Secara teoritis bahan-bahan penghambat
pertumbuhan virus dapat bekerja dengan berbagai cara yaitu : melalui
penghambatan adsorbsi dan penetrasi virus kedalam sel, penghambatan proses biosintesis, atau
penghambatan proses perakitan dan pematangan virus.
Pembiakan virus tergantung pada metabolisme sel
induk semang, jadi obat penghambat infeksi virus harus dapat menghambat proses biosintesis
virus tanpa merusak sel, misalnya dengan cara merusak enzim yang spesifik virus yang hanya dibutuhkan oleh virus untuk
pembiakannya.
Selain interferon, terdapat sejumlah bahan
kimia yang menghambat multiplikasi virus dan dapat digunakan mengobati infeksi
virus antara lain :
1. Amantadine
( Adamantanamine).
Bahan ini menghambat
multiflikasi virus, seperti virus Influenza dan Rubella dengan cara mengganggu
proses pelepasan asam inti virus (uncoating). Bila diberikan pada awal infeksi
dapat menghambat infeksi virus.
2. Cyclooctylamine
hydrochloride
Bahan ini memiliki sifat yang
mirip dengan amantadine hydrochloride
dan karena itu juga menghambat pertumbuhan virus-virus ARN.
3. Isoquinolines
In vitro bahan ini menghambat
enzim neuraminidase yang terdapat pada permukan Myxovirus dan bereaksi dengan amplop virus
sehingga menghambat ”uncoating” dan pelepasan ARN dari partikel virus.
4. Iododeoxyuridine (IUDR)
Senyawa halogen pirimidin telah
lama diketahui menghambat sintesis asam inti sel jaringan dan virus dengan cara
menghambat masuknya basa thymine ke dalam serabut ADN atau mengganti thyme
dalam serabut ADN sehingga terbentuk serabut ADN palsu yang tidak berfungsi.
IUDR biasanya bekerja pada tingkat akhir replikasi virus karena itu ia dapat
juga menghambat daya keja enzim DNA-dependent RNA polymerase dam pembentukan
messeger RNA (m-RNA) dengan akibat terbentuknya enzim yang tidak sempurna dan protein
kapsid yang tidak lengkap. Dalam gambaran mikroskop elektron dari sel
terinfeksi virus Herpes yang telah diberikan IUDR, terlihat banyak partikel
virus yang kosong ditengahnya menujukan
kemungkinan kesalahan dalam proses perakitan komponen-komponen virus.
Disayangkan bahwa IUDR tidak dapat dipakai dalam pengobatan penyakit viral
secara sistematik karena sangat toksik.
IUDR hanya dapat digunakan
secara lokal pada pengobatan penyakit mata yang disebabkan oleh infeksi virus
Herpes. Kegunaan IUDR semakin berkurang setelah diketahui adanya virus Herpes
dan Vaksinia yang risisten terhadap IUDR.
5. Methisazone
Bahan ini disebut juga
”marboran”, telah terbukti berhasil mencegah timbulnya gejala penyakit Cacar
pada orang yang berhubungan atau kontak dengan orang penderita Penyakit Cacar
(Small Pox). Akan tetapi pada orang yang telah menunjukan gejala penyakit,
marboran tidak bermanfaat karena sudah terlalu banyak sel jaringan yang rusak.
6. Aranotin
Bahan ini diperoleh
dari jamur Arachniotus aureus, dapat
menghambat replikasi virus Polio invitro dan invivo dengan hanya sedikit efek
toksik terhadap sel mamalia. Bahan yang sama yang diperoleh dari Aspergillus terrens, menghambat
multiplikasi virus Coxsackie, Parainfluensa tipe 1,2 dan 3 serta sejumlah
anggota genus Rhinovirus. In vivo bahan ini melindungi tikus terhadap infeksi
yang mematikan oleh virus Coxsackie dan Influensa.
Aranotin ,
dan menghambat ARN yang dihasilkan virus
yaitu RNA-dependent RNA polymerase tanpa mengganggu enzim DNA dependent
RNA polymerase yang terdapat pada sel
normal.
7. Adenine arabinose (Ara-A)
Dalam biakan jaringan Ara-A menghambat pertumbuhan virus
Herpes Hominis pada pemberian secara local atau tropical, dan secara
sistemik dapat menghambat Ensefalitis
dan virus Vaccinia atau Herpes Hominis. Bahan ini tidak berfungsi terhadap
virus ARN.
8. Arabinose Cytosine (Ara-C)
Disamping dapat menyembuhkan keratitis
oleh Herpes Simplex pada orang, bahan ini dapat menghambat perkembangan tumor
pada manusia, tikus dan mencit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Butter M. (1987) Animal cell Tecnology :
Principles and Products. Open University Press, U.K.
2. Durham PJK (1988) Veterinary Serology – A
Short Introductory Course. Prepared for Canadian International Development
Agency.
3. Hitchner SB, Domermuth, C.H, Purchase, H.G
and Williams (1980) Isolation and Identification of Avian Pathogens. The
American Association of Avian Pathologis.
4. Fenner FJ, Gibbs EPJ, Murphy FA, Root R,
Studdert MJ and White DO, (1993). Veterinary Virology. Academic Press.
California.
No comments:
Post a Comment
Budayakan Berkomentar Atau Bertanya
Silahkan Komentar Di Sini.
Tidak Perlu Mangetik Kata Captcha