| 
Telusuri
  Kegagalan Vaksinasi 
Kegagalan
  vaksinasi, suatu hal yang mungkin pernah kita alami dan jika belum pernah
  maka sudah selayaknya kita bersyukur dan berdoa jangan sampai terjadi.
  Kerapkali saat terjadi kegagalan vaksinasi kita langsung mempertanyakan
  bahkan beranggapan bahwa biang keladinya ialah kualitas vaksin yang kurang
  baik.  
Perlu
  menjadi pemahaman kita bersama, keberhasilan vaksinasi bukan hanya ditentukan
  dari kualitas produk yang kita gunakan, melainkan ada beberapa faktor yang
  turut ambil bagian dalam hal itu, diantaranya :  
 
Telusuri
  Kegagalan Vaksinasi 
Terjadinya
  kegagalan vaksinasi yang ditunjukkan dari adanya outbreak penyakit
  perlu kita analisis secara lebih cermat dengan tetap mengedepankan
  objektivitas. Dengan demikian diharapkan hasil analisis tersebut akan sangat
  membantu dan bisa menjadi pedoman pada periode berikutnya. Skema 1
  menunjukkan cara untuk melakukan penelusuran faktor penyebab kegagalan
  vaksinasi.  
 
Munculnya penyakit yang terjadi pada 1-7 hari post
  vaksinasi kemungkinan besar bukan disebabkan kualitas vaksinnya. Dan bukanlah
  kandungan mikroorganisme dalam vaksinnya yang menjadi penyebab terjadinya outbreak
  tersebut.  
Pada < 7 hari post vaksinasi titer
  antibodi belum terbentuk secara optimal atau mencapai standar protektif
  sehingga saat ada infeksi atau serangan bibit penyakit maka ayam belum
  memiliki sistem pertahanan yang kuat, akhirnya ayam sakit. Atau ada
  kemungkinan juga saat pelaksanaan vaksinasi di dalam tubuh ayam baru atau
  telah berlangsung masa inkubasi, yaitu masa dimana awal bibit penyakit
  menginfeksi sampai menimbulkan gejala klinis. 
Vaksin, baik aktif maupun inaktif tidak akan bisa
  menyebabkan ayam sakit. Alasannya ialah kandungan mikroorganisme dalam vaksin
  telah melalui berbagai macam proses untuk menurunkan atau menghilangkan
  keganasan virus namun tetap memiliki kemampuan untuk menstimulasi pembentukan
  titer antibodi. Vaksin aktif misalnya, kandungan mikroorganisme vaksinnya
  telah dilemahkan sehingga tidak akan menyebabkan serangan penyakit.  
·        
  Outbreak
  di > 7 hari post vaksinasi 
Saat serangan atau outbreak penyakit terjadi
  setelah 7 hari vaksinasi maka setidaknya kita perlu melakukan evaluasi
  terhadap teknik vaksinasi yang dilakukan, penyakit yang menyerang, program
  vaksinasi, titer antibodi maupun kualitas produk (vaksinnya).  
- 
  Teknik vaksinasi 
Sebaik
  apa pun kualitas vaksin jika teknik aplikasi atau pemberiannya tidak baik
  maka bisa dipastikan efek pembentukkan titer antibodinya tidak akan optimal.
  Oleh karena itu setiap tahapan persiapan maupun pelaksanaan vaksinasi
  sebaiknya dilakukan secara tepat. Teknik vaksinasi yang kurang tepat,
  misalnya dosis vaksin yang tidak seragam akan memicu munculnya kasus rooling
  reaction misalnya pada ayam seperti mengalami reaksi post vaksinasi yang
  berulang dan titer antibodi yang terbentuk juga tidak seragam  
- 
  Immunosuppressant 
Perlu
  diamati apakah penyakit yang menyerang hanya 1 jenis (tunggal) ataukah
  komplikasi. Bila penyakit komplikasi maka ada kemungkinan salah satu penyakit
  tersebut bersifat immunosuppresive. 
- 
  Program vaksinasi 
Program
  vaksinasi hendaknya disesuaikan dengan umur serangan penyakit. Selain itu
  jenis vaksin juga menentukan program vaksinasinya. Secara umum vaksin aktif
  selambat-lambatnya diberikan 2-3 minggu sebelum umur serangan dan vaksin
  inaktif diberikan 3-4 minggu sebelum umur serangan. Jika jadwal vaksinasi ini
  terlambat atau serangan penyakit lebih cepat maka outbreak bisa
  terjadi karena titer antibodi di dalam tubuh ayam belum mencapai standar
  protektif. Jika jadwal vaksinasi tepat maka sekiranya kita perlu mengevaluasi
  terhadap tata laksana vaksinasi, meliputi cara handling vaksin, dosis
  vaksin dan cara pemberian vaksin. Selain itu perlu diwaspadai tingginya
  tantangan bibit penyakit. Hal tersebut bisa disebabkan penerapan tata laksana
  pemeliharaan dan biosecurity yang kurang baik. Oleh karenanya perlu melakukan
  perbaikan pada tata laksana pemeliharaan dan biosecurity.  
- 
  Kualitas vaksin 
Saat
  ada kasus outbreak kita bisa melakukan evalusi terhadap produk kita.
  Jika outbreak banyak terjadi saat memakai produk itu maka produk
  itulah yang bermasalah. Namun jika hanya terjadi beberapa kasus pada batch
  tersebut maka kita harus melakukan analisis terhadap tata laksana vaksinasi,
  manajemen pemeliharaan dan biosecurity. Penelusuran kegagalan vaksinasi harus
  dilakukan secara objektif dan komprehensif (menyeluruh) sehingga kita bisa
  menemukan akar permasalahannya dengan tidak menyalahkan suatu produk atau
  personal. | 
Menyediakan Informasi Yang Pastinya Berguna Untuk Anda (Terimakasi Telah Berkunjung DI IBH)
Daftar
▼
No comments:
Post a Comment
Budayakan Berkomentar Atau Bertanya
Silahkan Komentar Di Sini.
Tidak Perlu Mangetik Kata Captcha