LEPTOSPIROSIS
1       
Bersifat  zoonosis
2       
Disebut juga Weil’S
Disease,        Haemorrhagic Jaundice
3       
Merupakan penyakit yang
berhubungan erat dengan pekerjaan.
4       
Merupakan penyakit reemerging
disease
5       
Bersifat musiman :                                          
            Iklim sedang : puncak insiden musim
panas dan   gugur.                                                              
             Iklim tropis : puncak insiden
musim hujan
SUMBER PENULARAN
1.   
Rodent ( Tikus ) 
2.    Sapi, Kambing, Domba, Kuda, Babi
3.   
Anjing, Kucing
4.   
Burung
5.   
Insektivora ( Landak,
Kelelawar, Tupai )
CARA PENULARAN :
Kontak dengan
bahan yang tercemar air kemih hewan yang sakit leptopspirosis, melalui :
1       
Selaput lendir (mucosa) mata,
hidung
2       
Kulit yang lecet atau kulit
yang intak, tetapi terendam lama dalam air
3       
Saluran pencernakan
Penularan dari manusia ke manusia jarang
terjadi
MASA INKUBASI :
1       
Masa inkubasi 4 – 19 hari,
( rata – rata 10 hari)
DAERAH RAWAN       
A.  Kriteria
1       
Daerah rawan banjir 
2       
Daerah rawa/ lahan gambut
3       
Daerah persawahan/ peternakan
4       
Daerah pasang surut
5       
Daerah kumuh
B. 
Tindakan
●  Peningkatan kewaspadaan
pada daerah rawan dengan pencarian/ penemuan tersangka / penderita. di unit
pelayanan kesehatan (UPK) melalui  
pemeriksaan klinis yang 
mengarah  pada leptospirosis
    
● Pengobatan penderita/ tersangka.
Pengambilan
sediaan bila ditemukan panderita/ tersangka leptospirosis        
PENCEGAHAN   
A. 
Personal hygiene
B.  Pakaian pelindung
(pembersih septick tank, dll)
C.  Sanitasi lingkungan, termasuk sanitasi kolam
renang
D.  Pada hewan
●   rodent control
●   vaksinasi hewan
●  cara memelihara hewan yang sehat   
MANIFESTASI BERVARIASI
   
●  Sub klinik          
   
●  Demam anikterik ringan : 90 %        
    ●  Demam ikterik berat        : 10 %
1       
 Manifestasi tergantung    
●   Serovar leptospira
●   Usia
●  
Kerentanan
●  
Nutrisi
1.     
Onset leptospirosis mendadak,
ditandai:
1.   
Demam yang remittent, nyeri
kepala, myalgia. conjungtiva suffusion, uveitis, iridosiklitis
2.   
Limfadenopati,
splenomegali, hepatomegali, rash makulo bisa ditemukan meski jarang
3.   
Didapatkan
pleiositosis di cls        meningitis
aseptik pada < 25 % kasus dan 60 % pd. Anak < 14 th
4.   
Torniquet
positip bisa terjadi
5.   
Kematian
jarang terjadi, di cina dilaporkan 2 – 4 %
6.   
Self
limited
7.   
Gejala
klinik menghilang dalam 2 – 3 minggu
2.      Perjalanan penyakit berlangsung cepat,
ditandai dengan:
o Demam dapat persistent
o Ikterus
o Perdarahan
o Gagal ginjal akut : 16 % - 40 %
o Kadar billirubin meningkat tinggi
o Azotemia, oliguria, urinuria terjadi pada minggu ke 2,  tetapi dapat juga terjadi pada hari ke 3
setelah onset 
Komplikasi dapat melibatkan multi sistem :                                                                                              
1       
Paru : 20 % - 70 %,  batuk, nyeri dada, hemophtysis,   adrs, 
efusi pleura  àinfiltrate alveola à sesak 
2       
Jantung : myocarditis à congestive heart failure. gangguan irama jantung, kelainan gambar
EKG, hipotensi sering dijumpai
3       
komplikasi berat dapat
menyebabkan kematian ( 54 % )
No comments:
Post a Comment
Budayakan Berkomentar Atau Bertanya
Silahkan Komentar Di Sini.
Tidak Perlu Mangetik Kata Captcha