Daftar

STRONGYLOIDIASIS



Penyakit  cacing ini dapat menyerang ternak sapi, kuda, babi dan anjing. Parasit ini pada ternak yang disebabkan oleh genus Strongyloides sp. dengan predeleksinya pada usus halus. Penyakit ini bersifat zoonosis ( anjing—ke manusia ). Penyebaran penyakit ini hampir diseluruh dunia terutama pada daerah beriklim tropis penyakit ini lebih sering terjadi.

Etiologi :  Pada ternak Sapi penyakit  disebabkan  S. papillos, Kuda ( S. westeri),
                 Babi ( S. ransomi ) dan pada Anjing dan manusia (S. stercoralis).

Penularan :  penularan penyakit ini pada ternak dapat melalui beberapa cara :
1.      larva infektif menembus kulit
2.      colustrum / air susu
3.      larva infektif mencemari makanan (oral)
4.      autoinfeksi (pada anjing dan manusia)

Patogenesa dan gejala klinis

Infeksi Strongyloides umumnya moderat sampai asymtomatik . cacing dewasa hidup dan menancap dalam pada membran  mukosa usus halus sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada usus halus .
            Tempat predeksi cacing ini adalah pada usus halus, cacing tersebut terutama cacing betina akan menyebabkan iritasi serta peradangan pada mukosa usus halus. Sel-sel epithel banyak yang pecah, kerusakan epithel tersebut akan menyebabkan peningkatan permeabilitas mukosa usus halus sehingga menyebabkan keluarnya protein plasma dari sistem sirkulasi ke lumen usus.
            Penularan transmammary paling umum terjadi sehingga pada anak kuda yang terinfeksi telur cacing ditemukan 10 hari - 2 minggu setelah lahir.  Pada anak babi  2-4 hari setelah lahir. Penularan S. ransomi terjadi melalui larva infektif menembus kulit atau tertelan, tetapi penularan terpenting adalah penularan dari induk ke anak melalui colostrum yang mengandung larva infektif. Gejala klinis yang tampak diare berdarah (disentri), anemia, kekurusan, gangguan respirasi dan pertumbuhan berhenti. Pada babi dewasa betina bila terinfeksi larva infektif melalui kulit/oral maka larva cacing mengalami migrasi trachea dan dewasa setelah 6 hari atau migrasi somatik dan larva terakumulasi/berkumpul pada jaringan lemak didaerah mammae. Apabila terjadi rangsangan pada daerah ambing, maka Larva cacing pada jaringan lemak ini akan dikeluarkan melalui colustrum dan susu dan menularkan pada anak babi. Strongyloidosis pada anak babi dapat bersifat akut terjadi enteritis dengan diarhe berdarah sehingga dapat terjadi kematian anak babi sebelum sapih. Selama masa migrasi gejala klinis yang nampak pada anak babi biasanya batuk-batuk, sakit pada bagian perut dan kematian secara tiba-tiba. Pada anak babi yang menderita penyakit ini secara tajam terjadi penurunan berat badan secara tajam.
Pada anjing periode prepaten berkisar 1 minggu. Pada kasus yang serius dapat terjadi bronchopneumonia dan diarhe profus. Pada infeksi dalam jumlah besar  migrasi larva dapat terjadi perdarahan petichia pada paru-paru akibat pecahnya capiler alveoli.  Infeksi S. stercoralis pada manusia atau mungkin pada anjing dapat terjadi seumur hidup karena penularannya dapat terjadi secara Autoinfeksi.   Ini dapat terjadi beberapa kasus dimana telur cacing yang mengandung larva 1 yang seharusnya keluar bersama feses menetas pada usus dan berkembang menjadi larva filariform dan menembus dinding usus ( internal autoinfeksi) atau melalui kulit daerah perianal (eksternal autoinfeksi).
Diagnosa : untuk mendiagnosa penyakit ini dapat dilakukan berdasarkan gejala klinis yang nampak dan untuk menegakkan diagnosa dapat dilakukan pemeriksaan feses secara mikroskopis untuk menentukan adanya telur cacing yang khas dari Strongyloides sp.  telur cacing yang khas ditandai dengan adanya embrio (larva) di dalam telur, namun pada babi perlu dibedakan dengan telur metastrongylus sp. (cacing paru pada babi ).
Pengobatan :    ivermectine 0,2 mg/kg bb, Thia bendazole 100-150 mg/kgbb selama 3 hari.. dan obat Benzimidazole, febanthel dan levamisol  sangat efektif. Program pengobatan pada induk sebelum melahirkan merupakan langkah efektif untuk menekan terjadinya penularan dari induk ke anak. Ivermectine dan doramectine terbukti efektif pada babi diberikan 16 hari sebelum induk melahirkan.


Text Box: Pertanyaan :
1. sebutkan etiologi penyakit ini pada kuda, sapi, babi dan anjing.
2. infeksi berat pada anak babi gejala klinis apakah yang muncul dan cara penularan melalui apa ?
3. kenapa pada pemeriksaan feses sering ditemukan larva cacing ?
4. kenapa pada anak babi menularan terutama melalui colustrum ?


No comments:

Post a Comment

Budayakan Berkomentar Atau Bertanya
Silahkan Komentar Di Sini.
Tidak Perlu Mangetik Kata Captcha