// Scabies merupakan penyakit kulit yang sering ditemukan di Indonesia.
Hal ini dikarenakan iklim tropis Indonesia sangat mendukung perkembangan agen
penyebab scabies. Selain itu, kepekaan individu juga berpengaruh terhadap
infestasi oleh agen. Kurang perhatian pemilik terhadap hewan dapat memicu
terjadinya penyakit, misalnya hewan mengalami malnutrisi sehingga rentan
terhadap penyakit atau pemilik kurang menjaga kebersihan hewan tersebut.
Etiologi
Penyebab dari scabies adalah tungau (mange) dari ordo Acarina, yaitu
Sarcoptes scabiei var. canis pada anjing, dan Sarcoptes scabiei var. felis
pada kucing. Sedangkan, penyebab scabies pada manusia adalah Sarcoptes
scabiei var. hominis. Antara Sarcoptes scabiei satu dengan yang lain memiliki
struktur yang identik tetapi secara fisiologis berbeda. Oleh karena itu,
Sarcoptes scabiei dapat berpidah dan hidup pada induk semang yang lain
meskipun dengan susah payah. Sehingga scabies tergolong penyakit zoonosis,
karena dapat menular dari manusia ke hewan atau sebaliknya.
Gejala
Sarcoptes scabiei menyukai bagian tubuh yang jarang rambutnya, misalnya
daerah perut. Hewan terlihat tidak tenang akibat rasa gatal dengan menggaruk
atau menggosokkan pada benda keras. Rasa gatal tersebut timbul dari adanya
allergen yang merupakan hasil metabolisme Sarcoptes scabiei. Selain itu,
adanya aktifitas Sarcoptes scabiei misalnya berpindah tempat, juga dapat
menyebabkan gatal. Rambut rontok dan patah-patah akibat sering menggaruk pada
bagian yang gatal. Adanya lesi dengan tepi yang tidak merata disertai
keropeng, kulit bersisik dan diikuti terjadinya reruntuhan jaringan kulit.
Nafsu makan hewan turun, dan pada akhirnya akan diikuti penurunan berat badan
sehingga hewan akan tampak kurus.
Diagnosa
Banyak
penyakit kulit yang memiliki gejala yang mirip dengan scabies, diantaranya
demodikosis, dermatitis allergica, eczema, ataupun infeksi jamur dan infeksi
bakteri. Adanya rasa gatal disertai timbulnya lesi dan keropeng yang sulit
untuk membedakan penyakit kulit satu dengan yang lainnya. Untuk menegakkan
diagnosa, sebaiknya dilakukan kerokan kulit dan kemudian diperiksa dengan
mikroskop.
Terapi
Ada dua cara pengobatan yang dapat digunakan, antara lain:
|
Menyediakan Informasi Yang Pastinya Berguna Untuk Anda (Terimakasi Telah Berkunjung DI IBH)
Daftar
▼
No comments:
Post a Comment
Budayakan Berkomentar Atau Bertanya
Silahkan Komentar Di Sini.
Tidak Perlu Mangetik Kata Captcha