SNEBIZxderTPgiVhsBAQPFHmqeiDl2Zrbypg2ELdKg0Ifu3yRL9wII5f99TQ&h=7AQGYyMdp

Wallpaper Orochi Warrior

SHU grup. Ini game orochi warrior buat PC GAME

RAJA OROCHI WARRIOR

SOU YUN


Ramalan Edgar Cayce Yang Mengerikan

The Virginia Pilot, surat kabar untuk Pantai Virginia, daerah tempat tinggal Edgar Cayce selama 20 tahun terakhir masa hidupnya, memasang judul utama dan berita yang mengejutkan: “Berkurangnya Medan Gaya Bumi Mungkin Merupakan Tanda-tanda Pergeseran Kutub”. Peringatan yang menakutkan ini dikeluarkan pada tanggal 13 Juli 2004. Edgar Cayce telah meninggal dunia hampir enam puluh tahun silam. Tapi salah satu ramalannya langsung terlintas di pikiran mereka yang akrab dengan karyanya. Artikel surat kabar ini kemudian melanjutkan dengan menggambarkan keprihatinan terbaru dalam dunia sains mengenai apa yang mungkin akan menjadi tahap awal dari perputaran dramatis kutub-kutub magnet: peristiwa yang terakhir kali terjadi 780.000 tahun silam!
Berita ini langsung menyedot perhatian mereka yang pernah terpesona oleh ajaran Cayce namun mungkin beberapa tahun belakangan ini mulai meragukan akurasi atau relevansi dari apa yang telah diungkapkan Cayce sepanjang 43 tahun menyampaikan wawasan-wawasannya mengenai ratusan persoalan yang berbeda. Dan perubahan dramatis bumi hanyalah salah satunya. Tapi kini artikel berita itu—yang, setidaknya, terletak di halaman depan dan dilaporkan oleh banyak surat kabar dan televisi di seluruh dunia—berpotensi mengobarkan kembali minat terhadap nubuat Cayce untuk abad 21.
Sesungguhnya, beberapa tahun yang lalu—ketika kita berada di ambang milenium baru—begitu banyak nubuat atau bakal-nubuat yang memperingatkan datangnya bencana serta musibah. Tapi kemudian hal-hal itu tidak mewujud dalam kenyataan. Kerusakan sementara akibat komputer Y2K tidak pernah terjadi. Pergeseran kutub bumi pun tidak pernah berlangsung. Ujung-ujungnya mulai terlihat seakan-akan mereka “hanya meributkan masalah sepele”.
Sedikit banyak ini agak mengecewakan. Bagi mereka yang serius mempelajari ramalan Edgar Cayce, ada banyak harapan besar untuk tahun 1998, sebagai kulminasi 40 tahun masa ujian dan perubahan yang luar biasa. Sementara itu, para peramal lain menargetkan tahun 2000 atau 2001. Tapi jika menengok ke belakang, mungkin saja akan ada yang merasa tertipu. Mana ada perubahan mendadak menuju suatu zaman baru? Dan sampai sekarang pun, sepertinya tidak ada pencerahan lebih banyak di dunia ini dibandingkan 10 tahun yang lalu, misalnya.
Mungkin masalahnya tidak serta-merta karena informasi batiniah yang tak bisa diandalkan, tetapi lebih kepada apa yang kita cari sebenarnya. Mungkin saja hanya setelah melalui tahun 1998 atau 2001, kita betul-betul bisa menghargai karya nubuat dari seseorang seperti Edgar Cayce.
Kini setelah kita terbebas dari publisitas dan sensasi di penghujung abad dan di akhir milenium, kita dapat melangkah mundur dan sungguh-sungguh menghargai ajaran dari seorang filosof spiritual, mistikus, dan penyembuh yang luar biasa ini. Selain itu, kita pun mungkin akan mendapatkan suatu gambaran menakjubkan tentang bagaimana sebenarnya kehidupan di abad 21. Terlebih, kita bahkan mungkin akan sampai pada kesimpulan bahwa penggambaran dan visi-visi Cayce mengenai kehidupan setelah 2001 sebenarnya jauh lebih penting dibandingkan apa yang dia katakan tentang dekade-dekade yang telah kita lewati saat ini.
Untuk melihat kekuatan pesannya, kita mesti mempertimbangkan dua kata yang saling berkaitan namun juga berbeda: “ramalan” (prediction) dan “nubuat” (prophecy). Hubungan antara dua kata inilah yang akan kita telaah lebih mendalam di buku ini. Tetapi untuk sekarang cukuplah bahwa ramalan diartikan sebagai pernyataan tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan. Pada ramalan, hal-hal yang terjadi relatif pasti, sehingga diberikanlah gambaran pendahuluannya (sneak preview). Di pihak lain, nubuat mengindikasikan apa yang mungkin akan berlangsung di masa depan. Nubuat mengandung makna bahwa masa depan masih dalam proses pembentukan. Dan karena masa depan bersifat “cair”, maka kita masih bisa mempengaruhi pembentukannya. Sesungguhnya, itulah maksud nubuat dalam Alkitab yang sebenarnya: Malapetaka akan datang, tapi masih ada waktu untuk mengubah jalan kalian dan menjadikan segala sesuatu berbeda.
Oleh karena itu, nubuat memberi kita kuasa. Nubuat memperlihatkan kita momentum yang ada saat ini dan ke manakah momentum itu kemungkinan mengarah. Di waktu bersamaan, nubuat mengingatkan kita akan kehendak bebas yang kita miliki dan juga kapasitas kita untuk turut menciptakan kondisi-kondisi bagi masa depan. Edgar Cayce adalah seorang penubuat (orang yang mengungkapkan nubuat) sekaligus seorang peramal. Tak bisa disangkal, dalam buku ini mungkin dua kata itu sering bercampur baur dan dianggap nyaris bersinonim. Tapi kita tak akan bisa memahami kedalaman serta lingkup ajaran Cayce kecuali kita mengingat bahwa ia biasanya melangkah lebih jauh dari sekadar peramal dan berganti baju menjadi penubuat. Saat itulah, filosofinya senantiasa ditujukan untuk mengingatkan kita tentang siapakah kita dan kemampuan terpendam kita untuk membentuk masa depan yang positif—bagi diri kita sendiri secara pribadi dan bagi bumi ini secara bersama-sama.
Dengan demikian, memang betul, beberapa pernyataan yang diungkapkan oleh Cayce di dalam terawangan (reading) batiniahnya sepertinya tidak terlaksana. Ada kejadian-kejadian dan kondisi yang ia rasa akan terjadi sebelum masuk abad 21, dan beberapa di antaranya tidak menjadi kenyataan, terutama mengenai perubahan-perubahan tertentu pada bumi. Tetapi kita harus paham benar di sini, khususnya jika ingin dapat mengerti seberapa bermanfaat dan berpengaruh ajaran Cayce bagi kita di abad 21. Pertama-tama, ketahuilah bahwa kurang dari 0,2 persen dari seluruh terawangannya menyangkut bencana perubahan bumi. Jadi bagaimana dengan 99 persen lebih lainnya, apa saja yang diberitahukan terawangan-terawangan tersebut tentang dunia baru yang kita miliki di milenium baru ini? Apakah inti utama dari seluruh nubuat Cayce dan apakah maknanya bagi kita di zaman sekarang?
Pada dasarnya, Edgar Cayce memiliki pandangan yang sangat menjanjikan tentang dunia di tahun setelah 1998 atau 2001. Dan sebagian besar isi buku ini akan berfokus pada pesan-pesan penuh harapan itu—ajaran-ajaran tentang bagaimana kita bisa secara kreatif membentuk budaya baru untuk abad 21, sebuah budaya yang berbasis pada dimensi-dimensi batin manusia yang sungguh luar biasa.
Selagi kita bersama-sama melintas garis-waktu sejarah dan berpijak di sisi pergantian milenium baru, berikut ini adalah apa yang bisa kita lihat dan apresiasi tentang nubuat-nubuat Cayce.
Sepuluh Tema Pokok dalam Ramalan Agung Abad 21:
1. Bentuk baru pengobatan akan muncul—semacam penyembuhan yang berhubungan dengan transformasi—yang berakar pada holisme dan berkenaan dengan tubuh sebagai sebuah sistem energi. Setiap manusia memiliki tubuh, pikiran, dan ruh yang saling berhubungan. Untuk penyembuhan yang menyeluruh, kita akan memiliki bentuk pengobatan baru yang bekerja dengan mengintegrasikan ketiga unsur tersebut. Itu artinya bukan saja menerapkan pengobatan fisik dan prosedur untuk pemulihan kesehatan tubuh, tapi juga ada metode untuk mentransformasi sikap serta emosi, dan juga disiplin-disiplin agar cita-cita dan tujuan spiritual kita tetap terfokus jernih. (Di bagian Pendahuluan ini nantinya kita akan melihat salah satu aspek dari ramalan Edgar Cayce mengenai kesehatan dan penyembuhan: umur panjang).
2. Intuisi dan kemampuan supranatural akan menjadi sesuatu yang biasa. Sebagaimana yang telah divisikan oleh Cayce dalam sebuah pernyataan mengenai esensi “kesadaran Zaman Aquarius”, manusia masa depan kelak memiliki “kesadaran penuh akan kemampuan untuk berkomunikasi dengan, atau sadar akan, hubungan dengan Kekuatan-kekuatan Kreatif dan pemanfaatan-pemanfaatannya di tataran lingkungan material.” (#1602-3) Beberapa generasi mendatang, orang-orang kelak mampu mengadakan hubungan personal dan langsung dengan dunia spiritual; dan lebih jauh lagi, melalui cara-cara yang menjadikan hubungan tersebut dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan material.
3. Sains dan spiritualitas akan menjadi pasangan yang serasi. Penyatuan dua arus utama ini dalam sejarah manusia akan menghasilkan transformasi budaya. “Penelitian” serta “Pencerahan” akan berjalan beriringan, sehingga memungkinkan adanya “sains dunia spiritual” dan pemahaman baru tentang kesucian (sacredness) untuk alam material. Barangkali cara yang paling ampuh agar hal ini mengejawantah di milenium baru adalah melalui individu-individu yang menempuh jalan spiritual (the seekers), bukan di dalam laboratorium penelitian yang steril. Sains kesadaran bisa dikerjakan di rumah masing-masing. Bab 8, 9, dan 10 khusus menguraikan metode perluasan-kesadaran, yang diramalkan Cayce akan menjadi suatu kewajaran di masa-masa mendatang.
4. Akan ada perubahan dramatis pada geografi bumi, termasuk perubahan pola-pola cuaca yang sangat signifikan. Bisa jadi apa yang Cayce lihat dalam terawangannya tentang perubahan bumi, yakni gempa bumi dan banjir, mungkin sebenarnya berkaitan dengan perubahan drastis pola-pola cuaca yang berlangsung di abad 21 dan seterusnya.
5. Akan terjadi semacam “pemerataan” (leveling) sosial dalam skala global. Proses ini mungkin akan terasa sangat sulit, menyakitkan, dan bahkan kejam. Tapi, kondisi-kondisi saat ini yang timpang tak bisa terus berlanjut. Sehingga, akan “ada satu patokan (pemerataan) bagi buruh di lapangan dan pekerja di belakang kasir, dan pekerja lain di balik penukaran uang.” (#3976-18).
6. Kepemimpinan di kancah internasional akan bergerak ke Timur, dan bahkan ke negeri Cina. Cina suatu hari kelak menjadi tempat lahirnya Kristianitas; dan “peradaban (kemudian) harus bergeser ke arah barat. Dan sekali lagi Mongolia, bangsa yang tidak disegani, akan terangkat.” (#3976-15).
7. Penemuan-penemuan arkeologis, terkait dengan peradaban-peradaban kuno, secara radikal akan mengubah pemahaman kita akan sejarah manusia. Lebih lanjut, penemuan-penemuan ini kelak memperlihatkan kepada kita bagaimana nenek moyang kita di masa silam menemukan cara untuk mengintegrasikan sains dan spiritualitas.
8. Kontinuitas hidup akan diterima sepenuhnya sebagai fakta yang tak terbantahkan. Tak ada yang dinamakan kematian. Kematian semata-mata hanyalah transisi dari satu keadaan sadar ke keadaan sadar lainnya. Rasa takut pada kematian bakal tersingkir perannya sebagai motivasi utama manusia.
9. Prinsip kemanunggalan (oneness) akan menjadi dasar utama dalam perikemanusiaan. Keesaan Tuhan akan membimbing seluruh tradisi agama, kemanunggalan seluruh energi akan menuntun sains, dan kesatuan seluruh umat manusia akan mengarahkan politik.
10. Nabi Isa akan muncul kembali dalam kehidupan bumi. Apa yang disebut “Kedatangan Kedua (Nabi Isa)” barangkali suatu istilah yang keliru karena Kesadaran Kristus tak pernah meninggalkan kita. Bagaimanapun, visi Cayce menyatakan adanya kemunculan fisik dari jiwa yang datang dua ribu tahun silam sebagai Nabi Isa. Tidak ada tanggal yang disebutnya, tapi nubuat itu sering ditemukan dalam terawangan Cayce.
Sepuluh tema nubuat di atas memberikan pandangan yang menginspirasi tentang dunia tempat tinggal kita ini. Dan mungkin, dalam banyak hal, adalah hal yang menggembirakan bahwa tahun 1958-1998 berlalu tanpa beberapa ramalan seram yang menjadi kenyataan. Kini kita memiliki kesempatan untuk melangkah mundur dan bersikap jernih dalam memandang gambaran besar dari nubuat-nubuat Cayce mengenai abad baru dan berabad-abad yang akan datang.
Tentang Buku Ini
Ramalan Agung Abad 21 merupakan penyelidikan saksama terhadap seluruh nubuat yang dikemukakan oleh Edgar Cayce. Beberapa nubuat masih jauh dicapai sebab menyinggung arah evolusi manusia, yang jelas-jelas membutuhkan waktu beberapa dasawarsa (atau bahkan berabad-abad) untuk mencapai kondisi itu. Pernyataan-pernyataan nubuat lainnya jauh lebih terfokus, berjangka waktu pendek, dan merupakan upaya-upaya untuk melihat apa yang terbentang tak jauh di depan bagi orang-orang yang hidup di era Cayce. Pada kasus-kasus tersebut, kita sudah tahu apakah pernyataan-pernyataan Cayce menjadi kenyataan atau tidak.
Dalam banyak hal, penulis tergoda untuk melewati saja “nubuat-nubuat lama” itu dan menulis buku yang hanya berkaitan dengan pandangan yang berjangka waktu panjang. Tapi, penting sekali bagi kita untuk mempertimbangkan seluruh nubuat Cayce. Pertimbangan pertama, pandangan yang komprehensif akan membuat kita melihat semua faktor dan dimensi yang menjadi bagian dari pandangan-dunia Cayce. Selanjutnya, beberapa “nubuat lama” yang kelihatannya tidak menjadi kenyataan mungkin saja sebenarnya hanya belum terjadi. Barangkali Edgar Cayce sekadar keliru masalah waktu. Yang pasti, akan ada gunanya melihat secara dekat seluruh isi paket nubuat Cayce, tidak hanya petunjuk-petunjuk eksplisit atau pengintipan langsung yang ia tawarkan mengenai abad 21 dan seterusnya.
Bab-bab telaah atas nubuat Cayce ini di bagian selanjutnya akan dibagi ke dalam tiga golongan utama atau “Bagian-bagian”. Berikut ini gambaran tujuan untuk setiap bagian dan ikhtisar topik-topik bab di dalam setiap bagian:
Bagian I, Edgar Cayce Sebagai Seorang Visioner, adalah bagian yang membahas secara langsung nubuat-nubuat spesifik dalam terawangan Cayce yang berkaitan dengan perubahan. Pada bagian ini kita akan mengamati bagaimana Cayce melakukan kegiatannya sebagai cenayang, dan kita pun akan memeriksa hal-hal detail dari perkataannya mengenai apa saja yang mungkin akan terjadi di penghujung abad 20 dan memasuki abad 21. Bagian buku ini hanya sedikit membahas para penubuat dan futurist (aspek penting dalam buku ini, tapi sebagian besar akan dirangkum di Bagian II). Bagian I terdiri dari dua bab:
• Bab 1, Edgar Cayce: Visioner Abad 21 dan Abad-abad Mendatang, menelaah bagaimana Cayce memberikan terawangannya. Bab ini diawali dengan pemberian terawangan di tahun 1936, yang menyajikan beberapa nubuat paling dramatis yang pernah disingkap olehnya, termasuk kemungkinan tentang kehidupan seratus lima puluh tahun dari sekarang, tepatnya di abad 22. Bab 1 juga memberikan contoh-contoh bakat kewaskitaan Cayce, seperti pernyataan yang memperingatkan datangnya Depresi Besar—yaitu kemerosotan dunia industri dan keuangan di tahun 1929 sampai beberapa tahun sesudahnya—juga Perang Dunia II.
Bab pertama ini juga mengkaji pertanyaan tentang apa artinya hidup di masa-masa perubahan. Dan, apakah maksud sesungguhnya dari “zaman baru” yang telah diprediksikan Cayce? Cayce mengatakan kita akan hidup di periode dunia-dalam-masa-transisi. Jadi, bagaimana kita merespons kehidupan padahal segala sesuatunya berubah, bagaimana kita bertahan agar tidak mengalami situasi yang membuat kita kacau-balau? Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi tema pokok seluruh isi buku, dan mulai difokuskan di Bab 1.
• Bab 2, Nubuat Edgar Cayce tentang Perubahan Bumi, menelaah beberapa pernyataan Cayce yang paling dramatis sepanjang ia memberikan terawangan. Pernyataan-pernyataan ini merupakan ramalannya tentang perubahan bentuk fisik bumi dalam skala raksasa. Tapi ramalan Cayce ini paling sering disalahpahami atau dikutip secara keliru dibandingkan hasil terawangan Cayce lainnya. Di bab ini pula kita akan memeriksa seluruh nubuat perubahan bumi sesuai urutan waktu kronologis ketika Cayce memberikannya.
Bagian II, Nubuat tentang Kekacauan Dunia, menyajikan ikhtisar tentang Cayce yang diperbandingkan dengan beberapa tradisi nubuat. Termasuk dalam bagian ini adalah bahan-bahan yang diberikan Cayce mengenai dunia yang berubah secara politis dan spiritual. Ketiga bab di Bagian II adalah:
• Bab 3, Beberapa Aliran dalam Sejarah Peramalan, adalah penggalian yang amat menarik terhadap beberapa sumber tradisi nubuat, termasuk Nostradamus, beberapa Suku Indian Amerika Selatan dan Utara, dan seorang wanita peramal termasyhur, Irene Hughes. Seperti yang sering kali diindikasikan oleh Cayce mengenai pendidikan, kita sebaiknya belajar melalui perbandingan dan mencari korelasi. Ada begitu banyak yang ditemukan di dalam nubuat-nubuat yang sangat tak ternilai ini, di mana mereka berdiri berdampingan dengan nubuat-nubuat Cayce.
• Bab 4, Tatanan Dunia Baru Abad 21, menyelidiki nubuat-nubuat Cayce berkaitan dengan perubahan besar-besaran dalam wilayah kesadaran umat manusia—sesuatu yang sangat berbeda sehingga bisa disebut tatanan baru keberadaan atau “ras akar” (atau “ras” baru, bukan dalam artian warna kulit, melainkan tingkat kesadaran). Bab ini juga meneliti nubuat-nubuat yang bertema perubahan sosial serta takdir bangsa-bangsa—disebut juga nubuat “Urusan Duniawi”—plus visi Cayce tentang perawatan kesehatan di abad 21 dan seterusnya.
• Bab 5, Visi tentang Atlantis, Perubahan Cuaca, dan Turunnya Nabi Isa, meneliti bagian-bagian penting lainnya dari nubuat Cayce. Awalnya, kita akan menjelajahi kemungkinan bahwa ratusan terawangan yang diberikan Cayce tentang Atlantis mungkin bukan retrokognisi (yaitu, pandangan nubuat mengenai waktu yang tidak tercatat dalam sejarah) tapi justru prakognisi (nubuat tentang apa yang akan kita alami di abad 21 dan seterusnya).
Masih dalam bab yang sama, kita pun akan menyelidiki kemungkinan bahwa nubuat Cayce tentang perubahan bumi sebaiknya dipahami sebagai kejadian-kejadian yang mungkin berlangsung di abad 21 sebagai akibat perubahan cuaca yang dramatis. Perubahan iklim bisa memicu banyak hal yang telah digambarkan Cayce.
Terakhir, bab ini membahas nubuat Cayce yang paling luar biasa: Kedatangan Kedua Nabi Isa. Apakah kita boleh berharap agar ia kembali, bahkan di masa kehidupan kita? Cayce menawarkan janji memikat ini lewat beberapa nubuatnya. Tapi ia selalu mengajukan kemungkinan-kemungkinan tertentu (yakni, hal-hal yang disyaratkan harus terjadi sebelumnya). Tapi yang mungkin sama pentingnya dengan memahami kemungkinan-kemungkinan ini adalah mengenali bahwa “Kedatangan Kedua” boleh jadi tidak seperti yang kita sangka. Bukan Nabi Isa sekadar muncul di Bumi, barangkali ini lebih terkait dengan cara-cara baru di mana Ruh Isa (yang penuh cinta kasih) akan betul-betul dihidupkan oleh manusia di abad 21 dan seterusnya.
Bagian III, Pedoman Utama Hidup di Abad 21, mungkin merupakan bagian paling penting dari buku ini, meskipun sebagian besar pembaca barangkali membeli buku ini demi alasan yang lebih terkait dengan dua bagian sebelumnya. Di bagian akhir ini kita akan mengetahui aspek paling mendasar dari nubuat Cayce—yakni, cara baru hidup di Bumi di abad 21 akan menciptakan budaya keplanetan yang sudah bertransformasi dan diperbaharui. Inilah potensi positif yang terkandung di seluruh nubuat Cayce. Pesan penuh harapan inilah yang bisa kita ambil dari buku ini. Kendati visinya tentang masa depan juga meliputi masa-masa sulit—baik di dalam diri dan di luar diri kita—namun nubuat-nubuatnya selalu mencerminkan rasa optimistis, suatu harapan bahwa umat manusia akan lebih baik karena menghadapi masa istimewa ini dan diperbaharui kembali melalui tantangan-tantangan ini.
“Pedoman” hidup di milenium baru ini terdiri dari lima bab, tiap-tiap bab menawarkan potongan mozaik yang menakjubkan dari bahan-bahan terawangan Cayce. “Gambaran Besar” itu adalah gambaran penuh kekuatan tentang bagaimana kita tepatnya, sebagai individu, dapat mulai membantu membentuk masyarakat baru bagi Bumi. Bagian ini berisi:
• Bab 6, Memahami Perubahan Mental di Abad 21, memberikan kesempatan untuk mengamati secara teliti bagaimana nubuat Cayce tentang perubahan bumi tak hanya terkait dengan dunia luar, tetapi juga menyangkut perubahan dalam diri kita. Apa yang terjadi di dalam diri kita ketika nilai-nilai dan pandangan-pandangan yang paling berharga tak lagi dirasakan valid? Bagaimana kita menanggapi bukti-bukti yang semakin banyak mengenai keharusan akan “perubahan paradigma” yang dramatis? Beberapa pilihan akan dijabarkan secara lugas.
• Bab 7, Visi Edgar Cayce untuk Lima Teka-teki Kuno, mirip seperti buku pegangan tentang psikologi spiritual Edgar Cayce di abad 21. Bab ini mengemukakan lima persoalan misterius perihal kondisi manusia dan memberikan pandangan segar supaya kita bisa hidup bebas dan kreatif di Bumi. Teka-teki ini merupakan persoalan yang telah digeluti manusia selama ribuan tahun. Bukan berarti di abad 21 persoalan kuno ini mendadak lenyap. Tetapi psikologi holistik Cayce—tubuh, pikiran, dan ruh yang dihubungkan secara piawai—menawarkan perspektif baru terhadap isu-isu lama:
- Hakikat waktu.
- Masalah baik dan buruk.
- Persoalan bagaimana spiritualitas dan penyembuhan dapat berinteraksi.
- Persoalan bagaimana kita bisa membantu orang lain dalam perjalanan spiritual.
- Persoalan tindakan apa yang harus dilakukan dengan amarah dan agresi.
• Bab 8, Petunjuk dan Pengambilan Keputusan di Abad 21, menitikberatkan pada kekuatan kita untuk memilih. Pada akhirnya, jenis masa depan yang akan kita alami di milenium baru merupakan hasil dari pilihan-pilihan kecil yang dibuat oleh triliunan orang. Sebagaimana kehendak bebas (free will) yang menjadi kunci bagi pertumbuhan jiwa individu, begitu pula pengambilan keputusan adalah kunci bagi penciptaan budaya keplanetan yang baru. Kita mesti belajar bagaimana menggunakan anugerah spiritual, yakni kehendak bebas ini, dengan cara yang sehat dan konstruktif. Bab ini menyajikan satu teori kehendak bebas dari Cayce, disertai program praktis 9 langkah untuk mengambil keputusan yang diarahkan secara spiritual. Sudah pasti, bab ini salah satu yang terpenting dalam buku ini, terutama jika kita menganggap buku ini sebagai pedoman untuk menciptakan dunia yang mungkin akan terwujud menurut visi Cayce.
• Bab 9, “Kerja” Spiritual di Abad 21, menelaah masalah praktis. Apa maksud dari memiliki pekerjaan-yang-bertujuan di dunia modern ini? Melibatkan apa sajakah untuk benar-benar mewujudkan tujuan ruh seseorang, misi hidupnya? Tipe terawangan dari Cayce yang kedua tersering diminta adalah “terawangan kehidupan” (kedua setelah terawangan kesehatan yang menyampaikan diagnosis pengobatan secara supranatural). Terawangan kehidupan sering kali berupa “nubuat pribadi” untuk beberapa kalangan. Dengan kata lain, tidak hanya untuk meramalkan tentang perubahan bumi atau peristiwa-peristiwa yang akan datang, Cayce menggunakan potensi nubuatnya untuk membantu seseorang dalam mengetahui peta perjalanan pribadinya di masa depan—ini termasuk mengidentifikasikan tujuan ruh dan kemudian melangkah maju untuk mewujudkan misi tersebut. Strategi serta pendekatan Cayce sebagai seorang psikolog spiritual dalam hal ini dapat diadaptasikan dan digunakan oleh kita semua sekarang. Dan bab ini menyajikan uraian seperti apa persisnya proses itu.
• Bab 10, Meditasi: Kunci Menuju Hidup Sehat dan Penuh Kekuatan di Abad 21. Tanpa meditasi, kebiasaan dan pengondisian atas kepribadian diri kita yang telah terluka akan mengambil alih—secara individual maupun kolektif. Tanpa meditasi, dunia di abad 21 dan seterusnya hanya bisa menanti ekspresi mendalam dari penderitaan dan perselisihan. Tapi dengan pertumbuhan meditasi yang mendunia sebagai suatu disiplin harian, kesempatan untuk kerja sama dan transformasi keplanetan menjadi sangat mungkin. Apabila kita tidak menyelami meditasi dan menerapkannya secara teratur, maka sedikit sekali manfaat mempelajari nubuat lain yang telah disampaikan oleh Cayce.
• Bab 11, Kita Bisa Melakukan Perubahan, menjadi puncak dari buku ini. Bab ini meliputi nubuat yang paling penting di antara seluruh nubuat. Kita akan membentuk masa depan, dan ada cara khusus untuk memahami bagaimana tepatnya kekuatan kreatif dapat bekerja.
Mengkaji Edgar Cayce Lebih Dalam
Ketika kita menjelajahi sebelas topik di bab-bab berikutnya, ini artinya kita akan melihat jauh ke dalam ajaran Edgar Cayce yang luas. Tapi manakala kita mempelajari karya seseorang seperti Cayce, kita terlalu mudah menginginkan jawaban yang cepat. Sebab, rasanya begitu banyak waktu yang dihabiskan untuk mengarungi informasi yang jumlahnya amat banyak itu. Apalagi, di zaman sekarang, di mana banyak sekali orang tidak sabaran, kita ingin “pemecahan akhir” dan lebih suka meninggalkan jawaban-jawaban yang lebih subtil, lebih rumit, dan paradoksal sebagaimana yang sering diberikan oleh Cayce.
Pola ini terutama sekali berlaku ketika menyangkut sesuatu yang kompleks seperti penyelidikan terhadap masa depan. “Bagaimana masa depan kita di planet ini?” demikian kita bertanya-tanya. Dan kita mau jawaban yang lugas—sebuah ramalan langsung. Sebaliknya, kita sering menemukan Cayce berbicara tentang peluang-peluang atau mengingatkan kita tentang kehendak bebas yang menentukan apa yang akan terjadi pada kita—secara pribadi atau kolektif. Dalam bagian Pendahuluan ini, kita akan mengetahui bahwa akan banyak kasus tambahan yang nanti dikupas di dalam buku ini—banyak contoh di mana penglihatan sekilas tentang masa depan meminta kita untuk memeriksa diri kita secara holistik (tubuh, pikiran, dan ruh) dan mengenali akan betapa pentingnya pilihan berdasarkan kehendak bebas.
Simak pertanyaan ini, “Di abad 21 dan seterusnya, seberapa panjangkah usia manusia kelak—seberapa lamakah harapan hidup manusia?” Penelitian di bidang medis kini mulai percaya bahwa di pertengahan abad 21, harapan hidup manusia—bagi mereka yang memiliki akses perawatan kesehatan terbaik—akan mencapai 150 tahun. Ramalan dahsyat ini mengingatkan kita pada ramalan umur panjang dari Cayce, yang mengindikasikan harapan hidup 120 sampai 150 tahun. Sebagai contoh, kepada seseorang yang bertanya berapa lamakah dia akan hidup, Cayce menjawab, “Sampai seratus lima puluh (tahun)! Jika ada kesempatan.” (#866-1). Seorang laki-laki lain diberi tahu oleh Cayce, “Dan apabila menetapkan hidupmu seratus dua puluh tahun, maka kau bisa hidup seratus dua puluh satu tahun!” (#2533-6).
Siapakah kita yang bisa membuat kemungkinan seperti itu? Berapa banyak orang yang akan hidup selama itu? Terobosan dalam penelitian medis—terutama yang berkaitan dengan manipulasi gen—bisa jadi mampu menciptakan mesin-tubuh yang sangat efisien sehingga bisa bertahan dua kali lipat lebih lama dari masa sekarang. Tapi prospek paling menakjubkan bahwa “Kita bisa hidup sampai 150 tahun” membuat kita terlalu terfokus pada angka “150” bukannya pada kata “hidup”. Kualitas hidup seperti apakah yang kita bicarakan saat membayangkan masa kehidupan yang begitu panjang tersebut? Apakah upaya-upaya dalam memperpanjang hidup berasal dari ketakutan kita pada kematian—yakni, bahwa kita akan menunda “sesuatu yang tidak terelakkan” itu selama mungkin?
Pertimbangkan bahwa perpanjangan hidup sesungguhnya melibatkan tantangan tiga arah. Manusia memiliki tiga komponen yaitu, fisik, mental, dan spiritual. Jika pertanyaannya sekadar berapa tahun tubuh bisa tetap hidup (sayangnya, seperti itulah yang dipikirkan oleh para peneliti medis), maka itu adalah persoalan materi—seperti sebuah garis-waktu di mana kita menemukan suatu cara untuk membuatnya sedikit lebih panjang. Dan ketika kita mendengar tentang kemungkinan dapat hidup sampai 150 tahun—baik di masa kehidupan sekarang atau berikutnya—barangkali kita awalnya berpikir secara satu-dimensi: Apa yang akan saya lakukan dengan tahun-tahun ekstra itu? Akankah saya merasa bosan?
Sesuatu berubah, bagaimanapun juga, begitu kita berkenalan dengan gambaran yang lebih besar dan mencermati topik ini secara lebih holistik. Alih-alih satu garis-waktu berdimensi satu yang bertambah panjang, bayangkanlah sebuah bidang (sesuatu dengan dimensi spasial yaitu tinggi, lebar, dan kedalaman) meluas menjadi bidang yang jauh lebih besar. Nah, sekarang kita memiliki satu model perpanjangan hidup yang berdimensi tiga, dengan komponen-komponen tambahan—yang juga memperdalam kehidupan mental dan spiritual kita. Kini kita bisa menelaah maksud hidup yang sesungguhnya melalui parameter dan harapan yang baru. Penekanan inilah yang akan menjadi kualitas hidup, bukan jumlah peringatan ulang tahun yang kita lewati sebelum mati.
Alam mental yang bagaimanakah yang sepadan dengan pelipatgandaan umur tubuh fisik yang semakin panjang? Dengan kata lain, seperti apakah perluasan dramatis yang setara di dalam wilayah pikiran? Mungkin jawabannya adalah perkembangan kesadaran intuitif—menariknya, ini merupakan satu lagi dari sepuluh tema nubuat untuk abad 21. Andaikan kita dapat mengalami hubungan kita dengan orang lain secara lebih langsung—secara empatik dan fisik—maka itu bisa mengubah kualitas hidup kita secara besar-besaran, mungkin membuat prospek usia 150 tahun menjadi lebih menarik ketimbang yang dirasakan saat ini.
Satu lagi perpanjangan hidup yang memungkinkan dalam wilayah mental adalah pemahaman baru tentang “kematian” dan “mati”. Banyak sekali sikap dan gaya hidup modern ini yang berputar mengelilingi ketakutan akan kematian. Menurut Cayce, nubuat-nubuat simbolis yang terdapat di dalam Piramida Agung, termasuk sebuah sarkopagus kosong, menunjukkan bahwa awal kesadaran baru pada manusia adalah tidak adanya perasaan takut pada kematian: “Tidak akan ada lagi kematian. Jangan salah paham atau salah tafsir! Tapi penafsiran akan kematian akan diperjelas.” (#5748-6).
Kalau begitu, jenis perluasan spiritual seperti apakah yang memungkinkan kita di pertengahan abad 21 nanti hidup selama 150 tahun? Karena psikologi spiritual Cayce sangat sering mengaitkan “nilai dan cita-cita” dengan dimensi spiritual, marilah kita cermati apa yang membuat perluasan spiritual begitu berarti. Untuk memparafrasekan pepatah Cayce “Jangan hanya menjadi baik; menjadi baiklah untuk sesuatu”, kita mungkin juga akan mengatakan, “Jangan hanya hidup lama di dunia; hidup lamalah di dunia karena Anda melakukan sesuatu yang berfaedah bagi orang lain”. Atau, terawangan Cayce lainnya yang terang-terangan mengingatkan kita, “Kita adalah penjaga saudara (dan saudari) kita”. Walaupun kita tidak bertanggung jawab “atas” mereka, namun kita bertanggung jawab “kepada” mereka.
Dengan sistem nilai spiritual yang berbasis pemahaman mendalam terhadap kebertujuan (purposefulness), kita memiliki tiga jenis perluasan; dan sekarang pemahaman kita tentang “perpanjangan hidup” mengandung makna yang jauh berbeda dari sekadar hidup lebih lama serta mengumpulkan sekuritas sosial untuk masa tua. Kini setiap kelahiran adalah satu kesempatan yang lebih kaya untuk mengalami apa yang menjadi tujuan jiwa-jiwa di muka bumi ini. Ini memberikan kita satu gambaran yang lebih dalam dan akurat mengenai salah satu nubuat Cayce untuk abad kita dan abad-abad mendatang. Cara holistik inilah yang akan dilakukan dalam mengkaji nubuat-nubuat Cayce.
Tujuan Buku Ini
Nubuat-nubuat mengenai harapan hidup manusia, tentunya, hanya salah satu contoh kecil mengenai betapa pentingnya mempertimbangkan tubuh, pikiran, dan ruh saat mempelajari bahan-bahan dalam ajaran Cayce. Tapi yang menjadikan karya tokoh ini begitu menakjubkan adalah karena ia tak pernah memberikan jawaban yang dangkal atau sederhana. Kita diharuskan mengkaji topik-topiknya secara holistik—dan yang lebih penting, bahwa kita mengkaji bahan-bahannya berkenaan dengan peran pribadi kita dalam membentuk pengalaman. Tidak sepantasnya kita duduk-duduk saja dan menunggu apa yang akan terjadi di masa depan: Kita bisa langsung ikut terlibat dalam penciptaan masa depan. Itulah inti “nubuat” yang sebenarnya: ajakan untuk turut menciptakan masa depan.
Tujuan buku ini adalah mempelajari secara mendalam apa tepatnya yang dimaksudkan Cayce tentang zaman kita hidup sekarang ini. Telaahnya tentu saja diperkuat dengan membandingkan sumber-sumber yang setara. Dengan begitu, di sepanjang buku Anda akan menemukan perbandingan-perbandingan dengan tradisi nubuat kuno, juga para futurist yang memiliki pemikiran paling kreatif belakangan ini. Salah satu contohnya bisa dicermati dalam Pendahuluan ini. Bangsa Maya menyusun kalender yang keakuratannya sungguh mencengangkan. Akan tetapi, dari semua indikasi, proyeksi mereka tentang takdir dunia tidak melewati tahun 2012—atau, beberapa pihak berargumen, bangsa Maya memiliki firasat bahwa dunia pasca-2012 tidak bisa ditentukan dan dikendalikan menurut pilihan kita. Kendati Cayce sendiri tidak menargetkan bahwa pada tahun 2012 akan terjadi kejadian khusus, pada kenyataannya akan ada kejadian astronomis yang luar biasa di tahun 2012: Transit Venus pada Matahari (tepatnya, menurut perspektif bumi, Venus akan berada tepat di depan matahari.) Transit-transit yang langka oleh Venus ini terjadi berpasangan, dan kita baru-baru ini mengalaminya di tahun 2004. Tapi setelah transit 2012, peristiwa langka ini tidak akan terjadi lagi sampai 2117.
Beberapa penafsir menarik kesimpulan adanya arti yang sangat penting dengan kebetulan bahwa kalender Maya yang berakhir tahun 2012 dan transit planet Venus pada Matahari di tahun yang sama. Mereka melihat ini sebagai tanda astronomis mengenai suatu transformasi global yang dibicarakan oleh Cayce dalam nubuat-nubuatnya.
Dan transformasi global merupakan intisari nubuat-nubuat Cayce: Sebuah transformasi di mana kita berperan membantu untuk membentuknya. Buku ini bisa dibaca sebagai panduan untuk ikut menciptakan masa depan di mana Cayce dan visioner hebat lainnya telah melihatnya sebagai kemungkinan yang sangat nyata bagi umat manusia di abad 21. Beberapa bab akan menguraikan sejumlah informasi; bab-bab lainnya akan diarahkan lebih pragmatis, menyangkut hal-hal yang bisa mulai Anda lakukan dalam hidup Anda. Juga, tidak menutup kesempatan jika bab-bab ini dibaca tidak berurutan, bergantung pada topik mana yang Anda minati. Tak penting bagaimana Anda membaca buku ini. Tapi ingatlah bahwa hanya melalui penerapanlah gagasan-gagasan ini bisa terwujud dan menciptakan suatu perubahan.
————————–————————–———-
Judul Asli: Edgar Cayce’s Predictions for 21st Century
Pengarang: Mark Thurston
Penerjemah: Meithya Rose Prasetya
Penyunting: Salahuddien Gz
Penerbit: Kayla Pustaka
————————–————————–———-
SEGERA TERBIT DALAM WAKTU DEKAT!
Sumber:http://www.facebook.com/home.php?#!/notes/salahuddien-gz/ramalan-ramalan-edgar-cayce-untuk-abad-21/406207951975


Selama ini, Edgar Cayce (1877-1945) dikenal sebagai salah satu peramal Amerika yang paling berbakat. Cayce yang pernah mendapat julukan "nabi yang tidur" ini menggunakan kemampuan supernormalnya untuk menolong "orang sakit". Ia juga memperingatkan tentang perubahan dan bencana yang akan dialami oleh planet kita pada akhir zaman.
Cayce dilahirkan di pedesaan Hopkinsville. Sebelum menjadi terkenal, Cayce pernah menjalani kehidupan yang keras sebagai anak petani. Ia sangat tekun mempelajari Alkitab, ke mana saja ia pergi selalu membawa kitab suci itu, dan mengambil kesempatan untuk membacanya. Sebagai anak-anak, ia senang sekali mendapatkan bahwa dia bisa tidur di atas buku pelajaran dan menyerap informasi yang ada di dalamnya. Tetapi dengan berlalunya waktu keahlian ini lenyap, dan dia meninggalkan bangku sekolah saat kelas enam. Dia bekerja serabutan di perladangan, di toko sepatu, di toko buku; menjadi salesman; dan menjadi juru potret.
Bertemu Seorang Dewi
Saat berusia 13 tahun, suatu hari Cayce sedang duduk di bawah pohon membaca Alkitab, tiba-tiba ia tersentak oleh perasaan bahwa ia tidak sendirian. Melihat ke atas, ia melihat sosok seseorang wanita di depannya dan menyadari bahwa wanita itu adalah seorang dewi. "Doamu telah didengar," dewi itu berkata. "Katakan apa yang paling kamu inginkan, sehingga aku dapat memberikannya padamu." Setelah beberapa menit merasa bengong, pria muda ini menjawab: "Saya ingin menolong orang lain, terutama anak-anak saat mereka sakit."
Bersamaan dengan itu, sosok bercahaya itu lenyap. Setelah pertemuan yang singkat dengan dewi itu, ia memiliki kekuatan yang luar biasa sepanjang hidupnya. Sejak saat itu dan seterusnya, dia sering membantu orang mendapatkan kembali kesehatannya, dan memulai debutnya yang sesungguhnya sebagai peramal, serta mendapatkan kemasyhuran untuk ketepatan ramalannya, yang datang kepadanya ketika dia berada dalam keadaan tidak sadar. Sebagian dari ramalan itu tidak diungkapkan dan hanya diceritakan secara terbatas kepada kerabat dekat tidak lama sebelum peramal besar ini meninggal di Roanoke, Virginia, pada tanggal 5 Januari 1945 --tepat pada tanggal yang diramalkannya empat tahun sebelumnya.
Cayce meramalkan Perang Dunia I dan II, keruntuhan pasar saham tahun 1929, kemerdekaan India, dan 15 tahun sebelum terjadinya, berdirinya negara Israel. Tetapi seperti kasus Nostradamus dan Santo Yohanes, Cayce terutama mempunyai fokus yang kuat atas peristiwa-peristiwa yang baru terjadi pada akhir abad ke-20. Dunia masih menunggu pemenuhan ramalannya yang paling mengerikan: gempa bumi berturut-turut yang mendatangkan kebinasaan dan akan memecah benua-benua serta mengubah peta dunia pada masa mendatang.
Kekalutan Geologis
Selama kehidupannya, Cayce telah banyak mendapatkan visi kejadian di masa mendatang. Ramalan-ramalannya ini memberikan pandangan yang menakutkan tentang kekacauan alam dan perang yang akan mengguncang dunia di sekitar perputaran milenium ini.
Di antaranya adalah ramalan Cayce tentang kekalutan geologis berdasarkan bergesernya poros bumi. Dia melihat pergeseran itu akan terjadi pada awal abad 21, yang mengakibatkan perubahan drastis. Diperingatkan bahwa dunia akan diserang oleh badai listrik yang mengerikan, tornado, angin ribut, letusan gunung berapi, gelombang pasang, dan gempa bumi. Seismograf akan menampakkan getaran lembut pertama di sepanjang pantai barat Amerika Serikat dan lepas pantai Jepang; suara gemuruh akan terdengar dari kedalaman laut Pasifik, dan geiser raksasa menyemburkan air panas, uap belerang, lumpur, dan dengan keras menghantam ribuan kaki di dalam air.
Akibatnya sebagian besar Amerika Serikat bagian barat akan bergetar dan masuk ke dalam lautan dalam suatu ledakan gunung yang hilang. Bencana akan meluas ke seluruh Amerika, dan Carolina, Georgia, dan Alabama barat akan tenggelam. Jepang akan digetarkan oleh gempa bumi pembunuh dan dihancurkan oleh gelombang pasang raksasa. New York akan menjadi miring dan Eropa utara akan hilang di bawah laut Atlantik dalam sekejap mata.
Awan dan debu zat kimia beracun juga akan menyebar ke seluruh dunia, sehingga menghalangi matahari dan menimbulkan ribuan kebakaran. Gunung berapi, yang sebagian dianggap telah mati, akan meletus. Kilat akan sambung-menyambung di langit, dan kebakaran akan terjadi di Pantai Barat.
Dunia Dilahirkan Kembali
Pada masa mendatang bukan hanya perubahan bersifat geologis, salah satu ramalannya yang paling mengejutkan berkaitan dengan kelahiran kembali keyakinan agama di Rusia, yang akan "memerlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa mengkristal." "Sebab perubahan akan datang, dengan cara evolusi atau revolusi, dan landasan hal itu bagi seluruh dunia akan berasal dari Rusia."
"Bukan komunisme, melainkan apa yang landasannya sama dengan jenis persaudaraan yang diajarkan Kristus dalam Kisah Rasul-Rasul 2:44, 4:32." Cayce meramalkan bahwa Cina juga akan menjadi "buaian" Kristianitas, "setelah negara itu terbangun."
Dia juga meramalkan bahwa dia akan dilahirkan lebih dari satu kali dalam abad pertama setelah milenium berikutnya untuk membantu pengembangan spiritual planet ini yang akan menyusul perubahan bumi besar-besaran yang sekarang terjadi atas diri kita. Keyakinannya yang kuat memperlihatkan diri dalam jawabannya terhadap pertanyaan resah banyak orang yang selalu mengikuti ramalan bencananya: "Apa bedanya hal itu kalau kita hidup dengan benar?"
Sebagian dari visinya yang paling menarik adalah pandangannya berkaitan dengan kehancuran peradaban, dan kedatangan Kristus yang kedua kalinya -peristiwa yang diramalkan terjadi pada tahun-tahun awal mileniun baru. Selain visinya yang mengerikan tentang kekacauan global, diramalkan juga akan berakhirnya peradaban yang dikenal sekarang, yang ditandai dengan perang antara kekuatan terang melawan kekuatan kegelapan yang berhadap-hadapan untuk melakukan konflik terakhir yang sangat menentukan.
Daratan Atlantis Muncul Kembali
Salah satu ramalan Cayce yang membuat orang sangat penasaran adalah akan munculnya daratan Atlantis. Ia menyebutkan Atlantis kira-kira 700 kali dalam pembacaannya, dan meramalkan bahwa benua yang sudah lama hilang ini segera akan ditemukan kembali. Rasanya masuk akal untuk mengandaikan bahwa kemunculannya kembali akan bersamaan dengan perubahan bumi lainnya yang dramatis. Dia terutama menyebutkan kawasan di sekitar Pulau Bimini di Kepulauan Bahama, yang dilihatnya merupakan "bagian tertinggi yang ditinggalkan di atas ombak apa yang dulunya adalah benua besar."
Sang "nabi yang tidur" menetapkan tempat daratan yang tenggelam ini di antara Teluk Meksiko dan Laut Tengah. Pembacaannya menunjukkan bahwa benua yang hilang lebih unggul teknologinya daripada teknologi kita yang muktahir sekalipun, tetapi dihancurkan oleh bencana buatan manusia dan bencana alam kira-kira antara 12.000 dan 17.000 tahun yang lalu.
Jatuhnya Atlantis, kata Cayce, disebabkan oleh penyalahgunaan sebuah kristal besar yang dimanfaatkan untuk mengendalikan tenaga matahari. Penanganan yang salah ini menyebabkan kegiatan gunung berapi yang intensif dan menjerumuskan peradaban yang dulunya perkasa ke dasar samudera. Banyak warga Atlantis yang berhasil melarikan diri sebelum bencana menimpa. "Bukti-bukti adanya peradaban Atlantis bisa ditemukan di Pegunungan Pyrenia, Maroko dan Honduras Inggris (Belize), Yucatan, dan bagian-bagian Amerika -terutama dekat Bimini serta di Gulf Stream dan sekitarnya."
Setelah bukti ini ditemukan, warga Atlantis yang telah mengalami reinkarnasi akan tertarik untuk membangun kembali kampung halaman mereka sebelumnya. "Banyak sekali, sebagaimana yang diceritakan, orang yang dilahirkan kembali ke bumi, yang melalui pengalamannya, berada di negeri ini." "Maka dengan pembangunan ini kita menemukan keinginan terpendam yang akan tidak terperi banyaknya, yang dengan suatu cara berhubungan untuk membuat bukan hanya tempat yang bisa didiami, tetapi yang tidak bisa disamai oleh tempat mana pun juga lainnya."
Bahaya dari beberapa bencana alam yang paling mengerikan di dunia selanjutnya akan berakhir selamanya seiring ditemukannya kristal raksasa yang membentuk inti planet, dan kekuatannya untuk menciptakan gempa bumi, gelombang pasang, dan letusan gunung berapi dapat dikendalikan. Kristal peninggalan Atlantis ini memiliki diameter lebih dari 1.000 mil, dan para ahli geologi serta ilmu pengetahuan lain akan berhasil dalam memanfaatkan kekuatan kristal raksasa itu demi kebaikan umat manusia. Penemuan kristal itu juga akan dikaitkan dengan misteri hilangnya kapal, perahu, dan pesawat udara di Segitiga Bermuda.