LEARNING OBJECTIVE
Pemeriksaan Fisik Pada Kucing
Umum
Setelah dilakukan sinyalemen/registrasi dan anamnesa maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan umum yang meliputi;
Inspeksi dan adspeksi diantaranya melihat, membau, dan mendengarkan tanpa alat bantu. Diusahakan agar hewan tenang dan tidak curiga kepada pemeriksa. Inspeksi dari jauh dan dekat terhadap pasien secara menyeluruh dari segala arah dan keadaan sekitarnya. Diperhatikan pula ekspresi muka, kondisi tubuh, pernafasan, keadaan abdomen, posisi berdiri, keadaan lubang alami, aksi dan suara hewan (Boddie. 1962).
Pulsu, temperatur dan nafas; Pulsus diperiksa pada bagian arteri femoralis yaitu sebelah medial femur (normal: 92-150/menit). Nafas diperiksa dengan menghitung frekuensi dan memperhatikan kualitasnya dengan melihat kembang-kempisnya daerah thoraco-abdominal dan menempelkan telapak tangan di depan cuping bagian hidung (normal: 26-48/menit). Temperatur diperiksa pada rectum dengan menggunakan termometer (normal: 37,6-39,4) (Boddie. 1962).
Selaput lendir.
Conjunctiva diperiksa dengan cara menekan dan menggeser sedikit saja kelopak mata bawah. Penampakan conjunctiva pada kucing tampak pucat. Membran mukosa yang tampak anemi (warna pucat) dan lembek merupakan indikasi anemia. Intensitas warna conjunctiva dapat menunjukkan kondisi peradangan akut seperti enteritis, encephalonitis dan kongesti pulmo akut. Cyanosis (warna abu- abu kebiruan) dikarenakan kekurangan oksigen dalam darah, kasusnya berhubungan dengan pulmo atau sistem respirasi. Jaundice (warna kuning) karena terdapatnya pigmen bilirubin yang menandakan terdapatnya gangguan pada hepar. Hiperemi (warna pink terang) adanya hemoragi petechial menyebabkan hemoragi purpura (Boddie. 1962).
Sistemik
Sistem Pencernaan
Pakan/minum diberikan untuk melihat nafsu makan dan minum. Kemudian dilihat juga keadaan abdomen antara sebelah kanan dan kiri. Mulut, dubur, kulit sekitar dubur dan kaki belakang juga diamati, serta cara defekasi dan tinjanya.
Mulut, Pharynx, dan Oesophagus; Mulut anjing dibuka dengan menekan bibir kebawah gigi atau ke dalam mulut, dan dilakukan inspeksi. Bila perlu, tekan lidah dengan spatel agar dapat dilakukan inspeksi dengan leluasa seperti bau, mulut, selaput lendir mulut, pharynx, lidah, gusi, dan gigi-geligih serta kemungkinan adanaya lesi, benda asing, perubahan warna, dan anomali lainnya. Oesophagus dipalpasi dari luar sebelah kiri dan pharynx. (Boddie. 1962).
Abdomen; Inspeksi dilakukan pada abdomen bagian kiri dan kanan dengan memperhatikan isi abdomen yang teraba serta dilakukan auskultasi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui peristaltik usus. Lakukan pula eksplorasi dengan jari kelingking, perhatikan kemungkinan adanya rasa nyeri pada anus atau rektum, adanya benda asing atau tinja yang keras. (Boddie. 1962).
Sistem Pernafasan
Adanya aksi-aksi atau pengeluaran seperti batuk, bersin hick-up, frekuensi dan tipe nafasnya perlu diperhatikan.
Hidung; Perhatikan keadaan hidung dan leleran yang keluar, rabalah suhu lokal dengan menempelkan jari tangan pada dinding luar hidung. Serta lakukanlah perkusi pada daerah sinus frontalis.
Pharynx, Larinx, Trakea; Dilakukan palpasi dari luar dengan memperhatikan reaksi dan suhunya, perhatikan pula limfoglandula regional, suhu, konsistensi, dan besarnya, lalu bandingkan antara limfoglandula kanan dan kiri.
Rongga dada; Perkusi digital dilakukan dengan membaringkan kucing pada alas yang kompak, dan diperhatikan suara perkusi yang dihasilkan. Palpasi pada intercostae lalu perhatikan adanya rasa nyeri pada pleura dan edeme subcutis. (Boddie. 1962).
Sistem Sirkulasi
Diperhatikan adanya kelainan alat peredaran darah seperti anemia, sianosis, edema atau ascites, pulsus venosus, kelainan pada denyut nadi, dan sikap atau langkah hewan. Periksa frekuensi, irama dan kualitas pulsus atau nadi, kerjakan pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi pada daerah jantung (sebelah kiri). Perhatikan pula adanya pulsasi di daerah vena jugularis dengan memeriksa pada 1/3 bawah leher (Boddie. 1962).
Sistem Limphatica
Dilakukan inspeksi, untuk mengetahui kemungkinan adanya kebengkakan limfoglandula. Limfoglandula yang dapat dipalpasi pada kucing yaitu; lgl. submaxillaris, lgl. parotidea, lgl. retropharyngealis, lgl. cervicalis anterior, lgl. cervicalis medius, lgl. cervicalis caudalis, lgl. prescapularis, lgl. axillaris (dapat teraba jika kaki diabduksikan), lgl. inguinalis, lgl. superficialis (pada betina disebut lgl. supramammaria), lgl. poplitea, lgl. mesenterialis. Palpasi dilakukan di daerah lgl, dengan memperhatikan reaksi, panas, besar dan konsistensinya serta simetrinya kanan dan kiri (Boddie. 1962).
Sistem Lokomotor
Perhatikanlah posisi, cara berdiri dan berjalan hewan. Periksalah musculi dengan membandingkan ekstremitas kanan dan kiri. Serta melakukan palpasi. Perhatikan pula suhu, kontur, adanya rasa nyeri dan pengerasan. Pemeriksaan tulang seperti musculi diperhatikan bentuk, panjang dan keadaan. Persendian diperiksa dengan cara inspeksi cara berjalan dan keadaan persendian, lakukanlah palpasi apakah ada penebalan, cairan (pada kantong synovial ataukah pada vagina tendinea) (Boddie. 1962).
Organ Uropoetica
Perhatikanlah sikap pada waktu kencing. Amati air seni (kemih) yang keluar, warnanya, baunya dan adanya anomali (darah, jonjot, kekeruhan dan lain sebagainya).
Ginjal; Kucing diperiksa denagn melakukan palpasi pada daerah lumbal. Pada kucing ginjalnya menggantung seperti kue bakpia atau mainan yoyo. Perhatikan reaksi, besar, konsistensi dan simetrinya.
Vesica urinaria; Palpasi rongga perut pada waktu isi, kosongkan dengan kateter, palpasi pada keadaan kosong dari kemih, raba kemungkinan adanya benda asing (batu, tumbuh ganda) atau adanya pembengkakan/penebalan dinding vesica urinaria.
Kateterisasi/pengambilan urin; Kateter diambil sesuai dengan kelamin dan besar hewan. Kateter dimasukkan secara legeartis (kateter steril, dengan lubricant yang steril, tidak megiritasi dan mengandung antiseptika).
Pemeriksaan urin; Seperti pemeriksaan fisik, warna, kekentalan, adanya benda-benda yang mencurigakan dan bau. Pada pemeriksaan laboratorium, minimal harus dilakukan pemeriksaan protein, pH, dan endapan, bila perlu ambil darahnya untuk pemeriksaaan urea (BUN; blood urea nitrogen) dan kreatinin (Boddie. 1962).
Sistem Syaraf
Syaraf pusat
Perhatikan aktifitas otot, stimulasi dengan meraba, memijit, menusuk, mencubit dengan jari atau arteri klem atau pinset chirurgis.
Reflex superficial; Conjungtiva (untuk serabut sensorik dari cabang ophthalmic dan cabang maxillaries syaraf cranial V). Cornea (untuk serabut sensorik dari cabang ophthalmic dan maxillaris cabang syaraf cranial V). Pupil (N. opticus: sensorik, N. oculomotorius: motorik). Perineal (N. spinalis) sentuh perineum, perhatikan reaksinya. Pedal (arcus reflex): sentuh, pijit, pinset (cubit) telapak kaki/interdigiti, perhatikan reaksi menarik pada kaki.
Reflex profundal; Patella, pada hewan kecil dilakukan dalam keadaan berbaring, pukul pada ligamentum patellae mediale. Bila reflex bagus m. quardriseps femoris akan berkontraksi mendadak/menendang. Tarsal, lakukan perkusi pada tendo achilles, bila refleksnya bagus maka m. gastrocnemius akan berkontraksi (tampak menendang).
Reflex organic; Menelan (koordinasi neuromuscular di daearah pharynx dan oesophagus, gangguan mekanisme ini terjadi pada tetanus, keracunan strichnin, tetani, paralyse N. XII dan N. X). respirasi (pusat reflex di medulla oblongata, otak, medulla spinalis daerah thorax). Defekasi (syaraf yang menginervasi spincter ani) (Boddie. 1962).
Macam-Macam Ektoparasit Pada Kucing
Tungau (Mites)
Diagnosa Terhadap Ektoparasit
Penetuan diagnosis pasti dilakukan dengan memeriksa saluran telinga dengan otoskop, setelah dibersihkan dari eksudat dan serumen dengan larutan perhidrol (H2O2) 3% atau larutan pencair serumen, yang tersusun dari propilen glikol, asam malat, asam salisilat dan asam benzoat. Parasit juga dapat diperoleh dengan cara memasukkan cairan minyak ke dalam saluran telinga, telinga dimasase, lalu disedot secara mikroskopik. Karena adanya radang maka keluarlah eksudat radang, yang dengan infeksi kuman akan menghasilkan leleran nanah dengan bau yang menusuk. Oleh rasa nyeri dan gatal, kepala digeleng-gelengkan dan bila hanya satu telinga yang menderita posisi kepala akan miring dengan telinga yang menderita akan lebih rendah (Subronto., 2006).
Handling & Restrain Pada Kucing
Cara handling & restrain dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu manual dan kimia.
Cara handling & restrain dengan bahan kimia seperti;
a. Mayor transquillezer (untuk transportasi hewan karena menimbulkan efek menenangkan)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 1998. http://www.doctordog.com/catbook/cathand.html. 26/5/2009. 8:31:44 PM
Boddie., G.F. 1962. Diagnostic Methods in Veterinary Medicine. Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
Rock., A. 2007. Veterinary Pharmakologi. London: Elsecler
Subronto., 2006. Penyakit Infeksi Parasit Dan Mikroba Pada Anjing Dan Kucing. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
- PEMERIKSAAN FISIK PADA KUCING
- MACAM-MACAM EKTOPARASIT PADA KUCING
- DIAGNOSA TERHADAP EKTOPARASIT
Pemeriksaan Fisik Pada Kucing
Umum
Setelah dilakukan sinyalemen/registrasi dan anamnesa maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan umum yang meliputi;
Inspeksi dan adspeksi diantaranya melihat, membau, dan mendengarkan tanpa alat bantu. Diusahakan agar hewan tenang dan tidak curiga kepada pemeriksa. Inspeksi dari jauh dan dekat terhadap pasien secara menyeluruh dari segala arah dan keadaan sekitarnya. Diperhatikan pula ekspresi muka, kondisi tubuh, pernafasan, keadaan abdomen, posisi berdiri, keadaan lubang alami, aksi dan suara hewan (Boddie. 1962).
Pulsu, temperatur dan nafas; Pulsus diperiksa pada bagian arteri femoralis yaitu sebelah medial femur (normal: 92-150/menit). Nafas diperiksa dengan menghitung frekuensi dan memperhatikan kualitasnya dengan melihat kembang-kempisnya daerah thoraco-abdominal dan menempelkan telapak tangan di depan cuping bagian hidung (normal: 26-48/menit). Temperatur diperiksa pada rectum dengan menggunakan termometer (normal: 37,6-39,4) (Boddie. 1962).
Selaput lendir.
Conjunctiva diperiksa dengan cara menekan dan menggeser sedikit saja kelopak mata bawah. Penampakan conjunctiva pada kucing tampak pucat. Membran mukosa yang tampak anemi (warna pucat) dan lembek merupakan indikasi anemia. Intensitas warna conjunctiva dapat menunjukkan kondisi peradangan akut seperti enteritis, encephalonitis dan kongesti pulmo akut. Cyanosis (warna abu- abu kebiruan) dikarenakan kekurangan oksigen dalam darah, kasusnya berhubungan dengan pulmo atau sistem respirasi. Jaundice (warna kuning) karena terdapatnya pigmen bilirubin yang menandakan terdapatnya gangguan pada hepar. Hiperemi (warna pink terang) adanya hemoragi petechial menyebabkan hemoragi purpura (Boddie. 1962).
Sistemik
Sistem Pencernaan
Pakan/minum diberikan untuk melihat nafsu makan dan minum. Kemudian dilihat juga keadaan abdomen antara sebelah kanan dan kiri. Mulut, dubur, kulit sekitar dubur dan kaki belakang juga diamati, serta cara defekasi dan tinjanya.
Mulut, Pharynx, dan Oesophagus; Mulut anjing dibuka dengan menekan bibir kebawah gigi atau ke dalam mulut, dan dilakukan inspeksi. Bila perlu, tekan lidah dengan spatel agar dapat dilakukan inspeksi dengan leluasa seperti bau, mulut, selaput lendir mulut, pharynx, lidah, gusi, dan gigi-geligih serta kemungkinan adanaya lesi, benda asing, perubahan warna, dan anomali lainnya. Oesophagus dipalpasi dari luar sebelah kiri dan pharynx. (Boddie. 1962).
Abdomen; Inspeksi dilakukan pada abdomen bagian kiri dan kanan dengan memperhatikan isi abdomen yang teraba serta dilakukan auskultasi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui peristaltik usus. Lakukan pula eksplorasi dengan jari kelingking, perhatikan kemungkinan adanya rasa nyeri pada anus atau rektum, adanya benda asing atau tinja yang keras. (Boddie. 1962).
Sistem Pernafasan
Adanya aksi-aksi atau pengeluaran seperti batuk, bersin hick-up, frekuensi dan tipe nafasnya perlu diperhatikan.
Hidung; Perhatikan keadaan hidung dan leleran yang keluar, rabalah suhu lokal dengan menempelkan jari tangan pada dinding luar hidung. Serta lakukanlah perkusi pada daerah sinus frontalis.
Pharynx, Larinx, Trakea; Dilakukan palpasi dari luar dengan memperhatikan reaksi dan suhunya, perhatikan pula limfoglandula regional, suhu, konsistensi, dan besarnya, lalu bandingkan antara limfoglandula kanan dan kiri.
Rongga dada; Perkusi digital dilakukan dengan membaringkan kucing pada alas yang kompak, dan diperhatikan suara perkusi yang dihasilkan. Palpasi pada intercostae lalu perhatikan adanya rasa nyeri pada pleura dan edeme subcutis. (Boddie. 1962).
Sistem Sirkulasi
Diperhatikan adanya kelainan alat peredaran darah seperti anemia, sianosis, edema atau ascites, pulsus venosus, kelainan pada denyut nadi, dan sikap atau langkah hewan. Periksa frekuensi, irama dan kualitas pulsus atau nadi, kerjakan pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi pada daerah jantung (sebelah kiri). Perhatikan pula adanya pulsasi di daerah vena jugularis dengan memeriksa pada 1/3 bawah leher (Boddie. 1962).
Sistem Limphatica
Dilakukan inspeksi, untuk mengetahui kemungkinan adanya kebengkakan limfoglandula. Limfoglandula yang dapat dipalpasi pada kucing yaitu; lgl. submaxillaris, lgl. parotidea, lgl. retropharyngealis, lgl. cervicalis anterior, lgl. cervicalis medius, lgl. cervicalis caudalis, lgl. prescapularis, lgl. axillaris (dapat teraba jika kaki diabduksikan), lgl. inguinalis, lgl. superficialis (pada betina disebut lgl. supramammaria), lgl. poplitea, lgl. mesenterialis. Palpasi dilakukan di daerah lgl, dengan memperhatikan reaksi, panas, besar dan konsistensinya serta simetrinya kanan dan kiri (Boddie. 1962).
Sistem Lokomotor
Perhatikanlah posisi, cara berdiri dan berjalan hewan. Periksalah musculi dengan membandingkan ekstremitas kanan dan kiri. Serta melakukan palpasi. Perhatikan pula suhu, kontur, adanya rasa nyeri dan pengerasan. Pemeriksaan tulang seperti musculi diperhatikan bentuk, panjang dan keadaan. Persendian diperiksa dengan cara inspeksi cara berjalan dan keadaan persendian, lakukanlah palpasi apakah ada penebalan, cairan (pada kantong synovial ataukah pada vagina tendinea) (Boddie. 1962).
Organ Uropoetica
Perhatikanlah sikap pada waktu kencing. Amati air seni (kemih) yang keluar, warnanya, baunya dan adanya anomali (darah, jonjot, kekeruhan dan lain sebagainya).
Ginjal; Kucing diperiksa denagn melakukan palpasi pada daerah lumbal. Pada kucing ginjalnya menggantung seperti kue bakpia atau mainan yoyo. Perhatikan reaksi, besar, konsistensi dan simetrinya.
Vesica urinaria; Palpasi rongga perut pada waktu isi, kosongkan dengan kateter, palpasi pada keadaan kosong dari kemih, raba kemungkinan adanya benda asing (batu, tumbuh ganda) atau adanya pembengkakan/penebalan dinding vesica urinaria.
Kateterisasi/pengambilan urin; Kateter diambil sesuai dengan kelamin dan besar hewan. Kateter dimasukkan secara legeartis (kateter steril, dengan lubricant yang steril, tidak megiritasi dan mengandung antiseptika).
Pemeriksaan urin; Seperti pemeriksaan fisik, warna, kekentalan, adanya benda-benda yang mencurigakan dan bau. Pada pemeriksaan laboratorium, minimal harus dilakukan pemeriksaan protein, pH, dan endapan, bila perlu ambil darahnya untuk pemeriksaaan urea (BUN; blood urea nitrogen) dan kreatinin (Boddie. 1962).
Sistem Syaraf
Syaraf pusat
- N. olfactorius (pembau). Pada anjing dan kucing dengan cara mendekatkan ikan, daging dan lain sebagainya yang merangsang syaraf pembau tanpa mendengar atau melihat.
- N. opticus (penglihatan). Gerakkan jari telunjuk di muka matanya, perhatikan apakah hewan mengikuti gerakan telunjuk, dan perhatikan reaksi pupil.
- N. oculomotorius, N. trochlearis, N. abducens. Perhatikan pergerakan palpebrae atas, dan gerakan bola mata serta pupil. Untuk pemeriksaan pupil tutup salah satu mata, buka cepat dan perhatikan reaksinya terhadap sinar.
- N. trigeminus untuk sensorik, mototrik, dan sekretorik. Lakukan rangsangan dan perhatikan reaksinya pada otot-otot daerah kepala dan mata, perhatikan saliva dan lakrimasi. Perhatikan adanya hyperaesthesi, paralisa dan adanya sekresi yang berlebihan atau berkurang, perhatikan cara mastikasi juga.
- N. facialis (wajah). Perhatikan kontur m. facialis, apakah lumpuh bilateral atau muka/bibir menggantung sebelah pada kelumpuhan unilateral.
- N. auditorius (pendengaran/keseimbangan). Perhatikan apakah hewan miring sebelah, sempoyongan, dan panggil namanya. Pada telinga pakai lampu (penlight) atau otoscope, periksa adanya radang, cairan, kotoran, dan pertumbuhan abnormal.
- N. glossopharingeal. Pada anjing buka mulut rangsang bagian belakang pharynx. Pada hewan besar perhatikan cara menelan.
- N. vagus (organ dalam) untuk sensorik dan motorik, pada jantung kerjanya inhibitor.
- N. spinal accessories. Perhatikan scapulae, pada paralisa unilateral salah satu scapulae menggantung (kelumpuhan syaraf yang menginervasi m. trapezius/m. sternocephalicus).
- N. hypoglossus. Perhatikan lidah apakah menjulur keluar (paralisa bilateral) atau menjulur ke salah satu mulut (paralisa unilateral) (Boddie. 1962).
Perhatikan aktifitas otot, stimulasi dengan meraba, memijit, menusuk, mencubit dengan jari atau arteri klem atau pinset chirurgis.
Reflex superficial; Conjungtiva (untuk serabut sensorik dari cabang ophthalmic dan cabang maxillaries syaraf cranial V). Cornea (untuk serabut sensorik dari cabang ophthalmic dan maxillaris cabang syaraf cranial V). Pupil (N. opticus: sensorik, N. oculomotorius: motorik). Perineal (N. spinalis) sentuh perineum, perhatikan reaksinya. Pedal (arcus reflex): sentuh, pijit, pinset (cubit) telapak kaki/interdigiti, perhatikan reaksi menarik pada kaki.
Reflex profundal; Patella, pada hewan kecil dilakukan dalam keadaan berbaring, pukul pada ligamentum patellae mediale. Bila reflex bagus m. quardriseps femoris akan berkontraksi mendadak/menendang. Tarsal, lakukan perkusi pada tendo achilles, bila refleksnya bagus maka m. gastrocnemius akan berkontraksi (tampak menendang).
Reflex organic; Menelan (koordinasi neuromuscular di daearah pharynx dan oesophagus, gangguan mekanisme ini terjadi pada tetanus, keracunan strichnin, tetani, paralyse N. XII dan N. X). respirasi (pusat reflex di medulla oblongata, otak, medulla spinalis daerah thorax). Defekasi (syaraf yang menginervasi spincter ani) (Boddie. 1962).
Macam-Macam Ektoparasit Pada Kucing
Tungau (Mites)
- Demodex canis
- Sarcoptes scabiei var canis
- Notoedres cati
- Otodectes cynotis
- Pneumonyssus caninum
- Trombicula minor; T. sarcina
- Acomatacarus australiensis
- Cheyletiella parasitovorax; C. yasguri
- Ctenocephalidis canis; Ct. felis
- Pulex irritans
- Leptopsylla musculi
- Notopsyllus fasciatus
- Xenopsylla cheopis
- Pygiopsylla cangrua
- Spilopsyllus cuniculi
- Echidnophaga myrmecobii; E. perilis
- E. gallinacea
- Trichodectes canis
- Heterodoxus spiniger; H. longitarsus
- Linognathus setosus
- Ixodes holocyclus; I. australiensis;
- I. cornuatus, I. myrmecobii; I. tasmani
- Boophilus microplus
- Haemaphysalis bancrofi; H. longicornis
- Rhipicephalus caungineus
- Amblyomma triguttatum queenslandense;
- Am. t. triguttatum
- Aponomma auruginans
- Ornithodorus gurneyi
- Stomoxys calcitrans
- Anopheles bancrofi; An. farrauti
- An. annulipes
- Aedes theobadi; Ae. vittiger; Ae. albothorax;
- Ae. aegyt; Ae. vigilax culex annulirostris;
- Cx. molestus; Cx. fatigans; Cx. australicus
- Coquillettidia linealis. Subronto., 2006).
Diagnosa Terhadap Ektoparasit
Penetuan diagnosis pasti dilakukan dengan memeriksa saluran telinga dengan otoskop, setelah dibersihkan dari eksudat dan serumen dengan larutan perhidrol (H2O2) 3% atau larutan pencair serumen, yang tersusun dari propilen glikol, asam malat, asam salisilat dan asam benzoat. Parasit juga dapat diperoleh dengan cara memasukkan cairan minyak ke dalam saluran telinga, telinga dimasase, lalu disedot secara mikroskopik. Karena adanya radang maka keluarlah eksudat radang, yang dengan infeksi kuman akan menghasilkan leleran nanah dengan bau yang menusuk. Oleh rasa nyeri dan gatal, kepala digeleng-gelengkan dan bila hanya satu telinga yang menderita posisi kepala akan miring dengan telinga yang menderita akan lebih rendah (Subronto., 2006).
Handling & Restrain Pada Kucing
Cara handling & restrain dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu manual dan kimia.
Cara handling & restrain dengan bahan kimia seperti;
a. Mayor transquillezer (untuk transportasi hewan karena menimbulkan efek menenangkan)
- Golongan Phenotiazine: klorpromazine, promazin, prometazin
- Golongan Butyrophenon: haloperodrol, droperidrol
- Golongan Alkaloid : reserpin, zylasin
- Benzodiazepam
- Medobromad
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 1998. http://www.doctordog.com/catbook/cathand.html. 26/5/2009. 8:31:44 PM
Boddie., G.F. 1962. Diagnostic Methods in Veterinary Medicine. Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
Rock., A. 2007. Veterinary Pharmakologi. London: Elsecler
Subronto., 2006. Penyakit Infeksi Parasit Dan Mikroba Pada Anjing Dan Kucing. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
No comments:
Post a Comment
Budayakan Berkomentar Atau Bertanya
Silahkan Komentar Di Sini.
Tidak Perlu Mangetik Kata Captcha