Drosophila melanogaster
 memiliki klasifikasi phylum Arthropoda, kelas Insecta, ordo diptera, 
sub ordo Cyclorrhapha, series Acalyptrata, familia Drosophilidae dan 
genus Drosophila (Strickberger, 1962). Drosophila melanogaster (lalat
 buah) adalah suatu serangga kecil dengan panjang dua sampai lima 
milimeter dan komunitasnya sering kita temukan di sekitar buah yang 
rusak atau busuk (Iskandar, 1987). Drosophila melanogaster seringkali digunakan dalam penelitian biologi terutama dalam perkembangan ilmu genetika (Manning, 2006).
Ada beberapa alasan Drosophila melanogaster dijadikan sebagai model organisme yaitu karena Drosophila melanogaster
 ukuran tubuhnya kecil, mudah ditangani dan mudah dipahami, praktis, 
siklus hidup singkat yaitu hanya dua minggu, murah, dan mudah dipelihara
 dalam jumlah besar (Iskandar, 1987), mudah berkembangbiak dengan jumlah
 anak banyak, beberapa mutan mudah diuraikan (King, 1962), memiliki 
empat pasang kromosom raksasa yang terdapat pada kelenjar saliva pada 
fase larva (Strickberger, 1962).
Ada
 beberapa tanda yang dapat digunakan untuk membedakan lalat jantan dan 
betina, yaitu bentuk abdomen pada lalat betina kecil dan runcing, 
sedangkan pada jantan agak membulat. Tanda hitam pada ujung abdomennya 
juga bisa menjadi ciri dalam menentukan jenis kelamin lalat ini tanpa 
bantuan mikroskop. Ujung abdomen lalat jantan berwarna gelap, sedang 
pada betina tidak. Jumlah segmen pada lalat jantan hanya 5, sedang pada 
betina  ada 7. Lalat jantan 
memiliki sex comb, berjumlah 10, terdapat pada sisi paling atas kaki 
depan, berupa bulu rambut kaku dan pendek (Demerec dan Kaufmann, 1961). 
Lalat betina memiliki garis hitam pada permukaan atas abdomen, sedangkan
 pada lalat jantan hanya 3 garis hitam (Wiyono, 1986). Tubuh lalat 
jantan lebih kecil dibandingkan betina dengan tanda-tanda secara 
makroskopis adanya warna gelap pada ujung abdomen, pada kaki depannya 
dilengkapi dengan sisir kelamin yang terdiri dari gigi hitam mengkilap 
(Shorrock, 1972). 
Siklus Hidup Drosophila melanogaster
Drosophila melanogaster  tergolong holometabola, memiliki periode istirahat, yaitu dalam fase pupa. Dalam perkembangannya Drosophila melanogaster mengalami metamorfosis sempurna yaitu melalui fase telur, larva, pupa dan Drosophila melanogaster
 dewasa (Frost, 1959). Lamanya siklus hidup Drosophila melanogaster 
bervariasi sesuai suhu. Rata-rata lama periode telur-larva pada suhu 20⁰C adalah 8 hari, pada suhu 25⁰C lama siklus menurun yaitu 5 hari. Siklus hidup pupa pada suhu 20⁰C adalah sekitar 6,3 hari, sedangkan pada suhu 25⁰C sekitar 4,2 hari. Sehingga pada suhu 25⁰C siklus hidup Drosophila melanogaster dapat sempurna sekitar 10 hari, tetapi pada suhu 20⁰C dibutuhkan sekitar 15 hari. 
Telur 
            Telur Drosophila melanogaster
 memiliki panjang kira-kira setengah milimeter. Bagian struktur punggung
 telur ini lebih datar dibandingkan dengan bagian perut. Telur lalat 
akan nampak di permukaan media makanan setelah 24 jam dari pekawinan 
(Wiyono, 1986). Perkembangan embrio, yang mengikuti pembuahan dan bentuk
 zygot, terjadi pada membran telur (Demerec dan Kaufmann, 1961). Lensa 
tangan akan mempermudah untuk mengamati telur-telur lalat. Setelah 
fertilisasi acak telur berkembang kurang lebih satu hari, kemudian 
menetas menjadi larva (Wiyono, 1986).
Larva
            Sekitar
 satu hari setelah fertilisasi, embrio berkembang dan menetas menjadi 
larva (Manning, 2006). Larva yang baru menetas disebut sebagai larva 
fase (instar) pertama dan hanya nampak jelas bila diamati dengan 
menggunakan alat pembesar. Larva makan dan tumbuh dengan cepat (Demerec 
dan Kaufmann, 1961) kemudian berganti kulit menjadi larva fase kedua dan
 ketiga. Larva fase ketiga, dua sampai tiga hari kenudian berubah 
menjadi pupa (Wiyono, 1986). Setelah penetasan dari telur, larva 
mengalami dua kali molting (ganti kulit) (Demerec dan Kaufmann, 1961), 
memakan waktu kurang lebih empat hari untuk selanjutnya menjadi pupa 
(Wiyono, 1986). Fase terakhir dapat mencapai panjang sekitar 4,5 
milimeter. Larva sangat aktif dan termasuk rakus dalam makan, sehingga 
larva terdebut bergerak pelan pada media biakan. Saat larva siap menjadi
 pupa, mereka berjalan perlahan dan menempeldi permukaan relatif kering,
 seperti sisi botol atau di bagian kertas kering yang diselipkan pada 
pakannya (Demerec dan Kaufmann, 1961).
Pupa
            Pupa
 yang baru terbentuk awalnya bertekstur lembut dan putih seperti kulit 
larva tahap akhir, tetapi secara berlahan akan mengeras dan warnanya 
gelap (Demerec dan Kaufmann, 1961). Diatas dari empat hari, tubuh pupa 
tersebut sudah siap dirubah bentuk dan diberi sayap dewasa, dan akan 
tumbuh menjadi individu baru setelah 12 jam (waktu perubahan fase diatas
 berlaku pada suhu 25⁰C)
 (Manning, 2006). Tahap akhir fase ini ditunjukkan dengan perkembangan 
dalam pupa seperti mulai terlihatnya bentuk tubuh dan organ dewasa 
(imago). Ketika perkembangan tubuh sudah mencapai sempurna maka Drosophila melanogaster dewasa
 akan muncul melalui anterior end dari pembungkus pupa. Lalat dewasa 
yang baru muncul ini berukuran sangat panjang dengan sayap yang belum 
berkembang. Dalam waktu yang singkat, sayap mulai berkembang dan 
tubuhnya berangsur menjadi bulat (Demerec dan Kaufmann, 1961). Hari 
kelima pupa terbentuk dan pada hari kesembilan keluarlah imago dari 
selubung pupa (puparium) (Wiyono, 1986).
Imago
            Perkawinan
 biasanya terjadi setelah imago beumur 10 jam, tetapi meskipun demikian 
lalat betina biasanya tidak segera meletakkan telur sampai hari kedua. 
Lalat buah drosophila pada suhu 25⁰C,
 dua hari setelah keluar dari pupa mulai dapat bertelur 50 sampai 75 
butir per hari sampai jumlah maksimum kurang lebih 400-500 dalam 10 
hari, tetapi pada suhu 20⁰C
 mencapai kira-kira 15 hari (Iskandar, 1987). Jumlah telur tersebut 
dipengaruhi oleh faktor genetik, temperatur lingkungan dan volume tabung
 yang digunakan (Mulyati, 1985). Siklus hidup total terhitung dari telur
 sampai telur kembali berkisar 10-14 hari. 
            Lalat dewasa dapat hidup samapi 10 minggu (Wiyono,1986). Dalam kondisi menguntungkan lalat buah Drosophila
 dewasa dapat hidup lebih dari 40 hari. Sedangkan pada kondisi 
laboratorium banyak dilaporkan bahwa lalat buah dewasa rata-rata mati 
dalam 6 atau 7 hari (Shorrocks, 1972).
Media Drosophila melanogaster
            Drosophila melanogaster
 banyak ditemukan di buah lembut (soft fruits) seperti anggur, pisang 
dan plum, terutama pada buah terlalu matang dan mulai terjadi 
fermentasi. Lalat ini dapat berkembang di media fermentasi lainnya. Di 
dalam laboratorium, Drosophila melanogaster dapat dipelihara pada medium
 pendukung pertumbuhan ragi. Drosophila lebih menyukai makanan yang 
mengandung karbohidrat dengan variasi ragi. Dalam pertumbuhannya, ragi 
menyebabkan diperoleh larva yang besar-besar (Stricberger, 1962 dan 
Shorrocks, 1972). 
            Shorrocks
 (1972) menyatakan bahwa lalat ini memiliki ketertarikan terhadap 
variasi makanan dari campuran senyawa-senyawa organik, seperti dijumpai 
di alam dalam fermentasi buah. Termasuk diantaranya etil alkohol, asam 
laktat, asetic, amilum dan etil asetat. Penggunaan makanan buatan 
memberikan hasil pertumbuhan lalat yang baik sekali (Wiyono, 1986).
DAFTAR PUSTAKA
Demerec dan Kaufman. 1961. Drosophila Guide. Introduction to the Genetics and Cytology of Drosophila melanogaster. Carniegie Institution of Washington, Washington D.C.
Iskandar, D.T. 1987. Petunuk Praktikum Genetika Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati, ITB Bandung.
King, R.C. 1962. Genetics. 2 nd Edition. Oxford University Press, New York.
Manning, G. 2006. A quick and simple introduction to Drosophila melanogaster. http://www.ceolas.org/fly/intro.html. [31 Maret 2010].
Mulyati,
 M.A.S. 1985. Pengaruh Silang dalam terhadap heritabilitas dan keragaman
 lebar thorax, jumlah bulu sternopleural dan jumlah anak pada lalat 
buah. Skripsi. Fakultas peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Shorrocks, B. 1972. Drosophila, Ginn and Company Limited, London. Hal 31-48; 71-76; 103-116.
Strickberger, M.W. 1962. Experiments in Genetics with drosophila. John Wiley and Sons Inc, New York.
Wiyono,
 H.T. 1986. Studi mengenai pentingnya lalat buah Drosophila melanogaster
 sebagai bahan praktikum genetika di SMA. Tesis. Fakultas Pasca sarjana 
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Malang. 
No comments:
Post a Comment
Budayakan Berkomentar Atau Bertanya
Silahkan Komentar Di Sini.
Tidak Perlu Mangetik Kata Captcha