1. Sumber protein hewani
Tak
 kurang dari 20 jenis satwa liar, antara lain rusa, berhasil 
didomestikasi di dunia, dengan tujuan produksi daging sebagai sumber 
protein. Satwa tersebut, merupakan sumber protein alternatif terbaru 
yang telah mendapat tempat tersendiri di lidah konsumen Barat, apa lagi 
daging rusa berserat empuk dan memiliki gizi yang baik, rendah kalori 
dan rendah kolesterol. Domestikasi, merupakan proses pemeliharaan satwa 
dari kehidupan liar menjadi di bawah kontrol manusia dan dikembangkan 
sesuai dengan tujuan pemanfaatan manusia. Sapi, kuda, kambing dan 
lain-lain didomestikasi manusia sejak ribuan tahun lalu.
Sementara
 hingga saat ini Indonesia belum memberi perhatian serius terhadap rusa 
komersial yang mengarah pada pemanfaatan produk secara profesional dan 
belum memiliki model usaha penangkaran sistem peternakan, meskipun 
Indonesia memiliki tiga jenis rusa tropis, yakni rusa Jawa, rusa Sambar,
 dan rusa Bawean.Satu-satunya penangkaran rusa di Indonesia yang 
dikembangkan berdasarkan peternakan hanya ada di Kabupaten Penajam Paser
 Utara, Kalimantan Timur di bawah Dinas Peternakan provinsi sejak 1998.
Potensi
 satwa liar saat ini, ujarnya, cenderung dinilai rendah dengan 
membatasinya sebagai satwa lindungan, untuk kepentingan estetika, atau 
tontonan turis dan mengabaikan potensi manfaat satwa lebih luas. Sering 
terjadi polemik berkepanjangan antara penangkaran dan pemanfaatan satwa 
liar, di mana CITES (Convention on International Trade in Endangered 
Species) telah memperingatkan perlunya kewaspadaan adanya penyalahgunaan
 status hasil penangkaran dan penangkapan dari alam. Namun UU no 18 
tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan memungkinkan suatu 
jenis satwa liar berubah status menjadi hewan ternak bila secara genetik
 telah stabil tanpa bergantung pada populasi di habitat alam. 
 2. Wisata Konservasi
Bumi
 Indonesia sangat kaya akan sumber-sumber keindahan, baik itu keindahan 
yang diciptakan oleh manusia dalam bentuk seni maupun keindahan yang 
diciptakan oleh Tuhan yang berupa keindahan bentang alam Indonesia. Dari
 yang paling dekat yaitu Pulau Jawa dan Bali saja sudah mempunyai 
eksotika alam yang beitu menakjubkan, apalagi seluruh wilayah Indonesia.
 Bisa dikatakan kalau orang Indonesia begitu dimanja oleh kekayaan 
alamnya yang berlimpah sehingga tak jarang banyak manusia-manusia 
Indonesia yang terlena dengan keadaan ini. Sebagian besar sudah lupa 
bahwa kekayaan dan keanekaragaman hayati adalah titipan dari Tuhan yang 
harus dijaga demi kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Menurut 
berita di media masa, keadaan yang terjadi saat ini adalah eksploitasi 
demi eksploitasi terhadap keanekaragaman hayati nusantara mewarnai 
Indonesia. Akibatnya banyak masalah yang muncul belakangan ini, tidak 
hanya punah dan semakin langkanya keanekaragaman fauna dan flora yang 
mungkin bagi sebagian besar masyarakat tidak dirasakan secara langsung, 
masalah lebih besar yang muncul adalah bencana alam dan yang lebih parah
 menurut ahli lingkungan adalah pemanasan global. Menghentikan kerusakan
 alam di Indonesia sepertinya masih sulit untuk diwujudkan apabila 
kepentingan ekonomi dan mungkin politik masih mewarnai pengelolan 
lingkungan hidup. Kawasan konservasi berupa taman nasional dan cagar 
alam mungkin solusi untuk menurunkan laju kerusakan lingkungan dan 
pencegah penurunan kualitas keanekaragaman hayati di Indonesia.
Begitu
 banyak kawasan konservasi di negri ini diharapkan mampu menjaga 
kelestarian keanekaragaman hayati di dalamnya serta kehidupan sosial 
budaya masyarakat yang hidup di sekitarnya. Di Pulau Jawa yang tercatat 
sebagai pulau terpadat di Indonesia mempunyai banyak taman nasional dan 
cagar alam, namun masalahnya terletak pada luasan wilayahnya yang 
menurut ahli masih dirasa kurang untuk ukuran pulau Jawa dan kawasan 
tersebut masih terpecah-pecah sehingga wilayah jelajah satwa liar 
menjadi terbatas, hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan kepunahan dari
 satwa tersebut.
Dari
 ujung barat sampai ujung timur pulau Jawa mempunyai banyak taman 
nasional dengan beragamnya bentang alam sampai keanekaragaman hayatinya.
 Di bagian barat pada umumnya mempunyai kondisi iklim yang lebih basah 
dan bagian timur dari pulau Jawa mempunyai iklim yang lebih kering. 
Selain itu berbagai satwa endemik ataupun satwa maskot di suatu kawasan 
taman nasional telah menjadikan kawasan tersebut sangat berarti bagi 
tempat tinggal terakhir satwa-satwa tersebut. Menurut UU No. 5 tahun 
1990, taman nasional adalahkawasan pelesatarian alam yang mempunyai 
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk 
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, 
pariwisata, dan rekreasi. Dengan melihat definisi tersebut maka alangkah
 baiknya wisata alam lebih diarahkan untuk mengunjungi kawasan taman 
nasional, karena selain wisata atau rekreasi, pengetahuan akan 
pentingnya konservasi pun akan tertanam dalam hati. Bagi para penikmat 
burung, kawasan taman nasional juga menawarkan eksotisme burung-burung 
liar yang mungkin tidak dijumpai di kawasan lain, sehingga tak jarang 
kawasan ini mempunyai program bird race atau kompetisi pengamatan 
burung. Atau untuk penikmat tantangan alam, kawasan taman nasional juga 
sangat menawarkan tantangan alam yang sangat menakjubkan. Kunjungan ke 
taman nasional dapat dijadikan ajang untuk mendukung visit indonesia 
year 2010 dan tentunya mendukung pelestarian alam di Indonesia.
No comments:
Post a Comment
Budayakan Berkomentar Atau Bertanya
Silahkan Komentar Di Sini.
Tidak Perlu Mangetik Kata Captcha