The
 Virginia Pilot, surat kabar untuk Pantai Virginia, daerah tempat  
tinggal Edgar Cayce selama 20 tahun terakhir masa hidupnya, memasang  
judul utama dan berita yang mengejutkan: “Berkurangnya Medan Gaya Bumi  
Mungkin Merupakan Tanda-tanda Pergeseran Kutub”. Peringatan yang  
menakutkan ini dikeluarkan pada tanggal 13 Juli 2004. Edgar Cayce telah 
 meninggal dunia hampir enam puluh tahun silam. Tapi salah satu  
ramalannya langsung terlintas di pikiran
 mereka yang akrab dengan  karyanya. Artikel surat kabar ini kemudian 
melanjutkan dengan  menggambarkan keprihatinan terbaru dalam dunia sains
 mengenai apa yang  mungkin akan menjadi tahap awal dari perputaran 
dramatis kutub-kutub  magnet: peristiwa yang terakhir kali terjadi 
780.000 tahun silam!
Berita ini langsung menyedot perhatian mereka yang pernah terpesona 
oleh  ajaran Cayce namun mungkin beberapa tahun belakangan ini mulai  
meragukan akurasi atau relevansi dari apa yang telah diungkapkan Cayce  
sepanjang 43 tahun menyampaikan wawasan-wawasannya mengenai ratusan  
persoalan yang berbeda. Dan perubahan dramatis bumi hanyalah salah  
satunya. Tapi kini artikel berita itu—yang, setidaknya, terletak di  
halaman depan dan dilaporkan oleh banyak surat kabar dan televisi di  
seluruh dunia—berpotensi mengobarkan kembali minat terhadap nubuat Cayce
  untuk abad 21.
Sesungguhnya, beberapa tahun yang lalu—ketika kita berada di ambang  
milenium baru—begitu banyak nubuat atau bakal-nubuat yang memperingatkan
  datangnya bencana serta musibah. Tapi kemudian hal-hal itu tidak  
mewujud dalam kenyataan. Kerusakan sementara akibat komputer Y2K tidak  
pernah terjadi. Pergeseran kutub bumi pun tidak pernah berlangsung.  
Ujung-ujungnya mulai terlihat seakan-akan mereka “hanya meributkan  
masalah sepele”.
Sedikit banyak ini agak mengecewakan. Bagi mereka yang serius  
mempelajari ramalan Edgar Cayce, ada banyak harapan besar untuk tahun  
1998, sebagai kulminasi 40 tahun masa ujian dan perubahan yang luar  
biasa. Sementara itu, para peramal lain menargetkan tahun 2000 atau  
2001. Tapi jika menengok ke belakang, mungkin saja akan ada yang merasa 
 tertipu. Mana ada perubahan mendadak menuju suatu zaman baru? Dan 
sampai  sekarang pun, sepertinya tidak ada pencerahan lebih banyak di 
dunia ini  dibandingkan 10 tahun yang lalu, misalnya.
Mungkin masalahnya tidak serta-merta karena informasi batiniah yang 
tak  bisa diandalkan, tetapi lebih kepada apa yang kita cari sebenarnya.
  Mungkin saja hanya setelah melalui tahun 1998 atau 2001, kita  
betul-betul bisa menghargai karya nubuat dari seseorang seperti Edgar  
Cayce.
Kini setelah kita terbebas dari publisitas dan sensasi di penghujung 
 abad dan di akhir milenium, kita dapat melangkah mundur dan  
sungguh-sungguh menghargai ajaran dari seorang filosof spiritual,  
mistikus, dan penyembuh yang luar biasa ini. Selain itu, kita pun  
mungkin akan mendapatkan suatu gambaran menakjubkan tentang bagaimana  
sebenarnya kehidupan di abad 21. Terlebih, kita bahkan mungkin akan  
sampai pada kesimpulan bahwa penggambaran dan visi-visi Cayce mengenai  
kehidupan setelah 2001 sebenarnya jauh lebih penting dibandingkan apa  
yang dia katakan tentang dekade-dekade yang telah kita lewati saat ini.
Untuk melihat kekuatan pesannya, kita mesti mempertimbangkan dua kata
  yang saling berkaitan namun juga berbeda: “ramalan” (prediction) dan  
“nubuat” (prophecy). Hubungan antara dua kata inilah yang akan kita  
telaah lebih mendalam di buku ini. Tetapi untuk sekarang cukuplah bahwa 
 ramalan diartikan sebagai pernyataan tentang apa yang mungkin terjadi 
di  masa depan. Pada ramalan, hal-hal yang terjadi relatif pasti, 
sehingga  diberikanlah gambaran pendahuluannya (sneak preview). Di pihak
 lain,  nubuat mengindikasikan apa yang mungkin akan berlangsung di masa
 depan.  Nubuat mengandung makna bahwa masa depan masih dalam proses 
pembentukan.  Dan karena masa depan bersifat “cair”, maka kita masih 
bisa  mempengaruhi pembentukannya. Sesungguhnya, itulah maksud nubuat 
dalam  Alkitab yang sebenarnya: Malapetaka akan datang, tapi masih ada 
waktu  untuk mengubah jalan kalian dan menjadikan segala sesuatu 
berbeda.
Oleh karena itu, nubuat memberi kita kuasa. Nubuat memperlihatkan 
kita  momentum yang ada saat ini dan ke manakah momentum itu kemungkinan
  mengarah. Di waktu bersamaan, nubuat mengingatkan kita akan kehendak  
bebas yang kita miliki dan juga kapasitas kita untuk turut menciptakan  
kondisi-kondisi bagi masa depan. Edgar Cayce adalah seorang penubuat  
(orang yang mengungkapkan nubuat) sekaligus seorang peramal. Tak bisa  
disangkal, dalam buku ini mungkin dua kata itu sering bercampur baur dan
  dianggap nyaris bersinonim. Tapi kita tak akan bisa memahami kedalaman
  serta lingkup ajaran Cayce kecuali kita mengingat bahwa ia biasanya  
melangkah lebih jauh dari sekadar peramal dan berganti baju menjadi  
penubuat. Saat itulah, filosofinya senantiasa ditujukan untuk  
mengingatkan kita tentang siapakah kita dan kemampuan terpendam kita  
untuk membentuk masa depan yang positif—bagi diri kita sendiri secara  
pribadi dan bagi bumi ini secara bersama-sama.
Dengan demikian, memang betul, beberapa pernyataan yang diungkapkan 
oleh  Cayce di dalam terawangan (reading) batiniahnya sepertinya tidak  
terlaksana. Ada kejadian-kejadian dan kondisi yang ia rasa akan terjadi 
 sebelum masuk abad 21, dan beberapa di antaranya tidak menjadi  
kenyataan, terutama mengenai perubahan-perubahan tertentu pada bumi.  
Tetapi kita harus paham benar di sini, khususnya jika ingin dapat  
mengerti seberapa bermanfaat dan berpengaruh ajaran Cayce bagi kita di  
abad 21. Pertama-tama, ketahuilah bahwa kurang dari 0,2 persen dari  
seluruh terawangannya menyangkut bencana perubahan bumi. Jadi bagaimana 
 dengan 99 persen lebih lainnya, apa saja yang diberitahukan  
terawangan-terawangan tersebut tentang dunia baru yang kita miliki di  
milenium baru ini? Apakah inti utama dari seluruh nubuat Cayce dan  
apakah maknanya bagi kita di zaman sekarang?
Pada dasarnya, Edgar Cayce memiliki pandangan yang sangat menjanjikan
  tentang dunia di tahun setelah 1998 atau 2001. Dan sebagian besar isi 
 buku ini akan berfokus pada pesan-pesan penuh harapan itu—ajaran-ajaran
  tentang bagaimana kita bisa secara kreatif membentuk budaya baru untuk
  abad 21, sebuah budaya yang berbasis pada dimensi-dimensi batin 
manusia  yang sungguh luar biasa.
Selagi kita bersama-sama melintas garis-waktu sejarah dan berpijak di
  sisi pergantian milenium baru, berikut ini adalah apa yang bisa kita  
lihat dan apresiasi tentang nubuat-nubuat Cayce.
Sepuluh Tema Pokok dalam Ramalan Agung Abad 21:
1. Bentuk baru pengobatan akan muncul—semacam penyembuhan yang  
berhubungan dengan transformasi—yang berakar pada holisme dan berkenaan 
 dengan tubuh sebagai sebuah sistem energi. Setiap manusia memiliki  
tubuh, pikiran, dan ruh yang saling berhubungan. Untuk penyembuhan yang 
 menyeluruh, kita akan memiliki bentuk pengobatan baru yang bekerja  
dengan mengintegrasikan ketiga unsur tersebut. Itu artinya bukan saja  
menerapkan pengobatan fisik dan prosedur untuk pemulihan kesehatan  tubuh, tapi juga ada metode untuk mentransformasi sikap serta emosi,
 dan  juga disiplin-disiplin agar cita-cita dan tujuan spiritual kita 
tetap  terfokus jernih. (Di bagian Pendahuluan ini nantinya kita akan 
melihat  salah satu aspek dari ramalan Edgar Cayce mengenai kesehatan dan  penyembuhan: umur panjang).
 2. Intuisi dan kemampuan supranatural akan menjadi sesuatu 
yang biasa.  Sebagaimana yang telah divisikan oleh Cayce dalam sebuah 
pernyataan  mengenai esensi “kesadaran Zaman Aquarius”, manusia masa depan kelak  memiliki “kesadaran
 penuh akan kemampuan untuk berkomunikasi dengan,  atau sadar akan, 
hubungan dengan Kekuatan-kekuatan Kreatif dan  
pemanfaatan-pemanfaatannya di tataran lingkungan material.” 
(#1602-3) Beberapa generasi mendatang,  orang-orang kelak mampu 
mengadakan hubungan personal dan langsung dengan  dunia spiritual; dan 
lebih jauh lagi, melalui cara-cara yang menjadikan  hubungan tersebut 
dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan  material.
3. Sains dan spiritualitas akan menjadi pasangan yang serasi. 
Penyatuan  dua arus utama ini dalam sejarah manusia akan menghasilkan 
transformasi  budaya. “Penelitian” serta “Pencerahan” akan berjalan 
beriringan,  sehingga memungkinkan adanya “sains dunia spiritual” dan 
pemahaman baru  tentang kesucian (sacredness) untuk alam material. 
Barangkali cara yang  paling ampuh agar hal ini mengejawantah di 
milenium baru adalah melalui  individu-individu yang menempuh jalan 
spiritual (the seekers), bukan di  dalam laboratorium penelitian yang 
steril. Sains kesadaran bisa  dikerjakan di rumah masing-masing. Bab 8, 9, dan 10 khusus menguraikan  metode perluasan-kesadaran, yang diramalkan Cayce akan menjadi suatu  kewajaran di masa-masa mendatang.
4. Akan ada perubahan dramatis pada geografi bumi, termasuk perubahan
  pola-pola cuaca yang sangat signifikan. Bisa jadi apa yang Cayce lihat
  dalam terawangannya tentang perubahan bumi, yakni gempa bumi dan 
banjir,  mungkin sebenarnya berkaitan dengan perubahan drastis pola-pola
 cuaca  yang berlangsung di abad 21 dan seterusnya.
5. Akan terjadi semacam “pemerataan” (leveling) sosial dalam skala  
global. Proses ini mungkin akan terasa sangat sulit, menyakitkan, dan  
bahkan kejam. Tapi, kondisi-kondisi saat ini yang timpang tak bisa terus
  berlanjut. Sehingga, akan “ada satu patokan (pemerataan) bagi buruh di
  lapangan dan pekerja di belakang kasir, dan pekerja lain di balik  
penukaran uang.” (#3976-18).
6. Kepemimpinan di kancah internasional akan bergerak ke Timur, dan  
bahkan ke negeri Cina. Cina suatu hari kelak menjadi tempat lahirnya  
Kristianitas; dan “peradaban (kemudian) harus bergeser ke arah barat.  
Dan sekali lagi Mongolia, bangsa yang tidak disegani, akan terangkat.”  
(#3976-15).
7. Penemuan-penemuan arkeologis, terkait dengan peradaban-peradaban  
kuno, secara radikal akan mengubah pemahaman kita akan sejarah manusia. 
 Lebih lanjut, penemuan-penemuan ini kelak memperlihatkan kepada kita  
bagaimana nenek moyang kita di masa silam menemukan cara untuk  
mengintegrasikan sains dan spiritualitas.
8. Kontinuitas hidup akan diterima sepenuhnya sebagai fakta yang tak 
 terbantahkan. Tak ada yang dinamakan kematian. Kematian semata-mata  
hanyalah transisi dari satu keadaan sadar ke keadaan sadar lainnya. Rasa
  takut pada kematian bakal tersingkir perannya sebagai motivasi utama  
manusia.
9. Prinsip kemanunggalan (oneness) akan menjadi dasar utama dalam  
perikemanusiaan. Keesaan Tuhan akan membimbing seluruh tradisi agama,  
kemanunggalan seluruh energi akan menuntun sains, dan kesatuan seluruh  
umat manusia akan mengarahkan politik.
10. Nabi Isa akan muncul kembali dalam kehidupan bumi. Apa yang 
disebut  “Kedatangan Kedua (Nabi Isa)” barangkali suatu istilah yang 
keliru  karena Kesadaran
 Kristus tak pernah meninggalkan kita. Bagaimanapun,  visi Cayce 
menyatakan adanya kemunculan fisik dari jiwa yang datang dua  ribu tahun
 silam sebagai Nabi Isa. Tidak ada tanggal yang disebutnya,  tapi nubuat
 itu sering ditemukan dalam terawangan Cayce.
Sepuluh tema nubuat di atas memberikan pandangan yang menginspirasi  
tentang dunia tempat tinggal kita ini. Dan mungkin, dalam banyak hal,  
adalah hal yang menggembirakan bahwa tahun 1958-1998 berlalu tanpa  
beberapa ramalan seram yang menjadi kenyataan. Kini kita memiliki  
kesempatan untuk melangkah mundur dan bersikap jernih dalam memandang  
gambaran besar dari nubuat-nubuat Cayce mengenai abad baru dan  
berabad-abad yang akan datang.
Tentang Buku Ini
Ramalan Agung Abad 21 merupakan penyelidikan saksama terhadap seluruh
  nubuat yang dikemukakan oleh Edgar Cayce. Beberapa nubuat masih jauh  
dicapai sebab menyinggung arah evolusi manusia, yang jelas-jelas  
membutuhkan waktu beberapa dasawarsa (atau bahkan berabad-abad) untuk  
mencapai kondisi itu. Pernyataan-pernyataan nubuat lainnya jauh lebih  
terfokus, berjangka waktu pendek, dan merupakan upaya-upaya untuk  
melihat apa yang terbentang tak jauh di depan bagi orang-orang yang  
hidup di era Cayce. Pada kasus-kasus tersebut, kita sudah tahu apakah  
pernyataan-pernyataan Cayce menjadi kenyataan atau tidak.
Dalam banyak hal, penulis tergoda untuk melewati saja “nubuat-nubuat 
 lama” itu dan menulis buku yang hanya berkaitan dengan pandangan yang  
berjangka waktu panjang. Tapi, penting sekali bagi kita untuk  
mempertimbangkan seluruh nubuat Cayce. Pertimbangan pertama, pandangan  
yang komprehensif akan membuat kita melihat semua faktor dan dimensi  
yang menjadi bagian dari pandangan-dunia Cayce. Selanjutnya, beberapa  
“nubuat lama” yang kelihatannya tidak menjadi kenyataan mungkin saja  
sebenarnya hanya belum terjadi. Barangkali Edgar Cayce sekadar keliru  
masalah waktu. Yang pasti, akan ada gunanya melihat secara dekat seluruh
  isi paket nubuat Cayce, tidak hanya petunjuk-petunjuk eksplisit atau  
pengintipan langsung yang ia tawarkan mengenai abad 21 dan seterusnya.
Bab-bab telaah atas nubuat Cayce ini di bagian selanjutnya akan 
dibagi  ke dalam tiga golongan utama atau “Bagian-bagian”. Berikut ini 
gambaran  tujuan untuk setiap bagian dan ikhtisar topik-topik bab di 
dalam setiap  bagian:
Bagian I, Edgar Cayce Sebagai Seorang Visioner, adalah bagian yang  
membahas secara langsung nubuat-nubuat spesifik dalam terawangan Cayce  
yang berkaitan dengan perubahan. Pada bagian ini kita akan mengamati  
bagaimana Cayce melakukan kegiatannya sebagai cenayang, dan kita pun  
akan memeriksa hal-hal detail dari perkataannya mengenai apa saja yang  
mungkin akan terjadi di penghujung abad 20 dan memasuki abad 21. Bagian 
 buku ini hanya sedikit membahas para penubuat dan futurist  (aspek  
penting dalam buku ini, tapi sebagian besar akan dirangkum di Bagian  
II). Bagian I terdiri dari dua bab:
• Bab 1, Edgar Cayce: Visioner Abad 21 dan Abad-abad Mendatang, 
menelaah  bagaimana Cayce memberikan terawangannya. Bab ini diawali 
dengan  pemberian terawangan di tahun 1936, yang menyajikan beberapa 
nubuat  paling dramatis yang pernah disingkap olehnya, termasuk 
kemungkinan  tentang kehidupan seratus lima puluh tahun dari sekarang, 
tepatnya di  abad 22. Bab 1 juga memberikan contoh-contoh bakat 
kewaskitaan Cayce,  seperti pernyataan yang memperingatkan datangnya 
Depresi Besar—yaitu  kemerosotan dunia industri dan keuangan di tahun 
1929 sampai beberapa  tahun sesudahnya—juga Perang Dunia II.
 Bab pertama ini juga mengkaji pertanyaan tentang apa artinya 
hidup di  masa-masa perubahan. Dan, apakah maksud sesungguhnya dari 
“zaman baru”  yang telah diprediksikan Cayce? Cayce mengatakan kita akan
 hidup di  periode dunia-dalam-masa-transisi. Jadi, bagaimana 
kita merespons kehidupan padahal segala sesuatunya  berubah, bagaimana 
kita bertahan agar tidak mengalami situasi yang  membuat kita 
kacau-balau? Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi tema pokok  seluruh isi 
buku, dan mulai difokuskan di Bab 1.
• Bab 2, Nubuat Edgar Cayce tentang Perubahan Bumi, menelaah beberapa
  pernyataan Cayce yang paling dramatis sepanjang ia memberikan  
terawangan. Pernyataan-pernyataan ini merupakan ramalannya tentang  
perubahan bentuk fisik bumi dalam skala raksasa. Tapi ramalan Cayce ini 
 paling sering disalahpahami atau dikutip secara keliru dibandingkan  
hasil terawangan Cayce lainnya. Di bab ini pula kita akan memeriksa  
seluruh nubuat perubahan bumi sesuai urutan waktu kronologis ketika  
Cayce memberikannya.
Bagian II, Nubuat tentang Kekacauan Dunia, menyajikan ikhtisar 
tentang  Cayce yang diperbandingkan dengan beberapa tradisi nubuat. 
Termasuk  dalam bagian ini adalah bahan-bahan yang diberikan Cayce 
mengenai dunia  yang berubah secara politis dan spiritual. Ketiga bab di
 Bagian II  adalah:
• Bab 3, Beberapa Aliran dalam Sejarah Peramalan, adalah penggalian 
yang  amat menarik terhadap beberapa sumber tradisi nubuat, termasuk  
Nostradamus, beberapa Suku Indian Amerika Selatan dan Utara, dan seorang
  wanita peramal termasyhur, Irene Hughes. Seperti yang sering kali  
diindikasikan oleh Cayce mengenai pendidikan, kita sebaiknya belajar  
melalui perbandingan dan mencari korelasi. Ada begitu banyak yang  
ditemukan di dalam nubuat-nubuat yang sangat tak ternilai ini, di mana  
mereka berdiri berdampingan dengan nubuat-nubuat Cayce.
• Bab 4, Tatanan Dunia Baru Abad 21, menyelidiki nubuat-nubuat Cayce 
 berkaitan dengan perubahan besar-besaran dalam wilayah kesadaran umat  
manusia—sesuatu yang sangat berbeda sehingga bisa disebut tatanan baru  
keberadaan atau “ras akar” (atau “ras” baru, bukan dalam artian warna  
kulit, melainkan tingkat kesadaran). Bab ini juga meneliti nubuat-nubuat
  yang bertema perubahan sosial serta takdir bangsa-bangsa—disebut juga 
 nubuat “Urusan Duniawi”—plus visi Cayce tentang perawatan kesehatan di  abad 21 dan seterusnya.
• Bab 5, Visi tentang Atlantis,
 Perubahan Cuaca, dan Turunnya Nabi Isa,  meneliti bagian-bagian penting
 lainnya dari nubuat Cayce. Awalnya, kita  akan menjelajahi kemungkinan 
bahwa ratusan terawangan yang diberikan  Cayce tentang Atlantis
 mungkin bukan retrokognisi (yaitu, pandangan  nubuat mengenai waktu 
yang tidak tercatat dalam sejarah) tapi justru  prakognisi (nubuat 
tentang apa yang akan kita alami di abad 21 dan  seterusnya).
Masih dalam bab yang sama, kita pun akan menyelidiki kemungkinan 
bahwa  nubuat Cayce tentang perubahan bumi sebaiknya dipahami sebagai  
kejadian-kejadian yang mungkin berlangsung di abad 21 sebagai akibat  
perubahan cuaca yang dramatis. Perubahan iklim bisa memicu banyak hal  
yang telah digambarkan Cayce.
Terakhir, bab ini membahas nubuat Cayce yang paling luar biasa:  
Kedatangan Kedua Nabi Isa. Apakah kita boleh berharap agar ia kembali,  
bahkan di masa kehidupan kita? Cayce menawarkan janji memikat ini lewat 
 beberapa nubuatnya. Tapi ia selalu mengajukan kemungkinan-kemungkinan  
tertentu (yakni, hal-hal yang disyaratkan harus terjadi sebelumnya).  
Tapi yang mungkin sama pentingnya dengan memahami  
kemungkinan-kemungkinan ini adalah mengenali bahwa “Kedatangan Kedua”  
boleh jadi tidak seperti yang kita sangka. Bukan Nabi Isa sekadar muncul
  di Bumi, barangkali ini lebih terkait dengan cara-cara baru di mana 
Ruh  Isa (yang penuh cinta kasih) akan betul-betul dihidupkan oleh 
manusia  di abad 21 dan seterusnya.
Bagian III, Pedoman Utama Hidup di Abad 21, mungkin merupakan bagian 
 paling penting dari buku ini, meskipun sebagian besar pembaca 
barangkali  membeli buku ini demi alasan yang lebih terkait dengan dua 
bagian  sebelumnya. Di bagian akhir ini kita akan mengetahui aspek 
paling  mendasar dari nubuat Cayce—yakni, cara baru hidup di Bumi di 
abad 21  akan menciptakan budaya keplanetan yang sudah bertransformasi 
dan  diperbaharui. Inilah potensi positif yang terkandung di seluruh 
nubuat  Cayce. Pesan penuh harapan inilah yang bisa kita ambil dari buku
 ini.  Kendati visinya tentang masa depan juga meliputi masa-masa 
sulit—baik di  dalam diri dan di luar diri kita—namun nubuat-nubuatnya 
selalu  mencerminkan rasa optimistis, suatu harapan bahwa umat manusia 
akan  lebih baik karena menghadapi masa istimewa ini dan diperbaharui 
kembali  melalui tantangan-tantangan ini.
“Pedoman” hidup di milenium baru ini terdiri dari lima bab, tiap-tiap
  bab menawarkan potongan mozaik yang menakjubkan dari bahan-bahan  
terawangan Cayce. “Gambaran Besar” itu adalah gambaran penuh kekuatan  
tentang bagaimana kita tepatnya, sebagai individu, dapat mulai membantu 
 membentuk masyarakat baru bagi Bumi. Bagian ini berisi:
• Bab 6, Memahami Perubahan Mental di Abad 21, memberikan kesempatan 
 untuk mengamati secara teliti bagaimana nubuat Cayce tentang perubahan 
 bumi tak hanya terkait dengan dunia luar, tetapi juga menyangkut  
perubahan dalam diri kita. Apa yang terjadi di dalam diri kita ketika  
nilai-nilai dan pandangan-pandangan yang paling berharga tak lagi  
dirasakan valid? Bagaimana kita menanggapi bukti-bukti yang semakin  
banyak mengenai keharusan akan “perubahan paradigma” yang dramatis?  
Beberapa pilihan akan dijabarkan secara lugas.
• Bab 7, Visi Edgar Cayce untuk Lima Teka-teki Kuno, mirip seperti 
buku  pegangan tentang psikologi spiritual Edgar Cayce di abad 21. Bab 
ini  mengemukakan lima persoalan misterius perihal kondisi manusia dan  
memberikan pandangan segar supaya kita bisa hidup bebas dan kreatif di  
Bumi. Teka-teki ini merupakan persoalan yang telah digeluti manusia  
selama ribuan tahun. Bukan berarti di abad 21 persoalan kuno ini  
mendadak lenyap. Tetapi psikologi holistik Cayce—tubuh, pikiran, dan ruh
  yang dihubungkan secara piawai—menawarkan perspektif baru terhadap  
isu-isu lama:
- Hakikat waktu.
- Masalah baik dan buruk.
- Persoalan bagaimana spiritualitas dan penyembuhan dapat berinteraksi.
- Persoalan bagaimana kita bisa membantu orang lain dalam perjalanan spiritual.
- Persoalan tindakan apa yang harus dilakukan dengan amarah dan agresi.
- Masalah baik dan buruk.
- Persoalan bagaimana spiritualitas dan penyembuhan dapat berinteraksi.
- Persoalan bagaimana kita bisa membantu orang lain dalam perjalanan spiritual.
- Persoalan tindakan apa yang harus dilakukan dengan amarah dan agresi.
• Bab 8, Petunjuk dan Pengambilan Keputusan di Abad 21, 
menitikberatkan  pada kekuatan kita untuk memilih. Pada akhirnya, jenis 
masa depan yang  akan kita alami di milenium baru merupakan hasil dari 
pilihan-pilihan  kecil yang dibuat oleh triliunan orang. Sebagaimana 
kehendak bebas (free  will) yang menjadi kunci bagi pertumbuhan jiwa 
individu, begitu pula  pengambilan keputusan adalah kunci bagi 
penciptaan budaya keplanetan  yang baru. Kita mesti belajar bagaimana 
menggunakan anugerah spiritual,  yakni kehendak bebas ini, dengan cara 
yang sehat dan konstruktif. Bab  ini menyajikan satu teori kehendak 
bebas dari Cayce, disertai program  praktis 9 langkah untuk mengambil 
keputusan yang diarahkan secara  spiritual. Sudah pasti, bab ini salah 
satu yang terpenting dalam buku  ini, terutama jika kita menganggap buku
 ini sebagai pedoman untuk  menciptakan dunia yang mungkin akan terwujud
 menurut visi Cayce.
• Bab 9, “Kerja” Spiritual di Abad 21, menelaah masalah praktis. Apa 
 maksud dari memiliki pekerjaan-yang-bertujuan di dunia modern ini?  
Melibatkan apa sajakah untuk benar-benar mewujudkan tujuan ruh  
seseorang, misi hidupnya? Tipe terawangan dari Cayce yang kedua  
tersering diminta adalah “terawangan kehidupan” (kedua setelah  
terawangan kesehatan yang menyampaikan diagnosis pengobatan secara  
supranatural). Terawangan kehidupan sering kali berupa “nubuat pribadi” 
 untuk beberapa kalangan. Dengan kata lain, tidak hanya untuk meramalkan
  tentang perubahan bumi atau peristiwa-peristiwa yang akan datang, 
Cayce  menggunakan potensi nubuatnya untuk membantu seseorang dalam 
mengetahui  peta perjalanan pribadinya di masa depan—ini termasuk  
mengidentifikasikan tujuan ruh dan kemudian melangkah maju untuk  
mewujudkan misi tersebut. Strategi serta pendekatan Cayce sebagai  
seorang psikolog spiritual dalam hal ini dapat diadaptasikan dan  
digunakan oleh kita semua sekarang. Dan bab ini menyajikan uraian  
seperti apa persisnya proses itu.
• Bab 10, Meditasi: Kunci Menuju Hidup Sehat dan Penuh Kekuatan di 
Abad  21. Tanpa meditasi, kebiasaan dan pengondisian atas kepribadian 
diri  kita yang telah terluka akan mengambil alih—secara individual 
maupun  kolektif. Tanpa meditasi, dunia di abad 21 dan seterusnya hanya 
bisa  menanti ekspresi mendalam dari penderitaan dan perselisihan. Tapi 
dengan  pertumbuhan meditasi yang mendunia sebagai suatu disiplin 
harian,  kesempatan untuk kerja sama dan transformasi keplanetan menjadi
 sangat  mungkin. Apabila kita tidak menyelami meditasi dan 
menerapkannya secara  teratur, maka sedikit sekali manfaat mempelajari 
nubuat lain yang telah  disampaikan oleh Cayce.
• Bab 11, Kita Bisa Melakukan Perubahan, menjadi puncak dari buku 
ini.  Bab ini meliputi nubuat yang paling penting di antara seluruh 
nubuat.  Kita akan membentuk masa depan, dan ada cara khusus untuk 
memahami  bagaimana tepatnya kekuatan kreatif dapat bekerja.
Mengkaji Edgar Cayce Lebih Dalam
Ketika kita menjelajahi sebelas topik di bab-bab berikutnya, ini 
artinya  kita akan melihat jauh ke dalam ajaran Edgar Cayce yang luas. 
Tapi  manakala kita mempelajari karya seseorang seperti Cayce, kita 
terlalu  mudah menginginkan jawaban yang cepat. Sebab, rasanya begitu 
banyak  waktu yang dihabiskan untuk mengarungi informasi yang jumlahnya 
amat  banyak itu. Apalagi, di zaman sekarang, di mana banyak sekali 
orang  tidak sabaran, kita ingin “pemecahan akhir” dan lebih suka 
meninggalkan  jawaban-jawaban yang lebih subtil, lebih rumit, dan 
paradoksal  sebagaimana yang sering diberikan oleh Cayce.
Pola ini terutama sekali berlaku ketika menyangkut sesuatu yang 
kompleks  seperti penyelidikan terhadap masa depan. “Bagaimana masa 
depan kita di  planet ini?” demikian kita bertanya-tanya. Dan kita mau 
jawaban yang  lugas—sebuah ramalan langsung. Sebaliknya, kita sering 
menemukan Cayce  berbicara tentang peluang-peluang atau mengingatkan 
kita tentang  kehendak bebas yang menentukan apa yang akan terjadi pada 
kita—secara  pribadi atau kolektif. Dalam bagian Pendahuluan ini, kita 
akan  mengetahui bahwa akan banyak kasus tambahan yang nanti dikupas di 
dalam  buku ini—banyak contoh di mana penglihatan sekilas tentang masa 
depan  meminta kita untuk memeriksa diri kita secara holistik (tubuh, 
pikiran,  dan ruh) dan mengenali akan betapa pentingnya pilihan 
berdasarkan  kehendak bebas.
Simak pertanyaan ini, “Di abad 21 dan seterusnya, seberapa panjangkah
  usia manusia kelak—seberapa lamakah harapan hidup manusia?” Penelitian
  di bidang medis kini mulai percaya bahwa di pertengahan abad 21, 
harapan  hidup manusia—bagi mereka yang memiliki akses perawatan 
kesehatan  terbaik—akan mencapai 150 tahun. Ramalan dahsyat ini 
mengingatkan kita  pada ramalan umur panjang dari Cayce, yang 
mengindikasikan harapan hidup  120 sampai 150 tahun. Sebagai contoh, 
kepada seseorang yang bertanya  berapa lamakah dia akan hidup, Cayce 
menjawab, “Sampai seratus lima  puluh (tahun)! Jika ada kesempatan.” 
(#866-1). Seorang laki-laki lain  diberi tahu oleh Cayce, “Dan apabila 
menetapkan hidupmu seratus dua  puluh tahun, maka kau bisa hidup seratus
 dua puluh satu tahun!”  (#2533-6).
Siapakah kita yang bisa membuat kemungkinan seperti itu? Berapa 
banyak  orang yang akan hidup selama itu? Terobosan dalam penelitian  
medis—terutama yang berkaitan dengan manipulasi gen—bisa jadi mampu  
menciptakan mesin-tubuh yang sangat efisien sehingga bisa bertahan dua  
kali lipat lebih lama dari masa sekarang. Tapi prospek paling  
menakjubkan bahwa “Kita bisa hidup sampai 150 tahun” membuat kita  
terlalu terfokus pada angka “150” bukannya pada kata “hidup”. Kualitas  
hidup seperti apakah yang kita bicarakan saat membayangkan masa  
kehidupan yang begitu panjang tersebut? Apakah upaya-upaya dalam  
memperpanjang hidup berasal dari ketakutan kita pada kematian—yakni,  
bahwa kita akan menunda “sesuatu yang tidak terelakkan” itu selama  
mungkin?
Pertimbangkan bahwa perpanjangan hidup sesungguhnya melibatkan 
tantangan  tiga arah. Manusia memiliki tiga komponen yaitu, fisik, 
mental, dan  spiritual. Jika pertanyaannya sekadar berapa tahun tubuh 
bisa tetap  hidup (sayangnya, seperti itulah yang dipikirkan oleh para 
peneliti  medis), maka itu adalah persoalan materi—seperti sebuah 
garis-waktu di  mana kita menemukan suatu cara untuk membuatnya sedikit 
lebih panjang.  Dan ketika kita mendengar tentang kemungkinan dapat 
hidup sampai 150  tahun—baik di masa kehidupan sekarang atau 
berikutnya—barangkali kita  awalnya berpikir secara satu-dimensi: Apa 
yang akan saya lakukan dengan  tahun-tahun ekstra itu? Akankah saya 
merasa bosan?
Sesuatu berubah, bagaimanapun juga, begitu kita berkenalan dengan  
gambaran yang lebih besar dan mencermati topik ini secara lebih  
holistik. Alih-alih satu garis-waktu berdimensi satu yang bertambah  
panjang, bayangkanlah sebuah bidang (sesuatu dengan dimensi spasial  
yaitu tinggi, lebar, dan kedalaman) meluas menjadi bidang yang jauh  
lebih besar. Nah, sekarang kita memiliki satu model perpanjangan hidup  
yang berdimensi tiga, dengan komponen-komponen tambahan—yang juga  
memperdalam kehidupan mental dan spiritual kita. Kini kita bisa menelaah
  maksud hidup yang sesungguhnya melalui parameter dan harapan yang 
baru.  Penekanan inilah yang akan menjadi kualitas hidup, bukan jumlah  
peringatan ulang tahun yang kita lewati sebelum mati.
Alam mental yang bagaimanakah yang sepadan dengan pelipatgandaan umur
  tubuh fisik yang semakin panjang? Dengan kata lain, seperti apakah  
perluasan dramatis yang setara di dalam wilayah pikiran? Mungkin  
jawabannya adalah perkembangan kesadaran intuitif—menariknya, ini  
merupakan satu lagi dari sepuluh tema nubuat untuk abad 21. Andaikan  
kita dapat mengalami hubungan kita dengan orang lain secara lebih  
langsung—secara empatik dan fisik—maka itu bisa mengubah kualitas hidup 
 kita secara besar-besaran, mungkin membuat prospek usia 150 tahun  
menjadi lebih menarik ketimbang yang dirasakan saat ini.
Satu lagi perpanjangan hidup yang memungkinkan dalam wilayah mental  
adalah pemahaman baru tentang “kematian” dan “mati”. Banyak sekali sikap
  dan gaya hidup modern ini yang berputar mengelilingi ketakutan akan  
kematian. Menurut Cayce, nubuat-nubuat simbolis yang terdapat di dalam  
Piramida Agung, termasuk sebuah sarkopagus kosong, menunjukkan bahwa  
awal kesadaran baru pada manusia adalah tidak adanya perasaan takut pada
  kematian: “Tidak akan ada lagi kematian. Jangan salah paham atau salah
  tafsir! Tapi penafsiran akan kematian akan diperjelas.” (#5748-6).
Kalau begitu, jenis perluasan spiritual seperti apakah yang 
memungkinkan  kita di pertengahan abad 21 nanti hidup selama 150 tahun? 
Karena  psikologi spiritual Cayce sangat sering mengaitkan “nilai dan 
cita-cita”  dengan dimensi spiritual, marilah kita cermati apa yang 
membuat  perluasan spiritual begitu berarti. Untuk memparafrasekan 
pepatah Cayce  “Jangan hanya menjadi baik; menjadi baiklah untuk 
sesuatu”, kita mungkin  juga akan mengatakan, “Jangan hanya hidup lama 
di dunia; hidup lamalah  di dunia karena Anda melakukan sesuatu yang 
berfaedah bagi orang lain”.  Atau, terawangan Cayce lainnya yang 
terang-terangan mengingatkan kita,  “Kita adalah penjaga saudara (dan 
saudari) kita”. Walaupun kita tidak  bertanggung jawab “atas” mereka, 
namun kita bertanggung jawab “kepada”  mereka.
Dengan sistem nilai spiritual yang berbasis pemahaman mendalam 
terhadap  kebertujuan (purposefulness), kita memiliki tiga jenis 
perluasan; dan  sekarang pemahaman kita tentang “perpanjangan hidup” 
mengandung makna  yang jauh berbeda dari sekadar hidup lebih lama serta 
mengumpulkan  sekuritas sosial untuk masa tua. Kini setiap kelahiran 
adalah satu  kesempatan yang lebih kaya untuk mengalami apa yang menjadi
 tujuan  jiwa-jiwa di muka bumi ini. Ini memberikan kita satu gambaran 
yang lebih  dalam dan akurat mengenai salah satu nubuat Cayce untuk abad
 kita dan  abad-abad mendatang. Cara holistik inilah yang akan dilakukan
 dalam  mengkaji nubuat-nubuat Cayce.
Tujuan Buku Ini
Nubuat-nubuat mengenai harapan hidup manusia, tentunya, hanya salah 
satu  contoh kecil mengenai betapa pentingnya mempertimbangkan tubuh,  
pikiran, dan ruh saat mempelajari bahan-bahan dalam ajaran Cayce. Tapi  
yang menjadikan karya tokoh ini begitu menakjubkan adalah karena ia tak 
 pernah memberikan jawaban yang dangkal atau sederhana. Kita diharuskan 
 mengkaji topik-topiknya secara holistik—dan yang lebih penting, bahwa  
kita mengkaji bahan-bahannya berkenaan dengan peran pribadi kita dalam  
membentuk pengalaman. Tidak sepantasnya kita duduk-duduk saja dan  
menunggu apa yang akan terjadi di masa depan: Kita bisa langsung ikut  
terlibat dalam penciptaan masa depan. Itulah inti “nubuat” yang  
sebenarnya: ajakan untuk turut menciptakan masa depan.
Tujuan buku ini adalah mempelajari secara mendalam apa tepatnya yang 
 dimaksudkan Cayce tentang zaman kita hidup sekarang ini. Telaahnya 
tentu  saja diperkuat dengan membandingkan sumber-sumber yang setara. 
Dengan  begitu, di sepanjang buku Anda akan menemukan 
perbandingan-perbandingan  dengan tradisi nubuat kuno, juga para 
futurist yang memiliki pemikiran  paling kreatif belakangan ini. Salah 
satu contohnya bisa dicermati dalam  Pendahuluan ini. Bangsa Maya 
menyusun kalender yang keakuratannya  sungguh mencengangkan. Akan 
tetapi, dari semua indikasi, proyeksi mereka  tentang takdir dunia tidak
 melewati tahun 2012—atau, beberapa pihak  berargumen, bangsa Maya 
memiliki firasat bahwa dunia pasca-2012 tidak  bisa ditentukan dan 
dikendalikan menurut pilihan kita. Kendati Cayce  sendiri tidak 
menargetkan bahwa pada tahun 2012 akan terjadi kejadian  khusus, pada 
kenyataannya akan ada kejadian astronomis yang luar biasa  di tahun 
2012: Transit  Venus pada Matahari (tepatnya, menurut  perspektif bumi, 
Venus akan berada tepat di depan matahari.)  Transit-transit yang langka
 oleh Venus ini terjadi berpasangan, dan kita  baru-baru ini 
mengalaminya di tahun 2004. Tapi setelah transit 2012,  peristiwa langka
 ini tidak akan terjadi lagi sampai 2117.
Beberapa penafsir menarik kesimpulan adanya arti yang sangat penting 
 dengan kebetulan bahwa kalender Maya yang berakhir tahun 2012 dan  
transit planet Venus pada Matahari di tahun yang sama. Mereka melihat  
ini sebagai tanda astronomis mengenai suatu transformasi global yang  
dibicarakan oleh Cayce dalam nubuat-nubuatnya.
Dan transformasi global merupakan intisari nubuat-nubuat Cayce: 
Sebuah  transformasi di mana kita berperan membantu untuk membentuknya. 
Buku ini  bisa dibaca sebagai panduan untuk ikut menciptakan masa depan 
di mana  Cayce dan visioner hebat lainnya telah melihatnya sebagai 
kemungkinan  yang sangat nyata bagi umat manusia di abad 21. Beberapa 
bab akan  menguraikan sejumlah informasi; bab-bab lainnya akan diarahkan
 lebih  pragmatis, menyangkut hal-hal yang bisa mulai Anda lakukan dalam
 hidup  Anda. Juga, tidak menutup kesempatan jika bab-bab ini dibaca 
tidak  berurutan, bergantung pada topik mana yang Anda minati. Tak 
penting  bagaimana Anda membaca buku ini. Tapi ingatlah bahwa hanya 
melalui  penerapanlah gagasan-gagasan ini bisa terwujud dan menciptakan 
suatu  perubahan.
 ————————–————————–———-
Judul Asli: Edgar Cayce’s Predictions for 21st Century
Pengarang: Mark Thurston
Penerjemah: Meithya Rose Prasetya
Penyunting: Salahuddien Gz
Penerbit: Kayla Pustaka
————————–————————–———-
Judul Asli: Edgar Cayce’s Predictions for 21st Century
Pengarang: Mark Thurston
Penerjemah: Meithya Rose Prasetya
Penyunting: Salahuddien Gz
Penerbit: Kayla Pustaka
————————–————————–———-
SEGERA TERBIT DALAM WAKTU DEKAT!
Sumber:http://www.facebook.com/home.php?#!/notes/salahuddien-gz/ramalan-ramalan-edgar-cayce-untuk-abad-21/406207951975
Selama ini, Edgar Cayce (1877-1945) dikenal sebagai salah satu 
peramal Amerika yang paling berbakat. Cayce yang pernah mendapat julukan
 "nabi yang tidur" ini menggunakan kemampuan supernormalnya untuk 
menolong "orang sakit". Ia juga memperingatkan tentang perubahan dan 
bencana yang akan dialami oleh planet kita pada akhir zaman.
Cayce dilahirkan di pedesaan Hopkinsville. Sebelum menjadi terkenal, 
Cayce pernah menjalani kehidupan yang keras sebagai anak petani. Ia 
sangat tekun mempelajari Alkitab, ke mana saja ia pergi selalu membawa 
kitab suci itu, dan mengambil kesempatan untuk membacanya. Sebagai 
anak-anak, ia senang sekali mendapatkan bahwa dia bisa tidur di atas 
buku pelajaran dan menyerap informasi yang ada di dalamnya. Tetapi 
dengan berlalunya waktu keahlian ini lenyap, dan dia meninggalkan bangku
 sekolah saat kelas enam. Dia bekerja serabutan di perladangan, di toko 
sepatu, di toko buku; menjadi salesman; dan menjadi juru potret.
Bertemu Seorang Dewi
Saat berusia 13 tahun, suatu hari Cayce sedang duduk di bawah pohon 
membaca Alkitab, tiba-tiba ia tersentak oleh perasaan bahwa ia tidak 
sendirian. Melihat ke atas, ia melihat sosok seseorang wanita di 
depannya dan menyadari bahwa wanita itu adalah seorang dewi. "Doamu 
telah didengar," dewi itu berkata. "Katakan apa yang paling kamu 
inginkan, sehingga aku dapat memberikannya padamu." Setelah beberapa 
menit merasa bengong, pria muda ini menjawab: "Saya ingin menolong orang
 lain, terutama anak-anak saat mereka sakit."
Bersamaan dengan itu, sosok bercahaya itu lenyap. Setelah pertemuan 
yang singkat dengan dewi itu, ia memiliki kekuatan yang luar biasa 
sepanjang hidupnya. Sejak saat itu dan seterusnya, dia sering membantu 
orang mendapatkan kembali kesehatannya, dan memulai debutnya yang 
sesungguhnya sebagai peramal, serta mendapatkan kemasyhuran untuk 
ketepatan ramalannya, yang datang kepadanya ketika dia berada dalam 
keadaan tidak sadar. Sebagian dari ramalan itu tidak diungkapkan dan 
hanya diceritakan secara terbatas kepada kerabat dekat tidak lama 
sebelum peramal besar ini meninggal di Roanoke, Virginia, pada tanggal 5
 Januari 1945 --tepat pada tanggal yang diramalkannya empat tahun 
sebelumnya.
Cayce meramalkan Perang Dunia I dan II, keruntuhan pasar saham tahun 
1929, kemerdekaan India, dan 15 tahun sebelum terjadinya, berdirinya 
negara Israel. Tetapi seperti kasus Nostradamus dan Santo Yohanes, Cayce
 terutama mempunyai fokus yang kuat atas peristiwa-peristiwa yang baru 
terjadi pada akhir abad ke-20. Dunia masih menunggu pemenuhan ramalannya
 yang paling mengerikan: gempa bumi berturut-turut yang mendatangkan 
kebinasaan dan akan memecah benua-benua serta mengubah peta dunia pada 
masa mendatang.
Kekalutan Geologis
Selama kehidupannya, Cayce telah banyak mendapatkan visi kejadian di 
masa mendatang. Ramalan-ramalannya ini memberikan pandangan yang 
menakutkan tentang kekacauan alam dan perang yang akan mengguncang dunia
 di sekitar perputaran milenium ini.
Di antaranya adalah ramalan Cayce tentang kekalutan geologis 
berdasarkan bergesernya poros bumi. Dia melihat pergeseran itu akan 
terjadi pada awal abad 21, yang mengakibatkan perubahan drastis. 
Diperingatkan bahwa dunia akan diserang oleh badai listrik yang 
mengerikan, tornado, angin ribut, letusan gunung berapi, gelombang 
pasang, dan gempa bumi. Seismograf akan menampakkan getaran lembut 
pertama di sepanjang pantai barat Amerika Serikat dan lepas pantai 
Jepang; suara gemuruh akan terdengar dari kedalaman laut Pasifik, dan 
geiser raksasa menyemburkan air panas, uap belerang, lumpur, dan dengan 
keras menghantam ribuan kaki di dalam air.
Akibatnya sebagian besar Amerika Serikat bagian barat akan bergetar 
dan masuk ke dalam lautan dalam suatu ledakan gunung yang hilang. 
Bencana akan meluas ke seluruh Amerika, dan Carolina, Georgia, dan 
Alabama barat akan tenggelam. Jepang akan digetarkan oleh gempa bumi 
pembunuh dan dihancurkan oleh gelombang pasang raksasa. New York akan 
menjadi miring dan Eropa utara akan hilang di bawah laut Atlantik dalam 
sekejap mata.
Awan dan debu zat kimia beracun juga akan menyebar ke seluruh dunia, 
sehingga menghalangi matahari dan menimbulkan ribuan kebakaran. Gunung 
berapi, yang sebagian dianggap telah mati, akan meletus. Kilat akan 
sambung-menyambung di langit, dan kebakaran akan terjadi di Pantai 
Barat.
Dunia Dilahirkan Kembali
Pada masa mendatang bukan hanya perubahan bersifat geologis, salah 
satu ramalannya yang paling mengejutkan berkaitan dengan kelahiran 
kembali keyakinan agama di Rusia, yang akan "memerlukan waktu 
bertahun-tahun untuk bisa mengkristal." "Sebab perubahan akan datang, 
dengan cara evolusi atau revolusi, dan landasan hal itu bagi seluruh 
dunia akan berasal dari Rusia."
"Bukan komunisme, melainkan apa yang landasannya sama dengan jenis 
persaudaraan yang diajarkan Kristus dalam Kisah Rasul-Rasul 2:44, 4:32."
 Cayce meramalkan bahwa Cina juga akan menjadi "buaian" Kristianitas, 
"setelah negara itu terbangun."
Dia juga meramalkan bahwa dia akan dilahirkan lebih dari satu kali 
dalam abad pertama setelah milenium berikutnya untuk membantu 
pengembangan spiritual planet ini yang akan menyusul perubahan bumi 
besar-besaran yang sekarang terjadi atas diri kita. Keyakinannya yang 
kuat memperlihatkan diri dalam jawabannya terhadap pertanyaan resah 
banyak orang yang selalu mengikuti ramalan bencananya: "Apa bedanya hal 
itu kalau kita hidup dengan benar?"
Sebagian dari visinya yang paling menarik adalah pandangannya 
berkaitan dengan kehancuran peradaban, dan kedatangan Kristus yang kedua
 kalinya -peristiwa yang diramalkan terjadi pada tahun-tahun awal 
mileniun baru. Selain visinya yang mengerikan tentang kekacauan global, 
diramalkan juga akan berakhirnya peradaban yang dikenal sekarang, yang 
ditandai dengan perang antara kekuatan terang melawan kekuatan kegelapan
 yang berhadap-hadapan untuk melakukan konflik terakhir yang sangat 
menentukan.
Daratan Atlantis Muncul Kembali
Salah satu ramalan Cayce yang membuat orang sangat penasaran adalah 
akan munculnya daratan Atlantis. Ia menyebutkan Atlantis kira-kira 700 
kali dalam pembacaannya, dan meramalkan bahwa benua yang sudah lama 
hilang ini segera akan ditemukan kembali. Rasanya masuk akal untuk 
mengandaikan bahwa kemunculannya kembali akan bersamaan dengan perubahan
 bumi lainnya yang dramatis. Dia terutama menyebutkan kawasan di sekitar
 Pulau Bimini di Kepulauan Bahama, yang dilihatnya merupakan "bagian 
tertinggi yang ditinggalkan di atas ombak apa yang dulunya adalah benua 
besar."
Sang "nabi yang tidur" menetapkan tempat daratan yang tenggelam ini 
di antara Teluk Meksiko dan Laut Tengah. Pembacaannya menunjukkan bahwa 
benua yang hilang lebih unggul teknologinya daripada teknologi kita yang
 muktahir sekalipun, tetapi dihancurkan oleh bencana buatan manusia dan 
bencana alam kira-kira antara 12.000 dan 17.000 tahun yang lalu.
Jatuhnya Atlantis, kata Cayce, disebabkan oleh penyalahgunaan sebuah 
kristal besar yang dimanfaatkan untuk mengendalikan tenaga matahari. 
Penanganan yang salah ini menyebabkan kegiatan gunung berapi yang 
intensif dan menjerumuskan peradaban yang dulunya perkasa ke dasar 
samudera. Banyak warga Atlantis yang berhasil melarikan diri sebelum 
bencana menimpa. "Bukti-bukti adanya peradaban Atlantis bisa ditemukan 
di Pegunungan Pyrenia, Maroko dan Honduras Inggris (Belize), Yucatan, 
dan bagian-bagian Amerika -terutama dekat Bimini serta di Gulf Stream 
dan sekitarnya."
Setelah bukti ini ditemukan, warga Atlantis yang telah mengalami 
reinkarnasi akan tertarik untuk membangun kembali kampung halaman mereka
 sebelumnya. "Banyak sekali, sebagaimana yang diceritakan, orang yang 
dilahirkan kembali ke bumi, yang melalui pengalamannya, berada di negeri
 ini." "Maka dengan pembangunan ini kita menemukan keinginan terpendam 
yang akan tidak terperi banyaknya, yang dengan suatu cara berhubungan 
untuk membuat bukan hanya tempat yang bisa didiami, tetapi yang tidak 
bisa disamai oleh tempat mana pun juga lainnya."
Bahaya dari beberapa bencana alam yang paling mengerikan di dunia 
selanjutnya akan berakhir selamanya seiring ditemukannya kristal raksasa
 yang membentuk inti planet, dan kekuatannya untuk menciptakan gempa 
bumi, gelombang pasang, dan letusan gunung berapi dapat dikendalikan. 
Kristal peninggalan Atlantis ini memiliki diameter lebih dari 1.000 mil,
 dan para ahli geologi serta ilmu pengetahuan lain akan berhasil dalam 
memanfaatkan kekuatan kristal raksasa itu demi kebaikan umat manusia. 
Penemuan kristal itu juga akan dikaitkan dengan misteri hilangnya kapal,
 perahu, dan pesawat udara di Segitiga Bermuda.
No comments:
Post a Comment
Budayakan Berkomentar Atau Bertanya
Silahkan Komentar Di Sini.
Tidak Perlu Mangetik Kata Captcha