The
Virginia Pilot, surat kabar untuk Pantai Virginia, daerah tempat
tinggal Edgar Cayce selama 20 tahun terakhir masa hidupnya, memasang
judul utama dan berita yang mengejutkan: “Berkurangnya Medan Gaya Bumi
Mungkin Merupakan Tanda-tanda Pergeseran Kutub”. Peringatan yang
menakutkan ini dikeluarkan pada tanggal 13 Juli 2004. Edgar Cayce telah
meninggal dunia hampir enam puluh tahun silam. Tapi salah satu
ramalannya langsung terlintas di
pikiran
mereka yang akrab dengan karyanya. Artikel surat kabar ini kemudian
melanjutkan dengan menggambarkan keprihatinan terbaru dalam dunia sains
mengenai apa yang mungkin akan menjadi tahap awal dari perputaran
dramatis kutub-kutub magnet: peristiwa yang terakhir kali terjadi
780.000 tahun silam!
Berita ini langsung menyedot perhatian mereka yang pernah terpesona
oleh ajaran Cayce namun mungkin beberapa tahun belakangan ini mulai
meragukan akurasi atau relevansi dari apa yang telah diungkapkan Cayce
sepanjang 43 tahun menyampaikan wawasan-wawasannya mengenai ratusan
persoalan yang berbeda. Dan perubahan dramatis bumi hanyalah salah
satunya. Tapi kini artikel berita itu—yang, setidaknya, terletak di
halaman depan dan dilaporkan oleh banyak surat kabar dan televisi di
seluruh dunia—berpotensi mengobarkan kembali minat terhadap nubuat Cayce
untuk abad 21.
Sesungguhnya, beberapa tahun yang lalu—ketika kita berada di ambang
milenium baru—begitu banyak nubuat atau bakal-nubuat yang memperingatkan
datangnya bencana serta musibah. Tapi kemudian hal-hal itu tidak
mewujud dalam kenyataan. Kerusakan sementara akibat komputer Y2K tidak
pernah terjadi. Pergeseran kutub bumi pun tidak pernah berlangsung.
Ujung-ujungnya mulai terlihat seakan-akan mereka “hanya meributkan
masalah sepele”.
Sedikit banyak ini agak mengecewakan. Bagi mereka yang serius
mempelajari ramalan Edgar Cayce, ada banyak harapan besar untuk tahun
1998, sebagai kulminasi 40 tahun masa ujian dan perubahan yang luar
biasa. Sementara itu, para peramal lain menargetkan tahun 2000 atau
2001. Tapi jika menengok ke belakang, mungkin saja akan ada yang merasa
tertipu. Mana ada perubahan mendadak menuju suatu zaman baru? Dan
sampai sekarang pun, sepertinya tidak ada pencerahan lebih banyak di
dunia ini dibandingkan 10 tahun yang lalu, misalnya.
Mungkin masalahnya tidak serta-merta karena informasi batiniah yang
tak bisa diandalkan, tetapi lebih kepada apa yang kita cari sebenarnya.
Mungkin saja hanya setelah melalui tahun 1998 atau 2001, kita
betul-betul bisa menghargai karya nubuat dari seseorang seperti Edgar
Cayce.
Kini setelah kita terbebas dari publisitas dan sensasi di penghujung
abad dan di akhir milenium, kita dapat melangkah mundur dan
sungguh-sungguh menghargai ajaran dari seorang filosof spiritual,
mistikus, dan penyembuh yang luar biasa ini. Selain itu, kita pun
mungkin akan mendapatkan suatu gambaran menakjubkan tentang bagaimana
sebenarnya kehidupan di abad 21. Terlebih, kita bahkan mungkin akan
sampai pada kesimpulan bahwa penggambaran dan visi-visi Cayce mengenai
kehidupan setelah 2001 sebenarnya jauh lebih penting dibandingkan apa
yang dia katakan tentang dekade-dekade yang telah kita lewati saat ini.
Untuk melihat kekuatan pesannya, kita mesti mempertimbangkan dua kata
yang saling berkaitan namun juga berbeda: “ramalan” (prediction) dan
“nubuat” (prophecy). Hubungan antara dua kata inilah yang akan kita
telaah lebih mendalam di buku ini. Tetapi untuk sekarang cukuplah bahwa
ramalan diartikan sebagai pernyataan tentang apa yang mungkin terjadi
di masa depan. Pada ramalan, hal-hal yang terjadi relatif pasti,
sehingga diberikanlah gambaran pendahuluannya (sneak preview). Di pihak
lain, nubuat mengindikasikan apa yang mungkin akan berlangsung di masa
depan. Nubuat mengandung makna bahwa masa depan masih dalam proses
pembentukan. Dan karena masa depan bersifat “cair”, maka kita masih
bisa mempengaruhi pembentukannya. Sesungguhnya, itulah maksud nubuat
dalam Alkitab yang sebenarnya: Malapetaka akan datang, tapi masih ada
waktu untuk mengubah jalan kalian dan menjadikan segala sesuatu
berbeda.
Oleh karena itu, nubuat memberi kita kuasa. Nubuat memperlihatkan
kita momentum yang ada saat ini dan ke manakah momentum itu kemungkinan
mengarah. Di waktu bersamaan, nubuat mengingatkan kita akan kehendak
bebas yang kita miliki dan juga kapasitas kita untuk turut menciptakan
kondisi-kondisi bagi masa depan. Edgar Cayce adalah seorang penubuat
(orang yang mengungkapkan nubuat) sekaligus seorang peramal. Tak bisa
disangkal, dalam buku ini mungkin dua kata itu sering bercampur baur dan
dianggap nyaris bersinonim. Tapi kita tak akan bisa memahami kedalaman
serta lingkup ajaran Cayce kecuali kita mengingat bahwa ia biasanya
melangkah lebih jauh dari sekadar peramal dan berganti baju menjadi
penubuat. Saat itulah, filosofinya senantiasa ditujukan untuk
mengingatkan kita tentang siapakah kita dan kemampuan terpendam kita
untuk membentuk masa depan yang positif—bagi diri kita sendiri secara
pribadi dan bagi bumi ini secara bersama-sama.
Dengan demikian, memang betul, beberapa pernyataan yang diungkapkan
oleh Cayce di dalam terawangan (reading) batiniahnya sepertinya tidak
terlaksana. Ada kejadian-kejadian dan kondisi yang ia rasa akan terjadi
sebelum masuk abad 21, dan beberapa di antaranya tidak menjadi
kenyataan, terutama mengenai perubahan-perubahan tertentu pada bumi.
Tetapi kita harus paham benar di sini, khususnya jika ingin dapat
mengerti seberapa bermanfaat dan berpengaruh ajaran Cayce bagi kita di
abad 21. Pertama-tama, ketahuilah bahwa kurang dari 0,2 persen dari
seluruh terawangannya menyangkut bencana perubahan bumi. Jadi bagaimana
dengan 99 persen lebih lainnya, apa saja yang diberitahukan
terawangan-terawangan tersebut tentang dunia baru yang kita miliki di
milenium baru ini? Apakah inti utama dari seluruh nubuat Cayce dan
apakah maknanya bagi kita di zaman sekarang?
Pada dasarnya, Edgar Cayce memiliki pandangan yang sangat menjanjikan
tentang dunia di tahun setelah 1998 atau 2001. Dan sebagian besar isi
buku ini akan berfokus pada pesan-pesan penuh harapan itu—ajaran-ajaran
tentang bagaimana kita bisa secara kreatif membentuk budaya baru untuk
abad 21, sebuah budaya yang berbasis pada dimensi-dimensi batin
manusia yang sungguh luar biasa.
Selagi kita bersama-sama melintas garis-waktu sejarah dan berpijak di
sisi pergantian milenium baru, berikut ini adalah apa yang bisa kita
lihat dan apresiasi tentang nubuat-nubuat Cayce.
Sepuluh Tema Pokok dalam Ramalan Agung Abad 21:
1. Bentuk baru pengobatan akan muncul—semacam penyembuhan yang
berhubungan dengan transformasi—yang berakar pada holisme dan berkenaan
dengan tubuh sebagai sebuah sistem energi. Setiap manusia memiliki
tubuh, pikiran, dan ruh yang saling berhubungan. Untuk penyembuhan yang
menyeluruh, kita akan memiliki bentuk pengobatan baru yang bekerja
dengan mengintegrasikan ketiga unsur tersebut. Itu artinya bukan saja
menerapkan pengobatan fisik dan prosedur untuk pemulihan
kesehatan tubuh, tapi juga ada metode untuk mentransformasi sikap serta
emosi,
dan juga disiplin-disiplin agar cita-cita dan tujuan spiritual kita
tetap terfokus jernih. (Di bagian Pendahuluan ini nantinya kita akan
melihat salah satu aspek dari ramalan Edgar Cayce mengenai
kesehatan dan penyembuhan: umur panjang).
2. Intuisi dan kemampuan supranatural akan menjadi sesuatu
yang biasa. Sebagaimana yang telah divisikan oleh Cayce dalam sebuah
pernyataan mengenai esensi “kesadaran Zaman Aquarius”, manusia masa depan kelak memiliki “kesadaran
penuh akan kemampuan untuk berkomunikasi dengan, atau sadar akan,
hubungan dengan Kekuatan-kekuatan Kreatif dan
pemanfaatan-pemanfaatannya di tataran lingkungan material.”
(#1602-3) Beberapa generasi mendatang, orang-orang kelak mampu
mengadakan hubungan personal dan langsung dengan dunia spiritual; dan
lebih jauh lagi, melalui cara-cara yang menjadikan hubungan tersebut
dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan material.
3. Sains dan spiritualitas akan menjadi pasangan yang serasi.
Penyatuan dua arus utama ini dalam sejarah manusia akan menghasilkan
transformasi budaya. “Penelitian” serta “Pencerahan” akan berjalan
beriringan, sehingga memungkinkan adanya “sains dunia spiritual” dan
pemahaman baru tentang kesucian (sacredness) untuk alam material.
Barangkali cara yang paling ampuh agar hal ini mengejawantah di
milenium baru adalah melalui individu-individu yang menempuh jalan
spiritual (the seekers), bukan di dalam laboratorium penelitian yang
steril. Sains
kesadaran bisa dikerjakan di rumah masing-masing. Bab 8, 9, dan 10 khusus menguraikan metode perluasan-
kesadaran, yang diramalkan Cayce akan menjadi suatu kewajaran di masa-masa mendatang.
4. Akan ada perubahan dramatis pada geografi bumi, termasuk perubahan
pola-pola cuaca yang sangat signifikan. Bisa jadi apa yang Cayce lihat
dalam terawangannya tentang perubahan bumi, yakni gempa bumi dan
banjir, mungkin sebenarnya berkaitan dengan perubahan drastis pola-pola
cuaca yang berlangsung di abad 21 dan seterusnya.
5. Akan terjadi semacam “pemerataan” (leveling) sosial dalam skala
global. Proses ini mungkin akan terasa sangat sulit, menyakitkan, dan
bahkan kejam. Tapi, kondisi-kondisi saat ini yang timpang tak bisa terus
berlanjut. Sehingga, akan “ada satu patokan (pemerataan) bagi buruh di
lapangan dan pekerja di belakang kasir, dan pekerja lain di balik
penukaran uang.” (#3976-18).
6. Kepemimpinan di kancah internasional akan bergerak ke Timur, dan
bahkan ke negeri Cina. Cina suatu hari kelak menjadi tempat lahirnya
Kristianitas; dan “peradaban (kemudian) harus bergeser ke arah barat.
Dan sekali lagi Mongolia, bangsa yang tidak disegani, akan terangkat.”
(#3976-15).
7. Penemuan-penemuan arkeologis, terkait dengan peradaban-peradaban
kuno, secara radikal akan mengubah pemahaman kita akan sejarah manusia.
Lebih lanjut, penemuan-penemuan ini kelak memperlihatkan kepada kita
bagaimana nenek moyang kita di masa silam menemukan cara untuk
mengintegrasikan sains dan spiritualitas.
8. Kontinuitas hidup akan diterima sepenuhnya sebagai fakta yang tak
terbantahkan. Tak ada yang dinamakan kematian. Kematian semata-mata
hanyalah transisi dari satu keadaan sadar ke keadaan sadar lainnya. Rasa
takut pada kematian bakal tersingkir perannya sebagai motivasi utama
manusia.
9. Prinsip kemanunggalan (oneness) akan menjadi dasar utama dalam
perikemanusiaan. Keesaan Tuhan akan membimbing seluruh tradisi agama,
kemanunggalan seluruh energi akan menuntun sains, dan kesatuan seluruh
umat manusia akan mengarahkan politik.
10. Nabi Isa akan muncul kembali dalam kehidupan bumi. Apa yang
disebut “Kedatangan Kedua (Nabi Isa)” barangkali suatu istilah yang
keliru karena
Kesadaran
Kristus tak pernah meninggalkan kita. Bagaimanapun, visi Cayce
menyatakan adanya kemunculan fisik dari jiwa yang datang dua ribu tahun
silam sebagai Nabi Isa. Tidak ada tanggal yang disebutnya, tapi nubuat
itu sering ditemukan dalam terawangan Cayce.
Sepuluh tema nubuat di atas memberikan pandangan yang menginspirasi
tentang dunia tempat tinggal kita ini. Dan mungkin, dalam banyak hal,
adalah hal yang menggembirakan bahwa tahun 1958-1998 berlalu tanpa
beberapa ramalan seram yang menjadi kenyataan. Kini kita memiliki
kesempatan untuk melangkah mundur dan bersikap jernih dalam memandang
gambaran besar dari nubuat-nubuat Cayce mengenai abad baru dan
berabad-abad yang akan datang.
Tentang Buku Ini
Ramalan Agung Abad 21 merupakan penyelidikan saksama terhadap seluruh
nubuat yang dikemukakan oleh Edgar Cayce. Beberapa nubuat masih jauh
dicapai sebab menyinggung arah evolusi manusia, yang jelas-jelas
membutuhkan waktu beberapa dasawarsa (atau bahkan berabad-abad) untuk
mencapai kondisi itu. Pernyataan-pernyataan nubuat lainnya jauh lebih
terfokus, berjangka waktu pendek, dan merupakan upaya-upaya untuk
melihat apa yang terbentang tak jauh di depan bagi orang-orang yang
hidup di era Cayce. Pada kasus-kasus tersebut, kita sudah tahu apakah
pernyataan-pernyataan Cayce menjadi kenyataan atau tidak.
Dalam banyak hal, penulis tergoda untuk melewati saja “nubuat-nubuat
lama” itu dan menulis buku yang hanya berkaitan dengan pandangan yang
berjangka waktu panjang. Tapi, penting sekali bagi kita untuk
mempertimbangkan seluruh nubuat Cayce. Pertimbangan pertama, pandangan
yang komprehensif akan membuat kita melihat semua faktor dan dimensi
yang menjadi bagian dari pandangan-dunia Cayce. Selanjutnya, beberapa
“nubuat lama” yang kelihatannya tidak menjadi kenyataan mungkin saja
sebenarnya hanya belum terjadi. Barangkali Edgar Cayce sekadar keliru
masalah waktu. Yang pasti, akan ada gunanya melihat secara dekat seluruh
isi paket nubuat Cayce, tidak hanya petunjuk-petunjuk eksplisit atau
pengintipan langsung yang ia tawarkan mengenai abad 21 dan seterusnya.
Bab-bab telaah atas nubuat Cayce ini di bagian selanjutnya akan
dibagi ke dalam tiga golongan utama atau “Bagian-bagian”. Berikut ini
gambaran tujuan untuk setiap bagian dan ikhtisar topik-topik bab di
dalam setiap bagian:
Bagian I, Edgar Cayce Sebagai Seorang Visioner, adalah bagian yang
membahas secara langsung nubuat-nubuat spesifik dalam terawangan Cayce
yang berkaitan dengan perubahan. Pada bagian ini kita akan mengamati
bagaimana Cayce melakukan kegiatannya sebagai cenayang, dan kita pun
akan memeriksa hal-hal detail dari perkataannya mengenai apa saja yang
mungkin akan terjadi di penghujung abad 20 dan memasuki abad 21. Bagian
buku ini hanya sedikit membahas para penubuat dan futurist (aspek
penting dalam buku ini, tapi sebagian besar akan dirangkum di Bagian
II). Bagian I terdiri dari dua bab:
• Bab 1, Edgar Cayce: Visioner Abad 21 dan Abad-abad Mendatang,
menelaah bagaimana Cayce memberikan terawangannya. Bab ini diawali
dengan pemberian terawangan di tahun 1936, yang menyajikan beberapa
nubuat paling dramatis yang pernah disingkap olehnya, termasuk
kemungkinan tentang kehidupan seratus lima puluh tahun dari sekarang,
tepatnya di abad 22. Bab 1 juga memberikan contoh-contoh bakat
kewaskitaan Cayce, seperti pernyataan yang memperingatkan datangnya
Depresi Besar—yaitu kemerosotan dunia industri dan keuangan di tahun
1929 sampai beberapa tahun sesudahnya—juga Perang Dunia II.
Bab pertama ini juga mengkaji pertanyaan tentang apa artinya
hidup di masa-masa perubahan. Dan, apakah maksud sesungguhnya dari
“zaman baru” yang telah diprediksikan Cayce? Cayce mengatakan kita akan
hidup di periode dunia-dalam-masa-transisi. Jadi, bagaimana
kita merespons kehidupan padahal segala sesuatunya berubah, bagaimana
kita bertahan agar tidak mengalami situasi yang membuat kita
kacau-balau? Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi tema pokok seluruh isi
buku, dan mulai difokuskan di Bab 1.
• Bab 2, Nubuat Edgar Cayce tentang Perubahan Bumi, menelaah beberapa
pernyataan Cayce yang paling dramatis sepanjang ia memberikan
terawangan. Pernyataan-pernyataan ini merupakan ramalannya tentang
perubahan bentuk fisik bumi dalam skala raksasa. Tapi ramalan Cayce ini
paling sering disalahpahami atau dikutip secara keliru dibandingkan
hasil terawangan Cayce lainnya. Di bab ini pula kita akan memeriksa
seluruh nubuat perubahan bumi sesuai urutan waktu kronologis ketika
Cayce memberikannya.
Bagian II, Nubuat tentang Kekacauan Dunia, menyajikan ikhtisar
tentang Cayce yang diperbandingkan dengan beberapa tradisi nubuat.
Termasuk dalam bagian ini adalah bahan-bahan yang diberikan Cayce
mengenai dunia yang berubah secara politis dan spiritual. Ketiga bab di
Bagian II adalah:
• Bab 3, Beberapa Aliran dalam Sejarah Peramalan, adalah penggalian
yang amat menarik terhadap beberapa sumber tradisi nubuat, termasuk
Nostradamus, beberapa Suku Indian Amerika Selatan dan Utara, dan seorang
wanita peramal termasyhur, Irene Hughes. Seperti yang sering kali
diindikasikan oleh Cayce mengenai pendidikan, kita sebaiknya belajar
melalui perbandingan dan mencari korelasi. Ada begitu banyak yang
ditemukan di dalam nubuat-nubuat yang sangat tak ternilai ini, di mana
mereka berdiri berdampingan dengan nubuat-nubuat Cayce.
• Bab 4, Tatanan Dunia Baru Abad 21, menyelidiki nubuat-nubuat Cayce
berkaitan dengan perubahan besar-besaran dalam wilayah kesadaran umat
manusia—sesuatu yang sangat berbeda sehingga bisa disebut tatanan baru
keberadaan atau “ras akar” (atau “ras” baru, bukan dalam artian warna
kulit, melainkan tingkat kesadaran). Bab ini juga meneliti nubuat-nubuat
yang bertema perubahan sosial serta takdir bangsa-bangsa—disebut juga
nubuat “Urusan Duniawi”—plus visi Cayce tentang perawatan
kesehatan di abad 21 dan seterusnya.
• Bab 5, Visi tentang
Atlantis,
Perubahan Cuaca, dan Turunnya Nabi Isa, meneliti bagian-bagian penting
lainnya dari nubuat Cayce. Awalnya, kita akan menjelajahi kemungkinan
bahwa ratusan terawangan yang diberikan Cayce tentang
Atlantis
mungkin bukan retrokognisi (yaitu, pandangan nubuat mengenai waktu
yang tidak tercatat dalam sejarah) tapi justru prakognisi (nubuat
tentang apa yang akan kita alami di abad 21 dan seterusnya).
Masih dalam bab yang sama, kita pun akan menyelidiki kemungkinan
bahwa nubuat Cayce tentang perubahan bumi sebaiknya dipahami sebagai
kejadian-kejadian yang mungkin berlangsung di abad 21 sebagai akibat
perubahan cuaca yang dramatis. Perubahan iklim bisa memicu banyak hal
yang telah digambarkan Cayce.
Terakhir, bab ini membahas nubuat Cayce yang paling luar biasa:
Kedatangan Kedua Nabi Isa. Apakah kita boleh berharap agar ia kembali,
bahkan di masa kehidupan kita? Cayce menawarkan janji memikat ini lewat
beberapa nubuatnya. Tapi ia selalu mengajukan kemungkinan-kemungkinan
tertentu (yakni, hal-hal yang disyaratkan harus terjadi sebelumnya).
Tapi yang mungkin sama pentingnya dengan memahami
kemungkinan-kemungkinan ini adalah mengenali bahwa “Kedatangan Kedua”
boleh jadi tidak seperti yang kita sangka. Bukan Nabi Isa sekadar muncul
di Bumi, barangkali ini lebih terkait dengan cara-cara baru di mana
Ruh Isa (yang penuh cinta kasih) akan betul-betul dihidupkan oleh
manusia di abad 21 dan seterusnya.
Bagian III, Pedoman Utama Hidup di Abad 21, mungkin merupakan bagian
paling penting dari buku ini, meskipun sebagian besar pembaca
barangkali membeli buku ini demi alasan yang lebih terkait dengan dua
bagian sebelumnya. Di bagian akhir ini kita akan mengetahui aspek
paling mendasar dari nubuat Cayce—yakni, cara baru hidup di Bumi di
abad 21 akan menciptakan budaya keplanetan yang sudah bertransformasi
dan diperbaharui. Inilah potensi positif yang terkandung di seluruh
nubuat Cayce. Pesan penuh harapan inilah yang bisa kita ambil dari buku
ini. Kendati visinya tentang masa depan juga meliputi masa-masa
sulit—baik di dalam diri dan di luar diri kita—namun nubuat-nubuatnya
selalu mencerminkan rasa optimistis, suatu harapan bahwa umat manusia
akan lebih baik karena menghadapi masa istimewa ini dan diperbaharui
kembali melalui tantangan-tantangan ini.
“Pedoman” hidup di milenium baru ini terdiri dari lima bab, tiap-tiap
bab menawarkan potongan mozaik yang menakjubkan dari bahan-bahan
terawangan Cayce. “Gambaran Besar” itu adalah gambaran penuh kekuatan
tentang bagaimana kita tepatnya, sebagai individu, dapat mulai membantu
membentuk masyarakat baru bagi Bumi. Bagian ini berisi:
• Bab 6, Memahami Perubahan Mental di Abad 21, memberikan kesempatan
untuk mengamati secara teliti bagaimana nubuat Cayce tentang perubahan
bumi tak hanya terkait dengan dunia luar, tetapi juga menyangkut
perubahan dalam diri kita. Apa yang terjadi di dalam diri kita ketika
nilai-nilai dan pandangan-pandangan yang paling berharga tak lagi
dirasakan valid? Bagaimana kita menanggapi bukti-bukti yang semakin
banyak mengenai keharusan akan “perubahan paradigma” yang dramatis?
Beberapa pilihan akan dijabarkan secara lugas.
• Bab 7, Visi Edgar Cayce untuk Lima Teka-teki Kuno, mirip seperti
buku pegangan tentang psikologi spiritual Edgar Cayce di abad 21. Bab
ini mengemukakan lima persoalan misterius perihal kondisi manusia dan
memberikan pandangan segar supaya kita bisa hidup bebas dan kreatif di
Bumi. Teka-teki ini merupakan persoalan yang telah digeluti manusia
selama ribuan tahun. Bukan berarti di abad 21 persoalan kuno ini
mendadak lenyap. Tetapi psikologi holistik Cayce—tubuh, pikiran, dan ruh
yang dihubungkan secara piawai—menawarkan perspektif baru terhadap
isu-isu lama:
- Hakikat waktu.
- Masalah baik dan buruk.
- Persoalan bagaimana spiritualitas dan penyembuhan dapat berinteraksi.
- Persoalan bagaimana kita bisa membantu orang lain dalam perjalanan spiritual.
- Persoalan tindakan apa yang harus dilakukan dengan amarah dan agresi.
• Bab 8, Petunjuk dan Pengambilan Keputusan di Abad 21,
menitikberatkan pada kekuatan kita untuk memilih. Pada akhirnya, jenis
masa depan yang akan kita alami di milenium baru merupakan hasil dari
pilihan-pilihan kecil yang dibuat oleh triliunan orang. Sebagaimana
kehendak bebas (free will) yang menjadi kunci bagi pertumbuhan jiwa
individu, begitu pula pengambilan keputusan adalah kunci bagi
penciptaan budaya keplanetan yang baru. Kita mesti belajar bagaimana
menggunakan anugerah spiritual, yakni kehendak bebas ini, dengan cara
yang sehat dan konstruktif. Bab ini menyajikan satu teori kehendak
bebas dari Cayce, disertai program praktis 9 langkah untuk mengambil
keputusan yang diarahkan secara spiritual. Sudah pasti, bab ini salah
satu yang terpenting dalam buku ini, terutama jika kita menganggap buku
ini sebagai pedoman untuk menciptakan dunia yang mungkin akan terwujud
menurut visi Cayce.
• Bab 9, “Kerja” Spiritual di Abad 21, menelaah masalah praktis. Apa
maksud dari memiliki pekerjaan-yang-bertujuan di dunia modern ini?
Melibatkan apa sajakah untuk benar-benar mewujudkan tujuan ruh
seseorang, misi hidupnya? Tipe terawangan dari Cayce yang kedua
tersering diminta adalah “terawangan kehidupan” (kedua setelah
terawangan kesehatan yang menyampaikan diagnosis pengobatan secara
supranatural). Terawangan kehidupan sering kali berupa “nubuat pribadi”
untuk beberapa kalangan. Dengan kata lain, tidak hanya untuk meramalkan
tentang perubahan bumi atau peristiwa-peristiwa yang akan datang,
Cayce menggunakan potensi nubuatnya untuk membantu seseorang dalam
mengetahui peta perjalanan pribadinya di masa depan—ini termasuk
mengidentifikasikan tujuan ruh dan kemudian melangkah maju untuk
mewujudkan misi tersebut. Strategi serta pendekatan Cayce sebagai
seorang psikolog spiritual dalam hal ini dapat diadaptasikan dan
digunakan oleh kita semua sekarang. Dan bab ini menyajikan uraian
seperti apa persisnya proses itu.
• Bab 10, Meditasi: Kunci Menuju Hidup Sehat dan Penuh Kekuatan di
Abad 21. Tanpa meditasi, kebiasaan dan pengondisian atas kepribadian
diri kita yang telah terluka akan mengambil alih—secara individual
maupun kolektif. Tanpa meditasi, dunia di abad 21 dan seterusnya hanya
bisa menanti ekspresi mendalam dari penderitaan dan perselisihan. Tapi
dengan pertumbuhan meditasi yang mendunia sebagai suatu disiplin
harian, kesempatan untuk kerja sama dan transformasi keplanetan menjadi
sangat mungkin. Apabila kita tidak menyelami meditasi dan
menerapkannya secara teratur, maka sedikit sekali manfaat mempelajari
nubuat lain yang telah disampaikan oleh Cayce.
• Bab 11, Kita Bisa Melakukan Perubahan, menjadi puncak dari buku
ini. Bab ini meliputi nubuat yang paling penting di antara seluruh
nubuat. Kita akan membentuk masa depan, dan ada cara khusus untuk
memahami bagaimana tepatnya kekuatan kreatif dapat bekerja.
Mengkaji Edgar Cayce Lebih Dalam
Ketika kita menjelajahi sebelas topik di bab-bab berikutnya, ini
artinya kita akan melihat jauh ke dalam ajaran Edgar Cayce yang luas.
Tapi manakala kita mempelajari karya seseorang seperti Cayce, kita
terlalu mudah menginginkan jawaban yang cepat. Sebab, rasanya begitu
banyak waktu yang dihabiskan untuk mengarungi informasi yang jumlahnya
amat banyak itu. Apalagi, di zaman sekarang, di mana banyak sekali
orang tidak sabaran, kita ingin “pemecahan akhir” dan lebih suka
meninggalkan jawaban-jawaban yang lebih subtil, lebih rumit, dan
paradoksal sebagaimana yang sering diberikan oleh Cayce.
Pola ini terutama sekali berlaku ketika menyangkut sesuatu yang
kompleks seperti penyelidikan terhadap masa depan. “Bagaimana masa
depan kita di planet ini?” demikian kita bertanya-tanya. Dan kita mau
jawaban yang lugas—sebuah ramalan langsung. Sebaliknya, kita sering
menemukan Cayce berbicara tentang peluang-peluang atau mengingatkan
kita tentang kehendak bebas yang menentukan apa yang akan terjadi pada
kita—secara pribadi atau kolektif. Dalam bagian Pendahuluan ini, kita
akan mengetahui bahwa akan banyak kasus tambahan yang nanti dikupas di
dalam buku ini—banyak contoh di mana penglihatan sekilas tentang masa
depan meminta kita untuk memeriksa diri kita secara holistik (tubuh,
pikiran, dan ruh) dan mengenali akan betapa pentingnya pilihan
berdasarkan kehendak bebas.
Simak pertanyaan ini, “Di abad 21 dan seterusnya, seberapa panjangkah
usia manusia kelak—seberapa lamakah harapan hidup manusia?” Penelitian
di bidang medis kini mulai percaya bahwa di pertengahan abad 21,
harapan hidup manusia—bagi mereka yang memiliki akses perawatan
kesehatan terbaik—akan mencapai 150 tahun. Ramalan dahsyat ini
mengingatkan kita pada ramalan umur panjang dari Cayce, yang
mengindikasikan harapan hidup 120 sampai 150 tahun. Sebagai contoh,
kepada seseorang yang bertanya berapa lamakah dia akan hidup, Cayce
menjawab, “Sampai seratus lima puluh (tahun)! Jika ada kesempatan.”
(#866-1). Seorang laki-laki lain diberi tahu oleh Cayce, “Dan apabila
menetapkan hidupmu seratus dua puluh tahun, maka kau bisa hidup seratus
dua puluh satu tahun!” (#2533-6).
Siapakah kita yang bisa membuat kemungkinan seperti itu? Berapa
banyak orang yang akan hidup selama itu? Terobosan dalam penelitian
medis—terutama yang berkaitan dengan manipulasi gen—bisa jadi mampu
menciptakan mesin-tubuh yang sangat efisien sehingga bisa bertahan dua
kali lipat lebih lama dari masa sekarang. Tapi prospek paling
menakjubkan bahwa “Kita bisa hidup sampai 150 tahun” membuat kita
terlalu terfokus pada angka “150” bukannya pada kata “hidup”. Kualitas
hidup seperti apakah yang kita bicarakan saat membayangkan masa
kehidupan yang begitu panjang tersebut? Apakah upaya-upaya dalam
memperpanjang hidup berasal dari ketakutan kita pada kematian—yakni,
bahwa kita akan menunda “sesuatu yang tidak terelakkan” itu selama
mungkin?
Pertimbangkan bahwa perpanjangan hidup sesungguhnya melibatkan
tantangan tiga arah. Manusia memiliki tiga komponen yaitu, fisik,
mental, dan spiritual. Jika pertanyaannya sekadar berapa tahun tubuh
bisa tetap hidup (sayangnya, seperti itulah yang dipikirkan oleh para
peneliti medis), maka itu adalah persoalan materi—seperti sebuah
garis-waktu di mana kita menemukan suatu cara untuk membuatnya sedikit
lebih panjang. Dan ketika kita mendengar tentang kemungkinan dapat
hidup sampai 150 tahun—baik di masa kehidupan sekarang atau
berikutnya—barangkali kita awalnya berpikir secara satu-dimensi: Apa
yang akan saya lakukan dengan tahun-tahun ekstra itu? Akankah saya
merasa bosan?
Sesuatu berubah, bagaimanapun juga, begitu kita berkenalan dengan
gambaran yang lebih besar dan mencermati topik ini secara lebih
holistik. Alih-alih satu garis-waktu berdimensi satu yang bertambah
panjang, bayangkanlah sebuah bidang (sesuatu dengan dimensi spasial
yaitu tinggi, lebar, dan kedalaman) meluas menjadi bidang yang jauh
lebih besar. Nah, sekarang kita memiliki satu model perpanjangan hidup
yang berdimensi tiga, dengan komponen-komponen tambahan—yang juga
memperdalam kehidupan mental dan spiritual kita. Kini kita bisa menelaah
maksud hidup yang sesungguhnya melalui parameter dan harapan yang
baru. Penekanan inilah yang akan menjadi kualitas hidup, bukan jumlah
peringatan ulang tahun yang kita lewati sebelum mati.
Alam mental yang bagaimanakah yang sepadan dengan pelipatgandaan umur
tubuh fisik yang semakin panjang? Dengan kata lain, seperti apakah
perluasan dramatis yang setara di dalam wilayah pikiran? Mungkin
jawabannya adalah perkembangan kesadaran intuitif—menariknya, ini
merupakan satu lagi dari sepuluh tema nubuat untuk abad 21. Andaikan
kita dapat mengalami hubungan kita dengan orang lain secara lebih
langsung—secara empatik dan fisik—maka itu bisa mengubah kualitas hidup
kita secara besar-besaran, mungkin membuat prospek usia 150 tahun
menjadi lebih menarik ketimbang yang dirasakan saat ini.
Satu lagi perpanjangan hidup yang memungkinkan dalam wilayah mental
adalah pemahaman baru tentang “kematian” dan “mati”. Banyak sekali sikap
dan gaya hidup modern ini yang berputar mengelilingi ketakutan akan
kematian. Menurut Cayce, nubuat-nubuat simbolis yang terdapat di dalam
Piramida Agung, termasuk sebuah sarkopagus kosong, menunjukkan bahwa
awal kesadaran baru pada manusia adalah tidak adanya perasaan takut pada
kematian: “Tidak akan ada lagi kematian. Jangan salah paham atau salah
tafsir! Tapi penafsiran akan kematian akan diperjelas.” (#5748-6).
Kalau begitu, jenis perluasan spiritual seperti apakah yang
memungkinkan kita di pertengahan abad 21 nanti hidup selama 150 tahun?
Karena psikologi spiritual Cayce sangat sering mengaitkan “nilai dan
cita-cita” dengan dimensi spiritual, marilah kita cermati apa yang
membuat perluasan spiritual begitu berarti. Untuk memparafrasekan
pepatah Cayce “Jangan hanya menjadi baik; menjadi baiklah untuk
sesuatu”, kita mungkin juga akan mengatakan, “Jangan hanya hidup lama
di dunia; hidup lamalah di dunia karena Anda melakukan sesuatu yang
berfaedah bagi orang lain”. Atau, terawangan Cayce lainnya yang
terang-terangan mengingatkan kita, “Kita adalah penjaga saudara (dan
saudari) kita”. Walaupun kita tidak bertanggung jawab “atas” mereka,
namun kita bertanggung jawab “kepada” mereka.
Dengan sistem nilai spiritual yang berbasis pemahaman mendalam
terhadap kebertujuan (purposefulness), kita memiliki tiga jenis
perluasan; dan sekarang pemahaman kita tentang “perpanjangan hidup”
mengandung makna yang jauh berbeda dari sekadar hidup lebih lama serta
mengumpulkan sekuritas sosial untuk masa tua. Kini setiap kelahiran
adalah satu kesempatan yang lebih kaya untuk mengalami apa yang menjadi
tujuan jiwa-jiwa di muka bumi ini. Ini memberikan kita satu gambaran
yang lebih dalam dan akurat mengenai salah satu nubuat Cayce untuk abad
kita dan abad-abad mendatang. Cara holistik inilah yang akan dilakukan
dalam mengkaji nubuat-nubuat Cayce.
Tujuan Buku Ini
Nubuat-nubuat mengenai harapan hidup manusia, tentunya, hanya salah
satu contoh kecil mengenai betapa pentingnya mempertimbangkan tubuh,
pikiran, dan ruh saat mempelajari bahan-bahan dalam ajaran Cayce. Tapi
yang menjadikan karya tokoh ini begitu menakjubkan adalah karena ia tak
pernah memberikan jawaban yang dangkal atau sederhana. Kita diharuskan
mengkaji topik-topiknya secara holistik—dan yang lebih penting, bahwa
kita mengkaji bahan-bahannya berkenaan dengan peran pribadi kita dalam
membentuk pengalaman. Tidak sepantasnya kita duduk-duduk saja dan
menunggu apa yang akan terjadi di masa depan: Kita bisa langsung ikut
terlibat dalam penciptaan masa depan. Itulah inti “nubuat” yang
sebenarnya: ajakan untuk turut menciptakan masa depan.
Tujuan buku ini adalah mempelajari secara mendalam apa tepatnya yang
dimaksudkan Cayce tentang zaman kita hidup sekarang ini. Telaahnya
tentu saja diperkuat dengan membandingkan sumber-sumber yang setara.
Dengan begitu, di sepanjang buku Anda akan menemukan
perbandingan-perbandingan dengan tradisi nubuat kuno, juga para
futurist yang memiliki pemikiran paling kreatif belakangan ini. Salah
satu contohnya bisa dicermati dalam Pendahuluan ini. Bangsa Maya
menyusun kalender yang keakuratannya sungguh mencengangkan. Akan
tetapi, dari semua indikasi, proyeksi mereka tentang takdir dunia tidak
melewati tahun 2012—atau, beberapa pihak berargumen, bangsa Maya
memiliki firasat bahwa dunia pasca-2012 tidak bisa ditentukan dan
dikendalikan menurut pilihan kita. Kendati Cayce sendiri tidak
menargetkan bahwa pada tahun 2012 akan terjadi kejadian khusus, pada
kenyataannya akan ada kejadian astronomis yang luar biasa di tahun
2012: Transit Venus pada Matahari (tepatnya, menurut perspektif bumi,
Venus akan berada tepat di depan matahari.) Transit-transit yang langka
oleh Venus ini terjadi berpasangan, dan kita baru-baru ini
mengalaminya di tahun 2004. Tapi setelah transit 2012, peristiwa langka
ini tidak akan terjadi lagi sampai 2117.
Beberapa penafsir menarik kesimpulan adanya arti yang sangat penting
dengan kebetulan bahwa kalender Maya yang berakhir tahun 2012 dan
transit planet Venus pada Matahari di tahun yang sama. Mereka melihat
ini sebagai tanda astronomis mengenai suatu transformasi global yang
dibicarakan oleh Cayce dalam nubuat-nubuatnya.
Dan transformasi global merupakan intisari nubuat-nubuat Cayce:
Sebuah transformasi di mana kita berperan membantu untuk membentuknya.
Buku ini bisa dibaca sebagai panduan untuk ikut menciptakan masa depan
di mana Cayce dan visioner hebat lainnya telah melihatnya sebagai
kemungkinan yang sangat nyata bagi umat manusia di abad 21. Beberapa
bab akan menguraikan sejumlah informasi; bab-bab lainnya akan diarahkan
lebih pragmatis, menyangkut hal-hal yang bisa mulai Anda lakukan dalam
hidup Anda. Juga, tidak menutup kesempatan jika bab-bab ini dibaca
tidak berurutan, bergantung pada topik mana yang Anda minati. Tak
penting bagaimana Anda membaca buku ini. Tapi ingatlah bahwa hanya
melalui penerapanlah gagasan-gagasan ini bisa terwujud dan menciptakan
suatu perubahan.
————————–————————–———-
Judul Asli: Edgar Cayce’s Predictions for 21st Century
Pengarang: Mark Thurston
Penerjemah: Meithya Rose Prasetya
Penyunting: Salahuddien Gz
Penerbit: Kayla Pustaka
————————–————————–———-
SEGERA TERBIT DALAM WAKTU DEKAT!
Sumber:http://www.facebook.com/home.php?#!/notes/salahuddien-gz/ramalan-ramalan-edgar-cayce-untuk-abad-21/406207951975
Selama ini, Edgar Cayce (1877-1945) dikenal sebagai salah satu
peramal Amerika yang paling berbakat. Cayce yang pernah mendapat julukan
"nabi yang tidur" ini menggunakan kemampuan supernormalnya untuk
menolong "orang sakit". Ia juga memperingatkan tentang perubahan dan
bencana yang akan dialami oleh planet kita pada akhir zaman.
Cayce dilahirkan di pedesaan Hopkinsville. Sebelum menjadi terkenal,
Cayce pernah menjalani kehidupan yang keras sebagai anak petani. Ia
sangat tekun mempelajari Alkitab, ke mana saja ia pergi selalu membawa
kitab suci itu, dan mengambil kesempatan untuk membacanya. Sebagai
anak-anak, ia senang sekali mendapatkan bahwa dia bisa tidur di atas
buku pelajaran dan menyerap informasi yang ada di dalamnya. Tetapi
dengan berlalunya waktu keahlian ini lenyap, dan dia meninggalkan bangku
sekolah saat kelas enam. Dia bekerja serabutan di perladangan, di toko
sepatu, di toko buku; menjadi salesman; dan menjadi juru potret.
Bertemu Seorang Dewi
Saat berusia 13 tahun, suatu hari Cayce sedang duduk di bawah pohon
membaca Alkitab, tiba-tiba ia tersentak oleh perasaan bahwa ia tidak
sendirian. Melihat ke atas, ia melihat sosok seseorang wanita di
depannya dan menyadari bahwa wanita itu adalah seorang dewi. "Doamu
telah didengar," dewi itu berkata. "Katakan apa yang paling kamu
inginkan, sehingga aku dapat memberikannya padamu." Setelah beberapa
menit merasa bengong, pria muda ini menjawab: "Saya ingin menolong orang
lain, terutama anak-anak saat mereka sakit."
Bersamaan dengan itu, sosok bercahaya itu lenyap. Setelah pertemuan
yang singkat dengan dewi itu, ia memiliki kekuatan yang luar biasa
sepanjang hidupnya. Sejak saat itu dan seterusnya, dia sering membantu
orang mendapatkan kembali kesehatannya, dan memulai debutnya yang
sesungguhnya sebagai peramal, serta mendapatkan kemasyhuran untuk
ketepatan ramalannya, yang datang kepadanya ketika dia berada dalam
keadaan tidak sadar. Sebagian dari ramalan itu tidak diungkapkan dan
hanya diceritakan secara terbatas kepada kerabat dekat tidak lama
sebelum peramal besar ini meninggal di Roanoke, Virginia, pada tanggal 5
Januari 1945 --tepat pada tanggal yang diramalkannya empat tahun
sebelumnya.
Cayce meramalkan Perang Dunia I dan II, keruntuhan pasar saham tahun
1929, kemerdekaan India, dan 15 tahun sebelum terjadinya, berdirinya
negara Israel. Tetapi seperti kasus Nostradamus dan Santo Yohanes, Cayce
terutama mempunyai fokus yang kuat atas peristiwa-peristiwa yang baru
terjadi pada akhir abad ke-20. Dunia masih menunggu pemenuhan ramalannya
yang paling mengerikan: gempa bumi berturut-turut yang mendatangkan
kebinasaan dan akan memecah benua-benua serta mengubah peta dunia pada
masa mendatang.
Kekalutan Geologis
Selama kehidupannya, Cayce telah banyak mendapatkan visi kejadian di
masa mendatang. Ramalan-ramalannya ini memberikan pandangan yang
menakutkan tentang kekacauan alam dan perang yang akan mengguncang dunia
di sekitar perputaran milenium ini.
Di antaranya adalah ramalan Cayce tentang kekalutan geologis
berdasarkan bergesernya poros bumi. Dia melihat pergeseran itu akan
terjadi pada awal abad 21, yang mengakibatkan perubahan drastis.
Diperingatkan bahwa dunia akan diserang oleh badai listrik yang
mengerikan, tornado, angin ribut, letusan gunung berapi, gelombang
pasang, dan gempa bumi. Seismograf akan menampakkan getaran lembut
pertama di sepanjang pantai barat Amerika Serikat dan lepas pantai
Jepang; suara gemuruh akan terdengar dari kedalaman laut Pasifik, dan
geiser raksasa menyemburkan air panas, uap belerang, lumpur, dan dengan
keras menghantam ribuan kaki di dalam air.
Akibatnya sebagian besar Amerika Serikat bagian barat akan bergetar
dan masuk ke dalam lautan dalam suatu ledakan gunung yang hilang.
Bencana akan meluas ke seluruh Amerika, dan Carolina, Georgia, dan
Alabama barat akan tenggelam. Jepang akan digetarkan oleh gempa bumi
pembunuh dan dihancurkan oleh gelombang pasang raksasa. New York akan
menjadi miring dan Eropa utara akan hilang di bawah laut Atlantik dalam
sekejap mata.
Awan dan debu zat kimia beracun juga akan menyebar ke seluruh dunia,
sehingga menghalangi matahari dan menimbulkan ribuan kebakaran. Gunung
berapi, yang sebagian dianggap telah mati, akan meletus. Kilat akan
sambung-menyambung di langit, dan kebakaran akan terjadi di Pantai
Barat.
Dunia Dilahirkan Kembali
Pada masa mendatang bukan hanya perubahan bersifat geologis, salah
satu ramalannya yang paling mengejutkan berkaitan dengan kelahiran
kembali keyakinan agama di Rusia, yang akan "memerlukan waktu
bertahun-tahun untuk bisa mengkristal." "Sebab perubahan akan datang,
dengan cara evolusi atau revolusi, dan landasan hal itu bagi seluruh
dunia akan berasal dari Rusia."
"Bukan komunisme, melainkan apa yang landasannya sama dengan jenis
persaudaraan yang diajarkan Kristus dalam Kisah Rasul-Rasul 2:44, 4:32."
Cayce meramalkan bahwa Cina juga akan menjadi "buaian" Kristianitas,
"setelah negara itu terbangun."
Dia juga meramalkan bahwa dia akan dilahirkan lebih dari satu kali
dalam abad pertama setelah milenium berikutnya untuk membantu
pengembangan spiritual planet ini yang akan menyusul perubahan bumi
besar-besaran yang sekarang terjadi atas diri kita. Keyakinannya yang
kuat memperlihatkan diri dalam jawabannya terhadap pertanyaan resah
banyak orang yang selalu mengikuti ramalan bencananya: "Apa bedanya hal
itu kalau kita hidup dengan benar?"
Sebagian dari visinya yang paling menarik adalah pandangannya
berkaitan dengan kehancuran peradaban, dan kedatangan Kristus yang kedua
kalinya -peristiwa yang diramalkan terjadi pada tahun-tahun awal
mileniun baru. Selain visinya yang mengerikan tentang kekacauan global,
diramalkan juga akan berakhirnya peradaban yang dikenal sekarang, yang
ditandai dengan perang antara kekuatan terang melawan kekuatan kegelapan
yang berhadap-hadapan untuk melakukan konflik terakhir yang sangat
menentukan.
Daratan Atlantis Muncul Kembali
Salah satu ramalan Cayce yang membuat orang sangat penasaran adalah
akan munculnya daratan Atlantis. Ia menyebutkan Atlantis kira-kira 700
kali dalam pembacaannya, dan meramalkan bahwa benua yang sudah lama
hilang ini segera akan ditemukan kembali. Rasanya masuk akal untuk
mengandaikan bahwa kemunculannya kembali akan bersamaan dengan perubahan
bumi lainnya yang dramatis. Dia terutama menyebutkan kawasan di sekitar
Pulau Bimini di Kepulauan Bahama, yang dilihatnya merupakan "bagian
tertinggi yang ditinggalkan di atas ombak apa yang dulunya adalah benua
besar."
Sang "nabi yang tidur" menetapkan tempat daratan yang tenggelam ini
di antara Teluk Meksiko dan Laut Tengah. Pembacaannya menunjukkan bahwa
benua yang hilang lebih unggul teknologinya daripada teknologi kita yang
muktahir sekalipun, tetapi dihancurkan oleh bencana buatan manusia dan
bencana alam kira-kira antara 12.000 dan 17.000 tahun yang lalu.
Jatuhnya Atlantis, kata Cayce, disebabkan oleh penyalahgunaan sebuah
kristal besar yang dimanfaatkan untuk mengendalikan tenaga matahari.
Penanganan yang salah ini menyebabkan kegiatan gunung berapi yang
intensif dan menjerumuskan peradaban yang dulunya perkasa ke dasar
samudera. Banyak warga Atlantis yang berhasil melarikan diri sebelum
bencana menimpa. "Bukti-bukti adanya peradaban Atlantis bisa ditemukan
di Pegunungan Pyrenia, Maroko dan Honduras Inggris (Belize), Yucatan,
dan bagian-bagian Amerika -terutama dekat Bimini serta di Gulf Stream
dan sekitarnya."
Setelah bukti ini ditemukan, warga Atlantis yang telah mengalami
reinkarnasi akan tertarik untuk membangun kembali kampung halaman mereka
sebelumnya. "Banyak sekali, sebagaimana yang diceritakan, orang yang
dilahirkan kembali ke bumi, yang melalui pengalamannya, berada di negeri
ini." "Maka dengan pembangunan ini kita menemukan keinginan terpendam
yang akan tidak terperi banyaknya, yang dengan suatu cara berhubungan
untuk membuat bukan hanya tempat yang bisa didiami, tetapi yang tidak
bisa disamai oleh tempat mana pun juga lainnya."
Bahaya dari beberapa bencana alam yang paling mengerikan di dunia
selanjutnya akan berakhir selamanya seiring ditemukannya kristal raksasa
yang membentuk inti planet, dan kekuatannya untuk menciptakan gempa
bumi, gelombang pasang, dan letusan gunung berapi dapat dikendalikan.
Kristal peninggalan Atlantis ini memiliki diameter lebih dari 1.000 mil,
dan para ahli geologi serta ilmu pengetahuan lain akan berhasil dalam
memanfaatkan kekuatan kristal raksasa itu demi kebaikan umat manusia.
Penemuan kristal itu juga akan dikaitkan dengan misteri hilangnya kapal,
perahu, dan pesawat udara di Segitiga Bermuda.