Daftar

PREDIKSI Soal SNMPTN Kemampuan IPS, Ekonomi soal no 1-5



Gunakan PETUNJUK A untuk menjawab soal nomor 1
sampai dengan nomor 12!
PREDIKSI Soal SNMPTN no. 1  Kehidupan suatu perusahaan tidak dapat
dipisahkan dari permasalahan perputaran uang
yang ada di suatu negara, karena ….
(A) uang mempakan simbol dari sistem ekonomi
modern yang tidak dapat dipisahkan dari
kepentingan para pemilik perusahaan
(B) uang merupakan alat/sarana yang diterima
oleh khalayak umum untuk melakukan proses
transaksi jual-beli sehingga menjadi basis
dari sistem mekanisme transaksi perusahaan
dengan sistem lingkungannya
(C) kegiatan ekonomi sebuah perusahaan
bermuara pads keinginan pemiliknya untuk
menguasai sumber daya bisnis yang terkait
secara langsung dengan jumlah uang yang
beredar
(D) uang adalah lambang kebanggaan nasional
suatu bangsa untuk dapat diterima dalam
sistem kegiatan ekonomi dunia, sehingga
perusahaan akan diuntungkan apabila mereka
mampu mewujudkan kinerja finansial yang
tinggi
(E) uang adalah faktor ekonomi yang bersinggungan
langsung dengan keinginan manusia
untuk membangun hubungan sosial dengan
lingkungan sosial kemasyarakatannya melalui
perusahaan sebagai wadah kegiatan ekonomi
Pembahasan Soal SNMPTN no.1 Uang merupakan sarana vital atau benda yang dilegalkan sebagai alat perantara pertukaran atau perdagangan di masyakarat. Jawaban: B
PREDIKSI Soal SNMPTN no. 2 Opportunity cost untuk menghasilkan suatu unit
tambahan dari barang ‘N’ dapat diartikan sebagai
….
(A) laba yang diperoleh karena memproduksi
barang `N’
(B) barang lain yang harus dikorbankan untuk
mendapatkan barang ‘N’
(C) harga satuan barang ‘N’
(D) metode yang paling murah untuk mendapatkan
barang ‘N’
(E) jumlah barang ‘N’ yang dapat dibeli
Pembahasan Soal SNMPTN no.2 Opportunity cost untuk mendapatkan nilai tambahan dari barang N maksudnya yakni munculnya biaya atas tidak dipilhnya barang lain (misal M) yang harus dikorbankan utnuk mendapatkan barang N itu sendiri. Jawaban: B
PREDIKSI Soal SNMPTN no. 3 Kebijakan devaluasi tidak akan berhasil memperbaiki
neraca pembayaran yang defisit apabila ….
(A) elastisitas ekspor > elastisitas impor
(B) elastisitas ekspor < elastisitas impor
(C) elastisitas ekspor + elastisitas impor < 1
(D) elastisitas ekspor + elastisitas impor > 1
(E) elastisitas ekspor = elastisitas impor
Pembahasan Soal SNMPTN no.3 Kebijakan devaluasi yakni kebijakan yang dilakukan Pemerintah dengan menurunkan nilai mata uang domsetik dengan tujuan menaikkan ekspor. Kebijakan devaluasi tidak berhasil apabila elastisitas ekspor lebih dari elastisitas impor.
Jawaban: A
PREDIKSI Soal SNMPTN no. 4 Perusahaan yang menginginkan kondisi likuiditas
yang tinggi paling mungkin akan melakukan
tindakan berikut ….
(A) menjual murah sahamnya sehingga kas
meningkat
(B) mengurangi persediaan barang dagangan
(C) meningkatkan modal kerjanya
(D) menambah saldo utang dagangnya
(E) memperluas ruangan pabriknya
Pembahasan Soal SNMPTN no.4 Dengan menjual murah saham berarti akan mampu menambah uang kas yang masuk (likuiditas) sehingga bisa dilakukan untuk menutup biaya operasi dan atau investasi. Jawaban: A
PREDIKSI Soal SNMPTN no. 5 Bila harga barang naik, maka ….
(A) permintaan turun
(B) penawaran naik
(C) penawaran turun
(D) permintaan naik
(E) permintaan tetap
Pembahasan Soal SNMPTN no.5 Dari sisi konsumen, apabila ada kenaikan harga pada suatu barang maka akan menyebabkan turunnya kuantitas barang yang diminta. Ini sesuai dengan hukum permintaan. Jawaban: A

Sumber

Uji MIC, Uji Patogenisitas dan Isolasi Genom (Metode CTAB)


Mikrob target diremajakan kembali untuk digunakan dalam uji Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Mikrob target ini juga dibiakkan dalam media NB dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu  ruang.
     Isolat bakteri filosfer penghasil antimikrob yang telah diinkubasi kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diambil hasil sentrifugasi dimasukkan kedalam 5 tabung reaksi dengan konsentrasi yang berbeda-beda masing-masing 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, dan 100%. Setelah itu, masing-masing tabung diisi dengan 1 ml bakteri target. Biakan uji MIC tersebut lalu diinkubasi selama 24 jam. Kemudian diamati kekeruhan masing-masing biakan di dalam tabung reaksi. MIC ditentukan berdasarkan kekeruhan biakan.
Uji Patogenisitas
     Permukaan media agar darah digoreskan isolat bakteri filosfer. Setelah itu diinkubasi selama 24 jam, lalu diamati ada atau tidaknya zona bening. Isolat yang disekitarnya terdapat zona bening berarti bersifat patogen.
Isolasi Genom (Metode CTAB)
Sebanyak 1.5 ml kultur bakteri disentrifugasi 10000 rpm selama 10 menit. Pelet diresuspensi menggunakan bufer TAE 1x dan disentrifugasi kembali. Sebanyak 5 µl lisozim ditambahkan kedalam suspensi, kemudian diinkubasi pada suhu 37 0C selama 30 menit. SDS 10% sebanyak 500 µl ditambahkan kedalam campuran, inkubasi dilakukan selama 60 menit pada suhu 37 0C. Sebanyak 100 µl CTAB 10% dan 80 µl NaCl 5M ditambahkan lalu diinkubasi selama 20 menit pada suhu 650C. Pemisahan DNA dari molekul organik lainnya dilakukan dengan penambahan 650 µl PCI (suspensi di vorteks), kemudian campuran disentrifugasi 12000 rpm selama 10 menit, lapisan atas pada tabung mikro dipindahkan ke tabung mikro yang baru lalu ditambahkan 650 µl larutan CI. Campuran disentrifugasi 12000 rpm selama 10 menit. Lapisan atas dipindahkan ke tabung mikro baru dan ditambah etanol absolut sebanyak 2x volume larutan suspensi DNA. Inkubasi dilakukan 12 jam pada suhu     -20 0C untuk mengendapkan DNA. Setelah 12 jam, suspensi disentrifugasi 12000 rpm selama 10 menit. Pelet DNA dibilas dengan etanol 70%. Kemudian pelet dibiarkan kering udara selama 12 jam. Setelah kering pelet DNA diresuspensi dengan 20 µl ddH2O steril. Visualisasi isolasi DNA Genom dilakukan dengan metode elektroforesis pada gel agarosa.
Amplifikasi Gen Pengkode 16s-rRNA dengan Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR)
     Reaksi PCR untuk mengamplifikasi 16s-rDNA dilakukan dengan mencampurkan 12.5 bufer PCR GC II, 4 µl dNTPs (2.5 mM/dNTP), 1 µl primer 63 f (CAGGCCTAACACATGCAAGTC) (5 nm), 1 µl primer 1387 r (GGGCGGWGTGTACAAGGC) (5 nm), 4 µl DNA cetakan, dan 0.25 µl (5 unit/µl) enzim Taq DNA polymerase (TAKARA) dan 2.25 µl ddH2O hingga volume reaksi PCR menjadi 25 µl. Reaksi PCR dilakukan sebanyak 30 siklus dengan masing-masing tahap yaitu: 1. Predenaturasi (94 0C, 5 menit); 2. Denaturasi (94 0C, 1 menit); 3. Annealing (55 0C, 1 menit); 4. Polimerisasi (72 0C, 1 menit). Post PCR dilakukan pada suhu 72 0C selama 2 menit.   Visualisasi amplikon 16s-rDNA, pks dan nrps dilakukan melalui elektroforesis.
     Hasil amplifikasi gen PCR ini kemudian disekuen untuk mengetahui susunan basa pada DNA bakteri. Susunan basa DNA tersebut lalu dianalisis bioinformatik untuk mengidentifikasi jenis bakteri filosfer reundeu. Setelah diketahui spesies bakteri filosfer reundeu, selanjutnya dianalisis kekerabatannya dengan membuat pohon filogenetik.

Penyakit Bakteri Virus Parasit dan Jamur Pada Unggas


Bakteri
·         Colibacilosis
·         Pasteurelosis (fowl collera)
·         Salmonellosis (Fowl thypoid)
·         Chlamydiosis
·         Mycoplasmosis
·         Pseudomonas
·         Coryza (Haemophillus)

Virus
·         Gumboro (Infectious Bursal disease) (Birnavirus)
·         ND (Newcatle Disease) (Rubulavirus)
·         Tetelo
·         Marek’s Disease (Alphaherpesvirinae)
·         Salesma
·         Adenovirus infection (Aviadenovirus)
·         Avian encephalomyelitis (Enterovirus)
·         Avian Influenza (Influenza virus A)
·         Avian leukosis (Alpharetrovirus)
·         Eastern Equine encephalitis (Alphavirus)
·         Avian infectious brochitis (Coronavirus)
·         Avianreovirus disease (Orthoreovirus)
·         Infectious laryngotracheitis (Alphaherpesvirinae)
·         Duck Hepatitis (enterovirus)
·         Duck plague (Alphaherpesvirinae)
·         Avian pox (Avipoxvirus)
Cacing
·         Davaineasis
·         Amoebotaeniasis
·         Ascariasis
·         Heterakiasis
·         Gave Worm Disease (Syngamus trachea)
·         Oxyspiruriasis
·         Chapillariasis

Protozoa
·         Malaria Unggas (Plasmodium, Haemoproteus, Lecocytozoon)
·         Aegyptianellosis (Aegyptinella pullorum)
·         Coccidiosis (Eimeria)
·         Histomonosis (H.maleagridis)
·         Cryptosporidiosis
Atropoda
·         Phthiriasis (Pinjal)
·         Pedikulosis (Kutu)
·         Infestasi Caplak
·         Infestasi Nyamuk dan Lalat.
·         Myasis
·         Infestasi Tungau

Jamur
·         Aspergillosis
·         Candidiasis

Penyakit Bakteri Virus Parasit dan Jamur Pada Kuda


Bakteri
·         Clostridiosis (Cl. septicum & C.tetani)
·         Antraks
·         Colibacilosis
·         Salmonellosis
·         Paratubercullosis (Mycobacterium)
·         Streptococosis
·         Pseudomonas
·         Proteus
·         Actinobacillosis

Virus
·         African horse sicknesss (Orbivirus)
·         Borna disease (Bornavirus)
·         Eastern equine encephalitis (Alphavirus)
·         Equine arteritis (Arterivirus)
·         Equine enchepalosis (Orbivirus)
·         Equine infectious anemia (Lentivirus)
·         Venezuelan equine enchepaytis (Alphavirus)
·         Western Equine enchepalitis (Alphavirus)
·         Adenovirus pneumonia (Mastadenovirus)
·         Equine influenza (influenza virus A)
·         Equine rhinopneumonitis (Aphaherpesvirinae)
·         Equine Abortion (Alphahervesvirinae)
·         Rotavirus Gastroenteritis
·         Equine Coital Exanthema (Alphaherpesvirus)
·         Equine papillomatosis
·         Equine Sarcoid (Papillomavirus)
·         Vesicular stomatitis (Vesiculovirus)
·          
Cacing
·         Cestodiosis
·         Ascariasis
·         Strongylosis
·         Habronemosis
·         Strongylodiasis
·         Oxyuriasis
Protozoa
·         Nagana (Trypanozoma brucei)
·         Surra (Trypanozoma evansi)
·         Anaplasmosis
·         Coccidiosis (Eimeria)
·         Cryptosporidiosis
·         Trichomonosis (Trichomonas fetus)
Atropoda
·         Demodikosis
·         Scabies
·         Phthiriasis (Pinjal)
·         Pedikulosis (Kutu)
·         Infestasi Caplak
·         Infestasi Nyamuk dan Lalat.
·         Myasis

Jamur
·         Aspergillosis
·         Strawberry Footrot (Dermatophilus congolensis)